Waspada Peningkatan Kasus, Pergerakan Masyarakat Perlu Ditekan
Kasus konfirmasi positif Covid-19 di Indonesia mengalami kenaikan 2,67 persen selama seminggu terakhir. Keterisian tempat tidur di sejumlah rumah sakit vertikal milik pemerintah juga mulai meningkat.
Oleh
DEONISIA ARLINTA
·3 menit baca
JAKARTA, KOMPAS – Kasus baru Covid-19 mulai mengalami peningkatan. Jumlah keterisian tempat tidur untuk layanan Covid-19 juga bertambah. Hal ini perlu diantisipasi dengan lebih membatasi pergerakan masyarakat, baik dari dalam negeri maupun luar negeri.
Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin di Jakarta, Jumat (23/4/2021) mengatakan, kasus konfirmasi positif Covid-19 di Indonesia mengalami kenaikan 2,67 persen selama seminggu terakhir. Keterisian tempat tidur di sejumlah rumah sakit vertikal milik pemerintah juga mulai meningkat, terutama di wilayah Sumatera, DKI Jakarta, dan Jawa Barat.
“Kenaikan yang terjadi memang masih di bawah batas BOR (tingkat keterisian tempat tidur). Namun, kita harus tetap waspada supaya jangan sampai kendor protokol kesehatannya untuk menghindari lonjakan kasus yang di negara lain, seperti India,” ucapnya.
Pengawasan di pintu masuk negara juga diperkuat untuk menekan potensi penularan Covid-19 dari luar negeri. Pengawasan itu terutama pada masyarakat yang baru kembali ataupun pernah mengunjungi wilayah India dalam kurun waktu 14 hari. Kewaspadaan ini dilakukan karena kasus penularan di India sangat tinggi dengan berbagai mutasi virus yang ditemukan.
Budi mengungkapkan, WNA yang visanya tidak diterbitkan maka tidak bisa masuk ke wilayah Indonesia. Namun, WNI masih bisa masuk dengan wajib mengikuti protokol kesehatan yang ketat, antara lain menjalani karantina selama 14 hari serta melakukan tes usap RT-PCR sebanyak dua kali pada awal dan akhir karantina.
“Kita juga akan ambil sampel sekuensing genome untuk melihat adanya kemungkinan mutasi virus yang dibawa,” ucapnya.
Penguatan surveilans genomik ini penting untuk diperkuat di pintu masuk negara. Sejak Januari 2021 ditemukan tiga kasus varian virus Sars-CoV-2 penyebab Covid-19 yang menjadi perhatian Organisasi Kesehatan Dunia (WHO). Tiga kasus tersebut ditemukan membawa varian virus B.1.1.7 yang memiliki tingkat penularan yang lebih tinggi. Varian ini dibawa oleh pekerja migran Indonesia yang datang dari Arab Saudi. Jejaring surveilans genomik di Indonesia telah melaporkan 1.191 sekuens Sars-CoV-2 ke GISAID.
Surveilans bukan hanya dilakukan pada mereka yang sekarang ini mendarat dari India misalnya, tapi juga sejak sebulan kebelakang sejak pertengahan Maret 2021. (Tjandra Yoga Aditama)
Terkait dengan kedatangan WNA dari India pada 21 April 2021, Budi menyampaikan, dari 127 WNA tersebut sebanyak 12 orang terkonfirmasi positif Covid-19. “Dari 12 kasus yang positif itu kami masih lakukan pemeriksaan genomik dan hasilnya belum keluar,” katanya.
Laporan harian Satuan Tugas Penangan Covid-19 mencatat kasus baru yang terkonfirmasi positif Covid-19 bertambah sebanyak 5.436 kasus dengan 174 kematian pada 23 April 2021. Total kasus di Indonesia menjadi 1,6 juta kasus dengan 44.346 kasus kematian.
Guru Besar Fakultas Kedokteran UI yang juga mantan Direktur Penyakit Menular Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) Asia Tenggara Tjandra Yoga Aditama menyampaikan, pemerintah Indonesia perlu meningkatkan kewaspadaan dari kedatangan WNA. Semua orang yang masuk ke Indonesia, termasuk dari India harus menjalani karantina dahulu sebelum dapat beraktivitas. Pelaksanaan karantina ini harus berlangsung ketat sesuai aturan yang berlaku.
Selain itu, pengawasan juga perlu dilakukan pada masyarakat yang sudah datang sejak beberapa waktu sebelumnya. Hal ini juga dilakukan oleh pemerintah Singapura yang melakukan pemeriksaan genomik pada masyarakat yang datang dari luar negeri dalam kurun waktu satu bulan sebelumnya.
“Surveilans bukan hanya dilakukan pada mereka yang sekarang ini mendarat dari India misalnya, tapi juga sejak sebulan kebelakang sejak pertengahan Maret 2021,” ujar Tjandra.
Menurut dia, peningkatan jumlah pemeriksaan whole genome sequencing menjadi kunci utama untuk mengidentifikasi kemungkinan varian dan mutasi baru yang masuk ke Indonesia. Pengawasan dari kedatangan orang dari luar negeri ini juga harus diperkuat dengan upaya pengendalian di dalam negeri. Upaya 3M (memakai masker, mencuci tangan, dan menjaga jarak), 3T (pelacakan, testing, dan isolasi), serta vaksinasi harus terus digiatkan.