Ketika pertama kali ada laporan nelayan tentang terdamparnya paus pilot di media sosial, yang dilaporkan adalah lumba-lumba yang terdampar. Paus pilot termasuk dalam keluarga lumba-lumba (Delphinidae).
Oleh
ALBERTUS SUBUR TJAHJONO
·4 menit baca
Terdamparnya puluhan paus pilot di Bangkalan, Jawa Timur, 18 Februari 2021, menguak fakta bahwa Indonesia kaya akan keanekaragaman mamalia laut yang berenang di lautan Nusantara. Paus pilot adalah lumba-lumba yang dilindungi pemerintah.
Kompas/Bahana Patria Gupta
Foto udara proses penguburan paus pilot yang mati terdampar di Pantai Modung, Kabupaten Bangkalan, Jawa Timur, Sabtu (20/2/2021).
Peraturan Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan Nomor P.20/Menlhk/Setjen/Kum.1/6/2018 tentang Jenis Tumbuhan dan Satwa yang Dilindungi, paus pilot berada bersama 15 mamalia laut lainnya yang tergolong dalam keluarga lumba-lumba (Delphinidae). Kata Delphinidae berasal dari bahasa Latin "Delphinus" yang berarti lumba-lumba.
Dalam Peraturan Menteri tersebut terdaftar beberapa paus dan pesut yang sebetulnya adalah lumba-lumba. Rinciannya ada sepuluh lumba-lumba, lima paus, dan satu pesut yaitu pesut Mahakam (Orcaella brevirostris).
Lumba-lumba yang masuk dalam keluarga Delphinidae adalah lumba-lumba moncong panjang (Delphinus capensis), lumba-lumba bongkok (Sousa chinensis), lumba-lumba totol (Stenella attenuate), lumba-lumba garis (Stenella coeruleoalba), lumba-lumba moncong panjang (Stenella longirostris), lumba-lumba gigi kasar (Steno bredanensis), lumba-lumba hidung botol (Tursiops truncates), lumba-lumba hidung botol indopasifik (Tursiops aduncus), lumba-lumba risso (Grampus griseus), dan lumba-lumba fraser (Lagenodelphis hosei).
Ada lima paus dalam keluarga lumba-lumba yang dilindungi, yaitu paus pemangsa kerdil (Feresa attenuate), paus pembunuh atau paus seguni (Orcinus orca), paus kepala melon (Peponocephala electra), paus pemangsa palsu (Pseudorca crassidens), paus pilot bersirip pendek (Globicephala macrorhynchus).
Jadi, nama lengkap paus pilot ini adalah paus pilot bersirip pendek. Ketika pertama kali ada laporan nelayan tentang terdamparnya paus di media sosial, yang dilaporkan adalah lumba-lumba yang terdampar. Hal itu adalah penamaan yang betul, walaupun kemudian itu adalah paus pilot.
Kompas/Bahana Patria Gupta
Petugas dan warga berusaha membawa ke tengah laut paus pilot yang masih hidup saat terdampar di Pantai Modung, Kabupaten Bangkalan, Jawa Timur, Jumat (19/2/2021).
Hal yang sama dialami penulis ketika meliput paus pembunuh di laut dekat Seattle, Amerika Serikat, sebelum pandemi Covid-19, berkali-kali pemandu menjelaskan bahwa paus pembunuh itu sebenarnya adalah lumba-lumba. Namun telah terjadi salah kaprah penamaan sebagian lumba-lumba menjadi paus oleh masyarakat.
Terdamparnya paus pilot ini mempunyai makna dua sisi. Di satu sisi, kejadian ini membuat masyarakat menjadi tahu bahwa lautan Indonesia juga kaya keanekaragaman hayati. Di sisi lain, terdamparnya paus pilot ini memprihatinkan karena paus pilot ini adalah satwa liar dilindungi.
Dokter hewan yang praktik di Bangkalan, Nounse Amelia Nuraini, saat dihubungi wartawan Harian Kompas Surabaya Ambrosius Harto, mengatakan, merasa prihatin dengan situasi terdamparnya paus pilot di Pantai Modung, Bangkalan. Karakter mamalia laut ini khas, yakni hidup berkelompok dengan sistem hierarki. Ada satu paus yang menjadi pemimpin yang akan selalu diikuti oleh anggota kelompok. Jika paus pemimpin mendamparkan diri, tindakan itu akan diikuti oleh paus-paus lainnya.
”Perlu dipelajari dan diselidiki apa yang mendorong paus-paus itu mendekati dan mendamparkan diri ke pantai,” kata Amelia. ( baca: https://www.kompas.id/baca/nusantara/2021/02/19/49-paus-pilot-terdampar-di-madura-cuma-3-yang-selamat/).
Kompas/Bahana Patria Gupta
Warga berusaha mengevakuasi paus pilot yang masih hidup saat terdampar di Pantai Modung, Kabupaten Bangkalan, Jawa Timur, Jumat (19/2/2021).
Langkah mendamparkan diri ke pantai dari paus, termasuk paus pilot ini sering membingungkan ilmuwan bertahun-tahun. Tahun 2013, peneliti dari Selandia Baru menulis hal tersebut di Journal of Heredity edisi Mei – Juni 2013. Penelitian itu berjudul “Bukti Genetik dan Gangguan Spasial Ikatan Kekerabatan pada Pendamparan Massal Paus Pilot Sirip Panjang, Globicephala melas”.
Penelitian dilakukan Marc Oremus dan rekan-rekannya dari Universitas Auckland, Selandia Baru. Mereka meneliti paus pilot yang terdampar di Selandia Baru dan Tasmania, hingga mati. Paus pilot adalah jenis paus yang paling banyak terdampar di beberapa belahan dunia.
Peneliti dari Universitas Auckland tersebut menganalisis DNA mitokondria, yang diwarisi secara eksklusif dari ibu, dan genotipe mikrosatelit, yang diwarisi dari kedua induk, dari 490 paus yang terlibat dalam 12 peristiwa terdampar.
Bertentangan dengan hipotesis bahwa kelompok terdampar terdiri dari paus yang diturunkan dari satu ibu leluhur, studi tersebut menemukan bahwa kelompok terdampar tidak selalu merupakan anggota dari satu keluarga besar. Selanjutnya, banyak anak paus pilot yang terdampar ditemukan tanpa bukti induknya.
KOMPAS/KORNELIS KEWA AMA
Satu dari 10 paus yang masih hidup sedang didorong warga kembali ke laut di Pantai Raijua, Sabua Raijua, Kamis (30/7/2020).
“Beberapa skenario bisa menjelaskan seperti termasuk terganggunya ikatan sosial antar kerabat sebelum terdampar . Faktanya, pemisahan paus mungkin menjadi faktor penyebab yang berkontribusi dalam pendamparan,” kata Marc Oremus, seperti dikutip Science Daily, 14 Maret 2013.
Selain paus pilot, beberapa keluarga lumba-lumba dan paus yang sering terdampar adalah paus pembunuh palsu (Pseudorca crassidens), paus sperma (Physeter macrocephalus) , lumba-lumba bergigi kasar ( Steno bredanensis ), paus kepala melon ( Peponocephala electra ), dan paus pembunuh kerdil (Feresa attenuata).