Dalam studi terbaru, rahasia seseorang panjang umur hingga lebih dari 100 tahun terungkap. Para peneliti menemukan orang yang hidup lebih dari 105 tahun memiliki latar belakang genetika unik.
Oleh
Evy Rachmawati
·5 menit baca
Hasrat manusia menyingkap misteri panjang usia tak kunjung surut. Berbagai cara dilakukan demi berburu resep agar hidup hingga lebih dari 100 tahun. Tak terkecuali penjelajah dunia asal Spanyol, Juan Ponce de Leon, yang berburu air mancur awet muda bertahun-tahun pada masa petualangannya tahun 1493.
Beberapa dekade terakhir, harapan hidup penduduk di negara maju dan berkembang terus meningkat. Mengutip weforum.org, situs resmi World Economic Forum, Perserikatan Bangsa-Bangsa memperkirakan jumlah centenarian atau orang berusia 100 tahun lebih di seluruh dunia naik menjadi 573.000 orang pada 2021.
Amerika Serikat menjadi rumah bagi sekitar 97.000 centenarian atau angka absolut tertinggi di dunia. Sementara Jepang memiliki tingkat centenarian tertinggi dengan 0,06 persen dari populasi berusia 100 tahun atau lebih. Kane Tanaka, perempuan tertua di dunia, tinggal di Jepang dan berusia 117 tahun.
Mengutip WebMD, seiring bertambahnya jumlah centenarian, para peneliti ingin tahu apa yang membedakan mereka dari orang lain yang hidup rata-rata berusia 80 tahun. Tentu olahraga, pola makan yang baik, dan pilihan hidup sehat lain turut memengaruhi. Akan tetapi, riset menunjukkan gen juga cukup penting.
Pengaruh genetika
Dalam studi terbaru, rahasia seseorang panjang umur hingga lebih dari 100 tahun akhirnya terungkap. Para peneliti menemukan orang yang hidup lebih dari 105 tahun memiliki latar belakang genetika unik yang membuat tubuh mereka lebih efisien dalam memperbaiki DNA.
Studi yang dipublikasikan di eLife tersebut untuk pertama kali mengungkap bahwa orang-orang dengan umur panjang ekstrem memiliki genom yang diterjemahkan dengan amat rinci. Hal itu memberikan petunjuk mengapa mereka hidup begitu lama dan berhasil menghindari penyakit yang berkaitan dengan usia.
”Penuaan merupakan faktor risiko umum untuk beberapa penyakit dan kondisi kronis,” kata Paolo Garagnani, Associate Profesor di Department of Experimental, Diagnostic, and Specialty Medicine University of Bologna, Italia, yang juga penulis pertama studi tersebut, kepada Sciencedaily, Selasa (4/5/2021).
”Kami mempelajari genetika sekelompok orang yang hidup di atas 105 tahun dan membandingkannya dengan sekelompok orang dewasa lebih muda dari daerah sama di Italia. Sebab, orang-orang lebih muda ini cenderung menghindari banyak penyakit terkait usia sehingga jadi contoh terbaik penuaan sehat,” tuturnya.
Garagnani dan kolega, bekerja sama dengan sejumlah kelompok riset di Italia dan tim peneliti dipimpin Patrick Descombes di Nestlé Research di Lausanne, Swiss. Mereka merekrut 81 orang semi-supercentenarian (usia 105 tahun atau lebih dan supercentenarian (usia 110 tahun atau lebih) dari seberang semenanjung Italia.
Kemudian, tim peneliti membandingkannya dengan 36 orang sehat berusia rata-rata 68 tahun dari daerah sama. Mereka mengambil sampel darah dari semua partisipan dan mengurutkan seluruh genom untuk mencari perbedaan gen antara kelompok lebih tua dan yang lebih muda.
Selanjutnya mereka memeriksa ulang hasil baru mereka dengan data genetika dari studi lain yang diterbitkan sebelumnya yang menganalisis 333 orang Italia berusia di atas 100 tahun dan 358 orang berusia sekitar 60 tahun.
Varian yang sama
Mereka mengidentifikasi lima perubahan genetika umum lebih kerap terjadi pada kelompok usia 105 tahun atau lebih ataupun 110 tahun atau lebih antara dua gen disebut COA1 dan STK17A. Saat memeriksa silang dengan data yang dipublikasikan, mereka menemukan varian sama pada orang berusia di atas 100 tahun.
Data yang didapat dari analisis komputasi memperkirakan, variabilitas genetik ini kemungkinan memodulasi ekspresi tiga gen berbeda. Perubahan genetik paling sering terlihat dikaitkan peningkatan aktivitas gen STK17A di sejumlah jaringan.
Gen itu terlibat di tiga area penting bagi kesehatan sel, yakni mengoordinasikan respons sel pada kerusakan DNA, mendorong sel rusak untuk menjalani kematian sel terprogram, dan mengelola jumlah spesies oksigen reaktif berbahaya dalam sel. Proses ini terlibat pertumbuhan banyak penyakit seperti kanker.
Perubahan genetika paling sering juga terkait berkurangnya aktivitas gen COA1 di sejumlah jaringan. Gen ini diketahui penting untuk crosstalk yang tepat antara inti sel dan mitokondria, pabrik penghasil energi di sel kita yang disfungsi menjadi faktor kunci dalam penuaan.
Selain itu, wilayah genom sama terkait peningkatan ekspresi BLVRA di beberapa jaringan—gen penting bagi kesehatan sel karena perannya menghilangkan spesies oksigen reaktif yang berbahaya.
”Studi sebelumnya menunjukkan, perbaikan DNA menjadi salah satu mekanisme yang memungkinkan umur lebih panjang di seluruh spesies,” kata Cristina Giuliani, Asisten Profesor Senior di Laboratorium Antropologi Molekuler Departemen Ilmu Biologi, Geologi, dan Lingkungan Universitas Bologna dan penulis senor riset itu.
Hasil riset kami menunjukkan, mekanisme perbaikan DNA dan beban mutasi rendah pada gen tertentu adalah dua mekanisme sentral yang melindungi orang berumur panjang ekstrem dari penyakit terkait usia.
Menurut Cristina, hal ini juga berlaku pada manusia dan data menunjukkan keragaman alami pada manusia yang mencapai dekade terakhir kehidupan, sebagian di antaranya terkait variabilitas genetik yang memberi kemampuan khusus untuk mengelola kerusakan sel secara efisien selama perjalanan hidup mereka.
Tim juga mengukur jumlah mutasi yang terjadi secara alami yang dikumpulkan orang-orang di setiap kelompok usia sepanjang hidup mereka. Hasilnya, orang-orang berusia 105 tahun atau lebih ataupun 110 tahun atau lebih memiliki beban mutasi jauh lebih rendah pada enam dari tujuh gen yang diuji.
Orang-orang ini tampaknya menghindari peningkatan mutasi yang mengganggu terkait usia. Hal ini kemungkinan berkontribusi dalam melindungi mereka dari penyakit, seperti penyakit jantung.
”Studi ini merupakan sekuensing genom utuh pertama dengan umur panjang ekstrem dengan cakupan tinggi yang memungkinkan kami untuk melihat perubahan genetika yang diwariskan dan yang terjadi secara alami pada orang lanjut usia,” kata Massimo Delledonne, Profesor di Universitas Verona.
”Hasil riset kami menunjukkan, mekanisme perbaikan DNA dan beban mutasi rendah pada gen tertentu adalah dua mekanisme sentral yang melindungi orang berumur panjang ekstrem dari penyakit terkait usia,” kata penulis senior Claudio Franceschi, Profesor Emeritus Imunologi di universitas itu dari Bologna.
Jadi, apakah Anda akan memenangi lotre genetik untuk hidup seabad penuh, bahkan lebih lama lagi? Kita masih menanti sains membuka rahasia lebih dalam untuk menyebarkan kekayaan genetik.