Kasus Kematian akibat Covid-19 Meningkat Signifikan
Jumlah kasus kematian akibat Covid-19 di Indonesia melonjak seiring mengendurnya penerapan protokol kesehatan. Warga hendaknya tak menjadikan vaksinasi sebagai solusi mutlak mencegah penularan penyakit itu.
Oleh
DEONISIA ARLINTA
·3 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Satu tahun sejak kasus pertama dilaporkan terjadi di Indonesia, pandemi Covid-19 belum juga mereda. Kasus kematian yang tercatat justru meningkat signifikan. Kondisi ini perlu disikapi secara serius melalui penguatan koordinasi dan kolaborasi dari seluruh elemen masyarakat.
Juru bicara Satuan Tugas Penanganan Covid-19, Wiku Adisasmito, di Jakarta, Selasa (2/3/2021), menyampaikan, kasus kematian akibat Covid-19 meningkat drastis dari pekan lalu hingga 74,8 persen menjadi 1.677 kasus dalam sepekan. Peningkatan ini didominasi lima provinsi, yakni Jawa Tengah, Jawa Barat, Jawa Timur, Nusa Tenggara Timur, dan Sumatera Selatan.
”Ada implikasi kematian pada setiap event libur panjang yang terjadi sepanjang satu tahun ke belakang. Di bulan-bulan tanpa libur panjang jumlah orang yang meninggal akibat Covid-19 berkisar 50-900 orang, sedangkan di bulan-bulan dengan libur panjang jumlah orang yang meninggal meningkat tajam menjadi 1.000 sampai 2.000 orang,” ucapnya.
Karena itu, keputusan kolektif untuk tetap berlibur saat pandemi merupakan keputusan yang tidak bijak. Sebab, hal itu dapat berdampak langsung pada peningkatan jumlah orang yang meninggal. Pemerintah beserta masyarakat diharapkan bisa membuat keputusan lebih bijaksana dan tidak membahayakan nyawa lebih banyak orang.
Wiku menuturkan, peningkatan kasus penularan Covid-19 juga terjadi di tingkat global. Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) melaporkan pada 1 Maret 2021, kasus Covid-19 meningkat secara global untuk pertama kali setelah tujuh minggu berturut-turut menurun. Kenaikan ini terjadi di empat wilayah, yakni Amerika, Asia Tenggara, Eropa, dan Mediterania Timur.
Ada implikasi kematian pada setiap event libur panjang yang terjadi sepanjang satu tahun ke belakang.
Kondisi ini diperkirakan terjadi karena disiplin menerapkan protokol kesehatan mulai mengendur di banyak negara. Salah satunya terjadi karena euforia vaksinasi Covid-19. ”Mengingat laju penyuntikan vaksin tidak sebanding dengan laju penularan virus Covid-19, kelalaian menerapkan protokol kesehatan sangat berpotensi menyebabkan peningkatan penularan di masyarakat,” tuturnya.
Ia berharap, masyarakat tidak memandang vaksin sebagai solusi mutlak penanganan pandemi. Vaksin memang dapat membantu menyelamatkan nyawa dari penularan Covid-19, tetapi cara ini bukan satu-satunya untuk mengendalikan pandemi.
Selain itu, penguatan pada protokol kesehatan untuk menekan laju penularan juga diperlukan guna mengantisipasi adanya mutasi B117 dari virus SARS-CoV-2 asal Inggris. Pemerintah secara resmi mengumumkan bahwa mutasi virus ini telah masuk ke Indonesia.
”Saat ini pemerintah telah melakukan surveilans kedatangan dari luar negeri untuk mencegah masuknya strain Covid-19 di pintu masuk RI. Selanjutnya menjadi tanggung jawab kita semua untuk mencegah penularan terjadi di masyarakat dengan melakukan protokol kesehatan,” ucap Wiku.
Laporan harian Satgas Penanganan Covid-19 per 2 Maret 2021 menyebutkan, terdapat 6.680 kasus baru yang terkonfirmasi Covid-19 dengan 159 kasus kematian. Dengan penambahan ini, total kasus Covid-19 di Tanah Air menjadi 1.341.314 kasus dengan 36.325 kematian.
Sementara itu, terkait pelaksanaan vaksinasi Covid-19, jumlah orang yang sudah divaksinasi saat ini sebanyak 1.720.523 orang. Jumlah tersebut merupakan sasaran vaksinasi yang mendapatkan suntikan dosis pertama vaksin, sedangkan sasaran vaksinasi yang sudah mendapatkan dua dosis sebanyak 1.002.218 orang.
Wakil Menteri Kesehatan Dante Saksono menyampaikan, total sasaran vaksinasi pada petugas kesehatan mencapai 100 persen dari sekitar 1,4 juta orang yang harus divaksinasi. Selanjutnya, secara paralel vaksinasi juga dilakukan pada petugas layanan publik dan orang lansia.
”Meski hanya 10 persen warga lansia yang menjadi penderita Covid-19, warga lansia harus divaksinasi lebih awal karena mereka menyumbang sekitar 50 persen kasus kematian akibat infeksi Covid-19. Selain itu, petugas kesehatan dan petugas layanan publik juga harus jadi prioritas karena mereka bersentuhan langsung dengan masyarakat luas,” tuturnya.