Waspadai Infeksi Jamur yang Bisa Menyerang Pasien Covid-19
Koinfeksi jamur atau mukormikosis pada pasien Covid-19 patut diwaspadai sejak dini karena dapat meningkatkan risiko kerusakan organ hingga kematian.
Oleh
DEONISIA ARLINTA
·4 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Infeksi jamur sistemik atau mukormikosis pada pasien Covid-19 yang menyebabkan kelainan jaringan berwarna hitam perlu diwaspadai. Pasien yang terinfeksi jamur ini berisiko mengalami komplikasi yang lebih berat serta berisiko tinggi.
Ketua Pusat Mikosis Paru Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia-Rumah Sakit Persabahatan (FKUI-RS Persahabatan) Anna Rozaliyani mengatakan, kewaspadaan akan potensi infeksi mukormikosis pada pasien Covid-19 muncul setelah adanya laporan lonjakan kasus yang terjadi di India. Sejumlah laporan bahkan menunjukkan infeksi ini terjadi pada pasien yang sudah dinyatakan sembuh.
”Sistem imun pasien yang baru sembuh dari Covid-19 biasanya belum sepenuhnya pulih. Akibatnya, risiko infeksi jamur sistemik termasuk mukormikosis masih tinggi. Mukormikosis ini berpotensi menimbulkan komplikasi yang memperberat kondisi pasien serta dapat meningkatkan risiko kematian,” katanya di Jakarta, Kamis (3/6/2021).
Menurut Anna, istilah jamur hitam yang sering digunakan untuk penyebutan mukormikosis dinilai tidak tepat karena mukormikosis bukan termasuk pada kelompok jamur hitam. Namun, infeksi mukormikosis bisa menimbulkan kerusakan jaringan, menjadikannya berwarna kehitaman.
Mukormikosis merupakan penyakit langka, tetapi berpotensi tinggi menimbulkan kematian. Angka kematian dari pasien yang terinfeksi jamur ini bervariasi, berkisar 46-96 persen, bergantung pada kondisi pasien dan jenis jamur yang menyerang.
Lonjakan kasus dari penyakit ini di India seiring dengan melonjaknya kasus Covid-19 di negara tersebut. Pada Mei 2021 dilaporkan ada lebih dari 9.000 kasus di India. Sementara di Indonesia, data yang dilaporkan masih minim. Keterbatasan laboratorium pemeriksaan menjadi salah satu penyebabnya.
Oleh karena itu, Anna menilai, kewaspadaan klinis serta ketelitian dokter menjadi langkah awal diagnosis dini adanya mukormikosis. Tanda klinis yang biasanya timbul adalah terjadinya kematian jaringan atau nekrosis secara cepat. Kondisi ini terjadi akibat penyebaran jamur yang masif sehingga pembuluh darah dan trombosis menjadi rusak. Selain itu, pasien juga akan mengalami kelainan jaringan berwarna kehitaman (black eschar).
Diagnosis mukormikosis bisa ditentukan berdasarkan riwayat kesehatan pasien termasuk dengan mengetahui faktor risko, gejala penyakit dan pemeriksaan fisik, serta pemeriksaan penunjang, khususnya pemeriksaan mikologi.
”Sebelum pandemi, kasus di Indonesia memang tidak banyak, yakni tidak sampai 50 kasus. Namun, fatalitas yang ditimbulkannya amat tinggi, yang biasanya disebabkan keterlambatan penanganan. Kita harus tetap waspada,” ujar Anna.
Ia menuturkan, faktor risiko yang menyebabkan mukormikosis rentan terjadi pada pasien Covid-19, antara lain, kelumpuhan sistem imun sehingga tubuh sulit melawan infeksi jamur, kondisi diabetes melitus tidak terkontrol, pemberian kortikosteroid yang masif dalam waktu lama, serta penggunaan obat antiinflamasi seperti tocilizumab. Infeksi jamur ini juga bisa muncul dari lingkungan sekitar pasien serta kontaminasi pada fasilitas atau peralatan di rumah sakit.
Sistem imun pasien yang baru sembuh dari Covid-19 biasanya belum sepenuhnya pulih. Akibatnya, risiko infeksi jamur sistemik termasuk mukormikosis masih tinggi. Mukormikosis berpotensi menimbulkan komplikasi yang memperberat kondisi pasien serta dapat meningkatkan risiko kematian.
Gejala yang muncul pada pasien yang terinfeksi mukormikosis berbeda-beda, tergantung dari bagian tubuh mana yang terinfeksi, seperti rinoserebral yang menyerang rongga sinus dan paru, gastrointestinal yang menyerang saluran cerna, kulit yang menyerang luka pada kulit, serta diseminata yang menyebar melalui aliran darah menuju organ lain, termasuk otak, limpa, dan jantung.
Mukormikosis rinoserebral merupakan jenis yang paling banyak ditemukan. Adapun gejala dari mukormikosis rinoserebral adalah wajah bengkak pada satu sisi, sakit kepala, hidung tersumbat, demam, dan terjadi kelainan berwarna hitam pada hidung ataupun mulut bagian atas.
Anna menyatakan, mukormikosis bisa dicegah dengan meningkatkan kewaspadaan klinis. Penggunaan obat yang berpotensi menurunkan imunitas juga perlu dibatasi, termasuk pada penggunaan kortikosteroid. Pengendalian kadar gula darah serta status diabetes pasien pun penting dilakukan.
”Masyarakat juga perlu menghindari area yang banyak debu, kontak langsung dengan bangunan rusak karena air dan banjir, serta membersihkan luka dengan baik jika terkena tanah dan debu. Masyarakat juga harus menghindari mengonsumsi obat seperti deksametason ataupun kortikosteroid tanpa resep atau petunjuk dokter,” tuturnya.
Ketua Umum Perhimpunan Dokter Paru Indonesia (PDPI) Agus Dwi Susanto menambahkan, infeksi mukormikosis pada pasien yang sudah sembuh dari Covid-19 perlu menjadi perhatian dari adanya gejala tetap akibat Covid-19. Pasien bisa mengalami sindrom akut pascacovid atau post-acute covid syndrome jika gejala muncul setelah dua minggu serta sindrom kronik pascacovid atau post-covid chronic syndrome jika gejala terjadi lebih dari 12 minggu.
Berdasarkan survei yang dilakukan terhadap 419 pasien Covid-19 pada Desember 2021-Januari 2021 di Rumah Sakit Umum Pusat Persahabatan, sebanyak 61,8 persen pasien mengalami sindrom akut pascacovid. Artinya, lebih dari setengah pasien dengan gejala sedang dan berat mengalami gejala yang menetap setidaknya dua minggu setelah dinyatakan sembuh.
Secara terpisah, Wakil Menteri Kesehatan Dante Saksono Harbuwono menuturkan, pemerintah berupaya menyediakan layanan untuk rehabilitasi pasien yang mengalami gejala tetap setelah terinfeksi virus penyebab Covid-19. Rehabilitasi ini meliputi rehabilitasi fungsi paru serta fungsi organ lain yang kemungkinan terdampak oleh Covid-19.
”Rehabilitasi ini dilakukan dengan upaya kontrol ke fasilitas kesehatan. Walaupun sudah sembuh, pasien tetap harus melakukan kontrol untuk diedukasi bagaimana mengatur kondisi long covid agar bisa kembali baik,” ucapnya.