Earth Hour 2021 Momen Tingkatkan Komitmen Lingkungan Setelah Pandemi
Momen perayaan tahunan Earth Hour atau Jam Bumi agar menjadi refleksi bagi seluruh manusia penghuni Bumi agar berperilaku lebih ramah pada satu-satunya planet yang hingga kini diketahui bisa dihuni.
Oleh
PRADIPTA PANDU
·3 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Perayaan tahunan Earth Hour pada 2021 ini menjadi momentum untuk terus menyuarakan isu lingkungan dan keberlanjutan Bumi mengingat setelah pandemi diperkirakan emisi akan kembali naik untuk memulihkan ekonomi. Prioritas dan komitmen pemerintah pusat ataupun daerah dalam meningkatkan program di sektor lingkungan sangat penting untuk memastikan Bumi dapat bernapas lebih lama.
Kampanye Earth Hour atau Jam Bumi kali ini akan dipusatkan di Bandung, Jawa Barat, dan secara daring pada Sabtu (27/3/2021). Sama seperti tahun-tahun sebelumnya, perayaan puncak Jam Bumiditandai dengan kegiatan mematikan lampu secara serentak selama satu jam pukul 20.30-21.30 WIB.
Direktur Operasional Yayasan WWF Indonesia Lukas Adhyakso mengemukakan, peringatan Jam Bumi menjadi sebuah pengingat bagi semua pihak agar Bumi sebagai tempat tinggal manusia perlu dirawat dan dijaga. Upaya merawat Bumi juga dilakukan untuk menjaga dan melindungi keanekaragaman hayati, khususnya di Indonesia.
”Earth Hourmengingatkan kita untuk mengembalikan sebagian yang kita nikmati dari alam kepada alam kembali. Cara yang paling mudah adalah dengan simbolis mematikan lampu. Ini juga menjadi simbol bagaimana manusia seharusnya memanfaatkan sumber daya alam secara lestari dan berkelanjutan,” ujarnya dalam konferensi pers secara daring, Kamis (25/3/2021).
Kepala Dinas Lingkungan Hidup Jawa Barat Prima Mayaningtyas menyatakan, ketergantungan masyarakat terhadap listrik setiap tahun kian meningkat. Di sisi lain, mayoritas pembangkit listrik saat ini masih menggunakan bahan bakar fosil, batubara, minyak bumi, dan gas alam yang mengeluarkan emisi gas rumah kaca (GRK).
Pada 2020, emisi GRK Jabar tercatat mencapai 67,5 juta ton setara karbon dioksida dengan kontribusi tertinggi sebesar 36,5 persen berasal dari sektor energi. Menurut Prima, kondisi inilah yang mendasari Pemprov Jabar mencanangkan program pengurangan penggunaan energi berbahan bakar fosil dan digantikan dengan energi ramah lingkungan.
”Tahun ini kami juga mengembangkan tujuh bank sampah induk yang membawahi bank sampah unit dan akhirnya langsung berhubungan dengan industri sehingga ada sirkular ekonomi. Kemudian ada juga eco-village (desa berwawasan lingkungan) dan kami memiliki 7.360 kader dan 368 lokasi di sekitar DAS,” ucapnya.
Kegiatan di sektor lingkungan merupakan salah satu bagian dalam menumbuhkan integritas dan kepahaman spiritual yang utuh bagi pelajar ataupun generasi muda lainnya.
Prima mengakui saat ini tantangan kerusakan lingkungan dalam proses pembangunan sangat besar. Menurut dia, tantangan ini juga telah dipetakan untuk melihat daya dukung lingkungan dari 20 jasa ekosistem dari berbagai isu lingkungan berdasarkan data spasial dan non-spasial.
”Dari sisi pemerintah, dalam kaitan pengendalian dan pemanfaatan ruang ini penting sekali untuk melihat daya dukung lingkungan. Tutupan lahan yang sudah terbuka banyak dan tidak ada resapan air tidak bisa terus dimanfaatkan dengan alasan ekonomi,” tuturnya.
Dalam melindungi daerah dengan fungsi lindung, kata Prima, 350 daerah, termasuk di Jabar, sudah ditetapkan sebagai daerah konservasi. Meski pengawasan merupakan kewenangan pusat, pemerintah daerah wajib menghadirkan ruang terbuka hijau seluas 30 persen dari total luas daerah tersebut.
Perubahan pendidikan
Pendiri Jaringan Semua Murid Semua Guru, Najelaa Shihab, menyampaikan, seluruh kegiatan yang berkaitan dengan lingkungan hidup ataupun konservasi sangat mendukung berbagai upaya perubahan pendidikan. Sebab, kegiatan di sektor lingkungan merupakan salah satu bagian dalam menumbuhkan integritas dan kepahaman spiritual yang utuh bagi pelajar ataupun generasi muda lainnya.
”Dampak kegiatan Earth Hourini tidak hanya untuk lingkungan, tetapi juga dampak berkelanjutan yang muncul dari keterlibatan pemuda dan menjadi contoh di ekosistem pendidikan kita. Salah satu bagian paling unik ini adalah selalu digerakkan oleh relawan dan begitulah seharusnya saat kita bicara perubahan pendidikan ataupun lingkungan,” katanya.