Upaya anak muda terlibat dalam perencanaan pembangunan rendah emisi dilakukan sejumlah komunitas. Salah satunya dengan membangun wirausaha sosial yang menerapkan prinsip keberlanjutan lingkungan.
Oleh
PRADIPTA PANDU
·3 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Banyak anak muda kini memanfaatkan peluang ekonomi dengan mengolah produk yang mempertahankan praktik kearifan lokal dalam setiap proses produksi hingga distribusinya. Selain berdampak pada aspek sosial ekonomi, bisnis yang digagas anak muda ini pun dapat menjaga lingkungan dan menanggulangi dampak perubahan iklim.
Salah satu usaha rintisan yang fokus mengolah produk lestari dan dikelola anak muda ialah Duanyam. Usaha yang bergerak untuk membawa dampak positif bagai masyarakat atau wirausaha sosial (sociopreneur) ini fokus pada memberdayakan perempuan di Flores, Nusa Tenggara Timur, melalui sejumlah kerajinan anyaman.
Manajer Produk Krealogi Duanyam, Wilda Romadona, dalam webinar bertajuk ”Kolaborasi Civil Society Organization dan Anak Muda Beraksi untuk Perubahan Iklim”, Sabtu (22/5/2021), mengatakan, Duanyam memiliki visi untuk mempromosikan budaya khususnya anyaman karya dari perempuan di desa. Dari pemberdayaan ini, perempuan atau ibu-ibu di desa memiliki kesempatan untuk memperoleh pendapatan tambahan.
Duanyam juga menjalin kerja sama dengan Badan Restorasi Gambut dan Mangrove (BRGM) untuk mengembangkan produk yang berdampak lingkungan di salah satu daerah di Kalimantan. Hal ini bertujuan untuk mendorong pengelolaan lahan gambut berkelanjutan dengan meningkatkan nilai perkebunan rumput purun.
”Pengelolaan rumput purun di lahan masyarakat dapat mengurangi risiko konversi lahan. Sebab, banyak petani mengonversi lahannya karena menilai rumput purun tidak bernilai jual. Akhirnya, kami memfasilitasi agar rumput purun bisa dikonversi menjadi anyaman,” katanya.
Inovasi ekonomi atau bisnis hijau lainnya dari anak muda yang dapat mendukung lingkungan juga dilakukan Bagas Kusuma Jati dengan membuat Cupkita. Cupkita merupakan jasa penyedia cangkir kopi yang dapat digunakan kembali. Bisnis hijau ini dilandasi dari banyaknya sampah gelas minuman sekali pakai yang banyak dipakai di kafe-kafe.
Cupkita memiliki aplikasi yang bisa digunakan penyewa untuk memesan dan meminjam cangkir. Penyewa diharuskan memberikan deposit sebelum menyewa. Setelah mengisi semua data, penyewa dapat mengambil dan menggunakan cangkir yang telah disediakan di tempat yang ditentukan.
”Tantangan terbesar dalam bisnis ini ialah membalikkan pandangan masyarakat. Sebab, selama ini kebiasaan masyarakat membeli kopi, bayar, dan selesai. Sementara meminjam cangkir jelas memberikan langkah tambahan. Jadi, tantangannya memang mengajak orang-orang agar meminjam dan mengembalikan,” tuturnya.
Peran komunitas
Kepedulian anak muda terhadap sosial, ekonomi, dan lingkungan juga ditunjukkan Bea Bethari beserta rekan-rekannya untuk membuat kumpulan bernama Rumah Bentala. Kumpulan ini dibentuk untuk mewadahi semua pihak yang memiliki produk untuk mendukung keberlanjutan Bumi dan ramah lingkungan.
”Sebelum kami menjual produk, kami ada kurasi agar diketahui asal-usulnya. Jadi, semua produk yang ada, mulai dari sayuran, produk hutan, dan lainnya, selalu ditanya proses awal distribusinya. Memang, terlihat lebih rumit, tetapi ini untuk menjamin produk yang berkelanjutan di Rumah Bentala,” ujarnya.
Tantangan terbesar dalam bisnis ini ialah membalikkan pandangan masyarakat.
Upaya mengajak anak muda dalam perencanaan pembangunan rendah emisi juga dilakukan sejumlah komunitas dan organisasi kemasyarakatan, salah satunya Lingkar Temu Kabupaten Lestari. Direktur Eksekutif Lingkar Temu Kabupaten Lestari Gita Syahrani mengatakan, saat ini banyak anak muda di sejumlah daerah terlibat dalam perencanaan pembangunan, salah satunya menginisiasi kampanye pengurangan sampah plastik.
”Siak (Riau) mengeluarkan peraturan bupati tentang Siak hijau yang berisi visi lestari atau visi hijau. Siak hijau ini sebenarnya dilatarbelakangi perjuangan masyarakat sipil dan kaum muda untuk mendorong agar Siak tidak menjadi daerah dengan titik api kebakaran hutan dan lahan terbanyak,” ujarnya.