Perempuan Berperan Penting Jaga Kesehatan Keluarga
Pertumbuhan serta pembentukan karakter seorang anak sangat bergantung pada peran ibu di keluarga. Sejak dalam kandungan hingga anak itu menjadi lansia, kualitasnya bisa ditentukan oleh asupan gizi sang ibu.
Oleh
DEONISIA ARLINTA
·3 menit baca
KOMPAS/KORNELIS KEWA AMA
Seorang ibu korban penggusuran sedang memberi makan anak bayi di hutan, saat mengungsi, setelah rumah mereka digusur paksa.
JAKARTA, KOMPAS — Perempuan memiliki peran penting untuk mewujudkan keluarga yang sehat dan tangguh. Bahkan, peran yang dijalankan bisa berpengaruh pada tiga generasi berikutnya. Karena itu, kualitas setiap perempuan harus ditingkatkan, baik melalui pemenuhan nutrisi yang optimal maupun pengelolaan emosi yang baik.
Pelaksana Tugas Direktur Jenderal Kesehatan Masyarakat Kementerian Kesehatan Kartini Rustandi di Jakarta, Rabu (21/4/2021), mengatakan, tantangan perempuan masa kini semakin besar. Perempuan yang menjadi seorang ibu tidak hanya bertanggung jawab untuk mengasuh dan mendidik anak, tetapi tidak sedikit juga yang harus bekerja.
Pertumbuhan serta pembentukan karakter seorang anak sangat bergantung pada peran ibu di keluarga.
”Banyak juga perempuan yang masuk dalam generasi sandwich yang ia harus bekerja untuk anaknya, tetapi sekaligus menanggung orangtuanya. Itulah mengapa perempuan ini punya peranan penting untuk keluarga. Kualitas seorang ibu juga berdampak pada kualitas anaknya juga cucunya kelak,” tuturnya.
AFP/ CHANDAN KHANNA
Seorang anak perempuan migran dari Amerika Tengah menunggu bus bersama ibunya setelah mereka diturunkan oleh Bea Cukai dan Perlindungan Perbatasan AS di stasiun bus dekat Jembatan Internasional Gateway, antara kota Brownsville, Texas, dan Matamoros, Meksiko, di Brownsville, Texas, Amerika Serikat, Senin (15/3/2021).
Karena itu, Kartini menegaskan, perempuan memiliki peranan yang penting dalam mewujudkan keluarga yang sehat dan tangguh. Pertumbuhan serta pembentukan karakter seorang anak sangat bergantung pada peran ibu di keluarga.
Direktur Kesehatan Keluarga Erna Mulati menambahkan, peran perempuan semakin terlihat dalam siklus kehidupan dalam membentuk kualitas generasi. Awal kehidupan seseorang dimulai sejak 1.000 hari pertama kehidupan atau sejak berada di dalam kandungan.
Asupan nutrisi serta stimulasi yang diterima oleh ibu hamil amat berpengaruh pada bayi yang dikandungnya. Hal itu kemudian berlanjut ketika anak dilahirkan dan kemudian menjadi lansia. Apabila kualitas anak sejak dalam kandungan kurang optimal, dampaknya bisa terjadi ketika dilahirkan sampai dewasa.
”Untuk itulah, pemerintah melalui Kementerian Kesehatan menyiapkan program pelayanan kesehatan masyarakat secara menyeluruh. Pelayanan diberikan untuk ibu hamil, bayi, anak, remaja, hingga lansia. Pelayanan pun diberikan secara berjenjang melalui pendekatan masyarakat seperti posyandu, kemudian pelayanan kesehatan primer, pelayanan sekunder, dan tersier di rumah sakit rujukan,” ucap Erna.
Perempuan lebih berisiko
Ketua Umum Perhimpunan Dokter Spesialis Penyakit Dalam Indonesia (Papdi) Sally Aman Nasution menambahkan, pada beberapa penyakit tertentu, perempuan memiliki risiko lebih tinggi dari laki-laki untuk mengalami sakit yang lebih parah. Itu seperti terjadinya osteoporosis, stroke iskemik, ataupun gagal jantung akibat hipertensi.
”Tekanan darah tinggi memberikan risio terjadinya gagal jantung sebesar dua kali lebih besar pada laki-laki dan tiga kali lebih besar pada perempuan. Berbagai gangguan kesehatan pada perempuan bisa dipengaruhi oleh hormon yang dimiliki, terutama ketika perempuan tersebut mengalami menopause,” tuturnya.
Sally menambahkan, hal lain yang juga perlu diwaspadai ialah potensi osteoporosis. Risiko osteoporosis lebih tinggi pada perempuan di atas 65 tahun ataupun perempuan pascamenopause yang usianya lebih muda dari 65 tahun. Hal tersebut bisa diperparah apabila memiliki gaya hidup yang tidak sehat, seperti memiliki riwayat patah tulang pinggul, merokok, mengonsumsi alkohol, dan memiliki berat badan rendah.
KOMPAS/AGUS SUSANTO
Kaum perempuan memberikan obat untuk balita di Posyandu Bungur V Kampung Gajeboh, Desa Kanekes, Kecamatan Leuwidamar, Kabupaten Lebak, Banten, Rabu (27/1/2021). Dalam sebulan rata-rata bidan Pita memberikan layanan kesehatan kepada empat ibu hamil dan 70 anak-anak di kawasan Baduy Luar tersebut.
Oleh karena itu, ia menyampaikan, setiap orang, termasuk perempuan, penting untuk mengetahui faktor risiko dan kondisi tertentu yang dapat menimbulkan suatu penyakit. Penerapan gaya hidup sehat juga perlu dibiasakan sejak dini, yakni dengan makanan bergizi, istirahat cukup, mengurangi konsumsi garam dan gula, serta melakukan aktivitas fisik.
Menurut psikolog Dharmayanti Utoyo Lubis, kesejahteraan psikologis seorang perempuan juga harus dijaga terutama saat memasuki usia pertengahan, yakni mulai usia 40 tahun sampai 60 tahun. Pada usia ini berbagai kerentanan pada kondisi psikologis seseorang bisa terjadi. Biasanya seseorang akan mulai menyadari adanya kemunduran secara fisik, tanggung jawab yang semakin meningkat, serta mulai menyadari polaritas muda dan tua.
Pada masa ini pula seseorang semakin berupaya untuk menyeimbangkan tanggung jawab kerja dan sosialnya serta mulai mengevaluasi aspek kehidupan yang menurutnya perlu diubah. ”Kesukaran dalam menjaga kesejahteraan psikologis bisa diminimalkan pada usia pertengahan apabila tetap memiliki rasa optimistis, ulet, bersemangat, memiliki motivasi tinggi, serta seimbang secara sosial,” ucapnya.