Momen Penting, Amerika Serikat Berbalik Dukung Pengabaian Paten Vaksin Covid-19
Persetujuan Amerika Serikat, negara penting produsen vaksin Covid-19, untuk membebaskan hak kekayaan intelektual dinilai sebagai langkah penting. Ini patut diapresiasi mengingat keterbatasan produksi vaksin selama ini.
Oleh
Ahmad Arif
·2 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Amerika Serikat akhirnya menyetujui pembebasan hak kekayaan intelektual vaksin Covid-19 sehingga bisa bebas diproduksi oleh negara-negara berkembang yang membutuhkan vaksin selama pandemi. Organisasi Kesehatan Dunia atau WHO beranggapan, langkah ini sebagai momen penting dalam perang melawan Covid-19.
Sikap Amerika Serikat ini disampaikan perwakilan perdagangan Presiden AS Joe Biden, Katherine Tai, dalam pernyataan tertulis pada Rabu (5/5/2021) waktu Washington atau Kamis (6/5/2021) di Indonesia. Katherine Tai berjanji akan menyampaikan sikap ini saat bernegosiasi di Organisasi Perdagangan Dunia (WTO).
”Ini adalah krisis kesehatan global, dan keadaan luar biasa dari pandemi Covid-19 menyerukan tindakan luar biasa,” kata Katherine Tai.
Menurut Tedros, hal ini juga mencerminkan ’kebijaksanaan dan kepemimpinan moral Amerika Serikat’.
Menurut dia, tujuan utama pembebasan hak kekayaan intelektual ) ini ialah memberikan vaksin yang aman dan efektif kepada sebanyak mungkin orang dan secepat mungkin. ”Karena pasokan vaksin untuk rakyat Amerika terjamin, pemerintah akan terus meningkatkan upayanya, bekerja dengan sektor swasta dan semua mitra yang mungkin, untuk memperluas produksi dan distribusi vaksin. Termasuk juga untuk meningkatkan bahan mentah yang dibutuhkan untuk memproduksi vaksin tersebut,” ucapnya.
Namun, Katherine Tai mengatakan, negosiasi di WTO akan memakan waktu. AS juga akan terus mendorong peningkatan produksi dan distribusi vaksin, dan bahan mentah yang diperlukan untuk membuatnya, di seluruh dunia.
Sebelumnya, pada masa kepemimpinan Presiden AS Donald Trump, AS, Inggris, dan Uni Eropa memblokir negosiasi WTO tentang proposal yang diajukan oleh India dan Afrika Selatan agar membebaskan perlindungan atas beberapa paten dan teknologi serta meningkatkan produksi vaksin Covid-19 di negara berkembang. Pemerintah AS menggelontorkan miliaran dollar untuk penelitian dan pembelian vaksin Covid-19 tahun lalu ketika suntikan masih dalam tahap awal pengembangan.
Sekretaris Jenderal Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) Tedros Adhanom Ghebreyesus, di akun Twitter-nya, menyebut langkah Biden sebagai ”momen monumental dalam perang melawan Covid-19”. Menurut Tedros, hal ini juga mencerminkan ”kebijaksanaan dan kepemimpinan moral Amerika Serikat”.
Namun, seperti ditulis Reuters, kalangan industri farmasi tidak menyetujui hal ini. Perusahaan farmasi yang mengerjakan vaksin telah melaporkan pendapatan dan keuntungan yang tajam selama krisis. Dengan adanya pernyataan ini, saham pembuat vaksin Moderna Inc dan Novavax Inc turun beberapa persen dalam perdagangan reguler meskipun saham Pfizer Inc hanya turun sedikit.
Biden sebelumnya mendukung agar vaksin bisa dibebaskan patennya selama kampanye pemilihan presiden 2020. Dia juga berjanji untuk terlibat kembali dengan dunia setelah empat tahun selama kepemimpinan mantan Presiden Donald Trump yang berseberangan dengan WHO.