Siklon Seroja masih akan berdampak menimbulkan potensi hujan dengan intensitas sedang hingga sangat lebat disertai kilat serta angin kencang di wilayah Nusa Tenggara Timur.
Oleh
Ahmad Arif
·3 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Siklon tropis Seroja yang terbentuk di dekat Pulau Rote, Nusa Tenggara Timur, pada Minggu (4/4/2021) malam serta memicu bencana banjir dan longsor semakin menguat. Namun, siklon tropis ini bergerak menjauhi wilayah Indonesia.
Laporan Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG), posisi siklon seroja pada Senin (5/4/2021) dini hari berada di Laut Sawu, sebelah barat daya Pulau Timor, atau sekitar 95 kilometer sebelah utara barat laut Pulau Rote. Lokasi persisnya di koordinat 10 Lintang Selatan dan 122,7 Bujur Timur.
Siklon ini bergerak ke barat laut dengan kecepatan 8 knot atau 16 km per jam menjauhi wilayah Indonesia. Kekuatan pusaran siklon ini mencapai 35 knot atau 65 km per jam dengan tekanan 994 hecto pascal (hPa).
Sambil begerak menjauhi wilayah Indonesia, kekuatan pusaran siklon ini akan bertambah menjadi 55 knot atau 100 km per jam dengan tekanan 984 hPa.
Diprediksi dalam 24 jam ke depan siklon ini akan berada di Samudra Hindia sebelah barat daya Pulau Rote, yaitu pada koordinat 11,6 LS dan 120 BT, sekitar 360 km sebelah barat barat daya Pulau Rote. Sambil begerak menjauhi wilayah Indonesia, kekuatan pusaran siklon ini akan bertambah menjadi 55 knot atau 100 km per jam dengan tekanan 984 hPa.
Menurut Kepala Pusat Meteorologi Publik BMKG Fachri Radjab, siklon ini masih akan berdampak menimbulkan potensi hujan dengan intensitas sedang hingga sangat lebat disertai kilat serta angin kencang di wilayah Nusa Tenggara Timur (NTT). Hujan dengan intensitas sedang hingga lebat disertai kilat serta angin kencang berpotensi terjadi di wilayah Nusa Tenggara Barat (NTB), Sulawesi Selatan, Sulawesi Tengah, Sulawesi Tenggara, dan Maluku. Sementara gelombang laut ekstrem dengan ketinggian 4-6 meter bisa terjadi di perairan Kupang-Pulau Rote, Samudra Hindia selatan NTT, dan Laut Timor selatan NTT.
Kepala Pusat Data, Informasi, dan Komunikasi Kebencanaan BNPB Raditya Jati mengatakan, bencana banjir dan longsor terjadi meluas di NTT. Yang paling parah terjadi di Pulau Adonara, Kabupaten Flores Timur. Tercatat 256 warga mengungsi di Balai Desa Nelemawangi dan sejumlah warga lainnya mengungsi di Balai Desa Nelelamadike, Flores Timur. Warga hilang masih sejumlah 24 orang dan meninggal 44 orang.
Sementara itu, kerugian materiil masih tercatat rumah hanyut 17 unit, terendam lumpur 60 unit, dan jembatan putus 5 unit. ”BPBD setempat masih terus melakukan pendataan dan verifikasi dampak korban ataupun kerusakan infrastruktur,” katanya.
Bencana banjir juga terjadi di Kabupaten Sumba Timur, mengakibatkan empat kecamatan terdampak. Keempat kecamatan terdampak adalah Kecamatan Kambera, Pandawai, Karera, dan Wulawujelu.
”BPBD Kabupaten Sumba Timur menginformasikan, sebanyak 54 keluarga atau 165 jiwa mengungsi, sedangkan 109 keluarga atau 475 jiawa terdampak,” kata Raditya.
Adapun di Kabupaten Lembata, banjir bandang menewaskan 11 warga dan 16 lainnya hilang. ”Banjir bandang tersebut terjadi pada Minggu (4/4/2021) pukul 19.00 waktu setempat. Lokasi terdampak berada di dua kecamatan, yaitu Kecamatan Ile Ape dan Ile Ape Timur. Desa-desa terpapar di dua kecamatan ini antara lain Desa Waowala, Tanjung Batu, Amakala, Jontona, Lamawolo, dan Waimatan,” ujarnya.
Di Kota Kupang, bencana berupa angin kencang, longsor, banjir rob, dan gelombang pasang. Perkembangan pada Minggu pukul 19.00, sebanyak 743 keluarga atau 2.190 warga terdampak. Selain itu, 10 rumah warga mengalami rusak sedang dan 15 titik akses jalan tertutup pohon tumbang.
Raditya menambahkan, BNPB juga menerima laporan terjadinya bencana di Kabupaten Malaka Tengah dan Ngada. Angin kencang terjadi di dua kecamatan di Kabupaten Ngada. Wilayah terdampak, antara lain, berada di Kelurahan Kisantara, Lebijaga, Bajawa, dan Tanalodu (Kecamatan Bajawa). Dampak dari insiden angin kencang, 6 keluarga terdampak dan 1 orang luka berat. Sementara kerugian lain berupa rumah rusak sedang 2 unit dan rusak berat 4 unit, gedung pengadilan rusak sedang 1 unit, kapal tenggelam 1 unit, serta ruas jalan tertutup pohon tumbang sebanyak 6 titik.