Generasi Milenial Bisa Berdonasi untuk Membantu Konservasi Mangrove
Generasi milenial dapat berperan dalam pelestarian lingkungan hidup, termasuk perlindungan mangrove, salah satunya dengan berdonasi. Tindakan ini akan memudahkan restorasi mangrove.
Oleh
PRADIPTA PANDU
·3 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Peran generasi muda sangat penting dalam menjaga lingkungan, termasuk pada kegiatan konservasi mangrove. Salah satu tindakan yang dapat dilakukan adalah melalui donasi yang akan memudahkan konservasionis dalam merestorasi mangrove.
Direktur Pengembangan dan Marketing Yayasan Konservasi Alam Nusantara (YKAN) Ratih Loekito menyampaikan, hutan mangrove merupakan suatu ekosistem yang penting karena memiliki bermacam fungsi, termasuk menjaga bibir pantai dan mencegah terjadinya abrasi. Mangrove juga menjadi tempat berkembang biak biota laut dan area persinggahan burung-burung migrasi.
”Mangrove mempunyai kemampuan menyimpan karbon tiga sampai lima kali lebih banyak dari hutan daratan pada luasan yang sama sehingga berperan strategis dalam mitigasi perubahan iklim. Akan tetapi, mangrove juga memiliki kemampuan mengeluarkan emisi karbon jika dirusak,” ujarnya dalam diskusi daring bertajuk ”Mangrove untuk Masa Depan”, Jumat (28/5/2021).
Berdasarkan data Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK), luas mangrove di Indonesia mencapai 3,3 juta hektar atau 23 persen dari total luas mangrove yang ada di dunia. Namun, mangrove di Indonesia juga mengalami degradasi dan sekitar 600.000 hektar dalam keadaan kritis.
Berdasarkan hasil kajian Pusat Penelitian Kehutanan Internasional (Cifor), saat ini ekosistem mangrove Indonesia mengalami tekanan dengan ancaman degradasi tinggi mencapai 52.000 hektar per tahun. Ancaman tersebut diakibatkan oleh alih fungsi lahan, pencemaran limbah, penebangan liar, dan meningkatnya laju abrasi.
Ratih menegaskan, upaya menjaga dan memperbaiki lingkungan, termasuk mangrove, tidak bisa langsung dilihat hasilnya saat ini. Restorasi mangrove merupakan suatu upaya untuk menyelamatkan lingkungan sekaligus generasi beberapa tahun ke depan.
”Peran generasi milenial sangat penting dalam konservasi mangrove karena mereka terhubung satu sama lain. Jadi, hal ini tidak bisa hanya dilakukan pemerintah atau organisasi non-pemerintah. Sekecil apa pun bantuan dari generasi milenial, pasti akan sangat berdampak,” katanya.
Ramon Y Tungka, salah satu aktor yang menaruh perhatian terhadap isu lingkungan, menyatakan, aksi nyata yang perlu dilakukan oleh generasi muda adalah terlebih dahulu melakukan observasi tentang kerusakan alam. Dengan mengetahui sejumlah aspek yang merusak lingkungan, semua pihak dapat turut terlibat melalui perannya masing-masing.
”Jika tempat tinggal generasi muda jauh dari wilayah mangrove, mereka bisa juga berdonasi pada organisasi non-pemerintah yang bergerak di bidang konservasi. Kita bisa melakukan donasi untuk penanaman ataupun perawatan mangrove yang pada akhirnya akan menginisiasi proyek baru,” ujarnya.
Peran generasi milenial sangat penting dalam konservasi mangrove karena mereka terhubung satu sama lain. Jadi, hal ini tidak bisa hanya dilakukan pemerintah atau organisasi non-pemerintah. Sekecil apa pun bantuan dari generasi milenial, pasti akan sangat berdampak.
Namun, ia menekankan bahwa upaya menjaga dan merawat jauh lebih penting dibandingkan menanam mangrove. ”Jauh lebih baik lagi setelah melakukan donasi atau dukungan lain, perlu mengubah tingkah laku kita. Bisa jadi kerusakan mangrove disebabkan dari kebiasaan kita,” ucapnya.
CEO Ayobantu Agnes Yuliavitriani menyayangkan bahwa isu lingkungan tidak terlalu populer dalam kampanye di platform Ayobantu dibandingkan dengan isu kesehatan dan sosial. Ia menilai, hal ini disebabkan dampaknya yang tidak langsung dirasakan masyarakat.
”Isu seperti sosial, bencana, dan kesehatan termasuk populer karena urgensinya yang sangat dibutuhkan. Padahal, isu seperti lingkungan juga harus dijaga mulai dari sekarang sehingga yang nanti merasakan anak atau cucu kita,” tambahnya.