Kemitraan Global Percepat Pembangunan Berkelanjutan
Percepatan ekonomi hijau terus ditularkan banyak negara, termasuk ke Indonesia. Diharapkan, kemajuan ekonomi Indonesia berpijak pada kegiatan ramah lingkungan serta menuju tujuan pembangunan berkelanjutan.
Oleh
PRADIPTA PANDU
·2 menit baca
JAKARTA, KOMPAS – Kemitraan global telah mendorong percepatan ekonomi hijau dan pembangunan berkelanjutan bagi sejumlah negara, termasuk Indonesia. Selain sektor lingkungan, program dari kemitraan global juga berdampak positif terhadap kesejahteraan ratusan ribu masyarakat di tingkat bawah.
Hal tersebut mengemuka dalam webinar bertajuk “Mempercepat Kemitraan P4G dan Kepemimpinan Indonesia dalam Pertumbuhan Hijau dan Tujuan Global 2030”, yang diselenggarakan Kedutaan Besar Korea Selatan, Selasa (23/2/2021). Webinar tersebut merupakan pra-acara untuk menyambut penyelenggaraan Konferensi Tingkat Tinggi P4G Seoul ke-2 yang akan digelar secara virtual pada 30-31 Mei di Seoul, Korea Selatan.
Direktur Global Partnering for Green Growth and the Global Goals (P4G) Ian de Cruz menyampaikan, program P4G telah mendorong percepatan ekonomi hijau dan pembangunan berkelanjutan bagi negara-negara mitra, termasuk Indonesia. Sektor yang turut terdorong di antaranya energi, pangan dan pertanian, keuangan inovasi, dan industri pengelolaan sampah.
Kami membutuhkan negara-negara mitra untuk mereplikasi sejumlah program P4G di tingkat nasional seperti Indonesia sehingga P4G dapat terus memberikan dampak. (Ian de Cruz)
Saat ini, papar Ian, P4G telah menginvestasikan dana hingga 292 juta dolar AS untuk negara-negara mitra. Secara global, dampak dari kemitraan P4G antara lain telah mengurangi emisi hingga 110.000 metrik ton karbondioksida dan meningkatkan kesejahteraan lebih dari 500.000 orang di akar rumput.
“Kami membutuhkan negara-negara mitra untuk mereplikasi sejumlah program P4G di tingkat nasional seperti Indonesia sehingga P4G dapat terus memberikan dampak. Investor dan lembaga keuangan juga perlu berinvestasi bersama dengan P4G agar dapat meniru model bisnis yang lebih berkelanjutan,” katanya.
Direktur Sumber Daya Energi, Mineral, dan Pertambangan Kementerian PPN/Bappenas Yahya Rachmana Hidayat menyatakan, platform nasional P4G dapat diimplementasikan dalam kolaborasi antar pemangku kepentingan. Hal ini sekaligus juga dapat menjadi jalan bagi swasta untuk mendukung tujuan pembangunan nasional dan global.
Sejumlah hal yang akan ditindaklanjuti ke depan, kata Yahya, yakni memperkuat kerjasama P4G nasional dengan melibatkan sektor swasta dan masyarakat sipil guna menuju target pembangunan berkelanjutan (SDG) pada 2030. Kemitraan dalam P4G juga akan dikolaborasikan dengan sejumlah agenda di kementerian/lembaga terkait lainnya.
Indonesia merupakan salah satu dari 12 negara anggota kemitraan P4G yang didanai oleh pemerintah Denmark dan Belanda serta dioperasionalisasikan di World Resources Institute. Tahun lalu, Kementerian Perencanaan dan Pembangunan Nasional/Badan Perencanaan dan Pembangunan Nasional (PPN/Bappenas) telah meluncurkan platform nasional P4G mendorong dan mempercepat pertumbuhan ekonomi hijau serta pembangunan berkelanjutan di Indonesia.
Saat ini P4G telah mendukung sejumlah kemitraan di Indonesia, di antaranya mulai dari akses pendanaan untuk investasi dalam efisiensi energi, pengurangan dan daur ulang sampah plastik, sertifikasi budidaya pertanian berkelanjutan, peningkatan akses investasi energi baru dan terbarukan, hingga pengurangan penggunaan plastik dalam kegiatan usaha.