Artis dan musisi serta pesohor lainnya dapat berperan besar menggerakkan pengikutnya atau penggemarnya untuk memiliki pola hidup ramah lingkungan. Kampanye ini diharapkan bisa membantu mengamplifikasi berbagai kebaikan.
Oleh
PRADIPTA PANDU
·3 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Hari Bumi yang diperingati setiap tanggal 22 April menjadi momentum bagi para pekerja seni, seperti musisi dan artis, untuk lebih peduli terhadap lingkungan. Aksi lingkungan dari para musisi dan artis dapat meletup semangat masyarakat melakukan hal serupa karena mereka memiliki ribuan hingga jutaan pengikut di media sosial.
Salah satu musisi yang selalu konsisten menyuarakan isu lingkungan sejak beberap tahun lalu adalah band Slank. Gitaris Slank, Abdee Negara, mengatakan, kalangan artis atau selebritas sangat penting menyuarakan isu lingkungan karena memiliki kemampuan untuk mengajak masyarakat. Ia juga menyadari bahwa ajakan saja tidak cukup jika tidak disertai dengan aksi nyata seperti mengurangi sampah plastik dari diri sendiri.
”Upaya terpenting terutama untuk orang-orang yang memiliki kemampuan bersuara lebih seperti artis untuk bersama-sama menyuarakan isu lingkungan ini. Semakin banyak yang menyuarakan, maka semakin besar pula dampaknya. Sebenarnya masyarakat kita mau bergerak asalkan paham apa dampaknya bagi mereka,” ujarnya dalam konferensi pers secara daring, Kamis (22/4/2021).
Kerusakan atau bencana alam sebenarnya lebih banyak disebabkan oleh tangan manusia. Jadi, alam akan baik seandainya kita juga baik. (Bimbim)
Selain memiliki kemampuan bersuara di publik, kata Abdee, kalangan musisi dan artis juga relatif memiliki jumlah jutaan pengikut di media sosial. Satu tindakan dari artis dalam menyebarkan semengat menjaga lingkungan akan memiliki efek panjang.
Dalam memperingati Hari Bumi 2021, Slank berkolaborasi dengan Yayasan Econusa merilis lagu dan video klip terbaru dari Slank yang berjudul Seleksi Alam. Ini merupakan salah satu lagu yang masuk dalam album terbaru Slank bertajuk Vaksin.
Personel Slank lainnya, Bimbim, menyatakan, lagu yang ditulis tahun lalu ini bercerita soal teguran kepada manusia bahwa saat ini sudah banyak tanda seleksi dan kerusakan alam yang tidak disadari. ”Kerusakan atau bencana alam sebenarnya lebih banyak disebabkan oleh tangan manusia. Jadi, alam akan baik seandainya kita juga baik,” katanya.
Vokalis Slank, Kaka, mengakui bahwa saat meluncurkan sebuah karya, Slank selalu mencari berusaha momentum yang pas agar visi dan misi dalam karya tersebut lebih terangkat atau tersampaikan ke publik. Oleh karena itu, mereka meluncurkan lagu dan video klip bertepatan dengan Hari Bumi sekaligus mengampanyekan isu lingkungan.
CEO Yayasan Econusa Bustar Maitar mengatakan, pihaknya menggandeng Slank untuk berkampanye karena band tersebut telah lama menggaungkan isu lingkungan dan sosial. Konsistensi Slank terhadap isu lingkungan ini dinilai akan menjadi daya tarik masyarakat untuk senantiasa menjaga lingkungan.
”Ini merupakan semangat kebersamaan untuk menjaga hutan dan lingkungan yang tersisa sebelum kita semua terseleksi oleh alam. Artinya, yang tidak ramah terhadap alam akan terseleksi,” ujarnya.
Selain meluncurkan lagu dan video klip bersama Slank, Econusa melakukan kampanye penyelamatan hutan Maluku dan Papua. Menurut Bustar, kampanye ini dilakukan karena setengah dari hutan Indonesia yang masih tersisa berada di Maluku dan Papua. Upaya menjaga jauh lebih mudah dan efektif dibandingkan harus melakukan reboisasi ke depan.