Pengembangan SDM Belum Imbangi Kemajuan Teknologi
Pemanfaatan kecerdasan buatan terus meningkat setidaknya dalam tiga tahun terakhir di Indonesia. Namun, peningkatan itu kurang diimbangi ketersediaan sumber daya manusia yang mumpuni.
JAKARTA, KOMPAS - Usaha rintisan teknologi di Indonesia berkembang pesat, ditandai maraknya penggunaan kecerdasan buatan di berbagai bidang. Masalah besar tetap sama yaitu kelangkaan talenta teknologi. Ketergantungan pada teknologi luar negeri menjadi ancaman masa depan ketika kecerdasan buatan memasuki fase lanjut.
Beberapa usaha rintisan seperti Gojek, Tokopedia, Traveloka, Halodoc, dan Dana, telah mengaplikasikan kecerdasan buatan dalam menjalankan bisnisnya. Perbankan seperti BRI dan Bank Mandiri juga telah menggunakan teknologi itu. Kecerdasan buatan itu antara lain diaplikasikan di layanan konsumen, memahami perilaku pengguna, pengurangan aktifitas tatap muka, memastikan kualitas layanan dokter, identifikasi kecurangan, dan meningkatkan keamanan.
Ketua Umum Asosiasi Teknologi Startup Indonesia (Atsindo) Handito Joewono mengatakan, pemanfaatan kecerdasan buatan semakin meningkat setidaknya dalam tiga tahun terakhir di Indonesia. Kebutuhan teknologi ini kian terasa meningkat ketika pertemuan fisik berkurang akibat pandemi.
Vice President of Data Science Gojek Syafri Bahar pekan lalu mengungkapkan, perusahaannya telah lama membangun jaringan mobilitas yang hiperlokal berbasis kecerdasan buatan sehingga platform memungkinkan permintaan pelanggan untuk dilayani mitra pengemudi dan mitra layayan penjualan terdekat. Gojek dapat menerima ratusan order Gofood secara bersamaan dengan layanan serta pengantaran yang cepat.
Pemanfaatan kecerdasan buatan di Gojek juga telah berkembang, di antaranya untuk memperkuat aspek keamanan melalui fitur verifikasi wajah bagi mitra pengemudi dan fitur identifikasi jika terdapat oknum yang melakukan kecurangan dengan menggunakan data lokasi palsu. Di tengah pandemi ini, Gojek mampu menyederhanakan proses mitra penjual untuk mengurangi tatap muka dan pertemuan fisik guna membantu UMKM untuk masuk ke sistem digital sehingga tetap bisa berusaha.
Pengaplikasian kecerdasan buatan ini tak hanya memudahkan konsumen dalam menggunakan aplikasi, tetapi juga para mitra. Teknologi itu terbukti meningkatkan jumlah perjalanan hingga mencapai 100 juta untuk para mitra pengemudi melalui fitur sistem alokasi pengemudi serta meningkatkan transaksi di Gofood hingga 30persen melalui fitur rekomendasi menu.
Sementara itu sejak akhir tahun lalu BRI telah mengembangkan kecerdasan buatan untuk mengorganisasi data nasabah. Sistem kecerdasan buatan yang dinamakan BRI Brain ini akan menganalisis data dan menghasilkan prediksi untuk pengambilan keputusan.
Direktur Utama BRI Sunarso mengatakan, dari analitik mahadata yang dimiliki BRI akan diolah oleh BRI Brain. Hasil olahannya kemudian akan menghasilkan BRI Score yang akan digunakan sebagai panduan pekerja BRI mengambil keputusan. “BRI Brain ini tidak hanya digunakan pada pemeringkatan kredit, namun juga dalam memprofil nasabah, deteksi kecurangan, dan lainnya,” ujarnya.
Senior Vice President of Engineering Tokopedia Herman Widjaja mengatakan, Tokopedia memanfaatkan kecerdasan buatan untuk lebih memahami perilaku pengguna kami dan meningkatkan pengalaman mereka dalam penggunaan Tokopedia.
Tokopedia membuat fasilitas percakapan dengan menggunakan komputer yang dapat menjawab pertanyaan pelanggan dengan lebih akurat. Kecerdasan buatan juga digunakan untuk deteksi ulasan pembeli yang bisa membantu penjual mengidentifikasi dan mengelompokkan ulasan produk dari pelanggan. Teknologi ini juga membantu pembeli memilih produk dengan lebih mudah.
Teknologi peningkatan kualitas gambar diaplikasikan untuk membantu penjual meninjau kualitas gambar produk yang diunggah ke toko mereka. Gambar sangat memengaruhi persepsi pembeli tentang merek mereka. Penggunaan kecerdasan buatan juga berperan dalam mendeteksi kasus penipuan sehingga keamanan dan kenyamanan pengguna bisa lebih terjaga.
Chief Product Officer Halodoc Alfonsius Timboel mengatakan, Halodoc mulai mengeksplorasi inovasi kecerdasan buatan 2018 untuk meningkatkan pengalaman dan kenyamanan layanan bagi pengguna dan mitra. Proyek inovasi kecerdasan pertama yakni berupa pemfilteran gambar dengan menggunakan mesin pembelajaran. Inovasi ini lahir dari aduan mitra dokter perempuan yang beberapa kali menerima foto dari pengguna yang kurang pantas dan tidak berhubungan dengan konsultasi.
Dengan kecerdasan buatan ini foto yang dikirim berasal dari pengguna akan dipastikan keasliannya. Jika foto yang dikirim pengguna teridentifikasi masuk kriteria yang tidak layak, foto yang ditampilkan di aplikasi dokter akan tampak blur. Setelah menerapkan teknologi itu, sudah tidak pernah ada lagi komplain dari mitra dokter.
Proyek inovasi kecerdasan buatan kedua adalah standar SAPE (Subjective, Assessment, Planning, dan Etiquette) yang bertujuan menjaga kualitas konsultasi dokter mitra Halodoc. Dengan fasilitas itu seluruh pengguna bisa mendapatkan kualitas standar saat menggunakan Halodoc.
Dalam setiap konsultasi, dokter wajib melakukan pertanyaan tindak lanjut, lalu menjelaskan dugaan penyakit yang diderita, menerangkan pilihan langkah lanjutan dari konsultasi tersebut. Kecerdasan buatan kemudian berfungsi untuk mengidentifikasi konsultasi dokter dengan pasien dan memberikan umpan balik berupa peringkat dari setiap kriteria SAPE .
Setelah itu, hasilnya akan dilaporkan kepada Komite Medik yang berisi dokter-dokter senior dari berbagai latar belakang. Apabila ada umpan balik buruk, dokter bersangkutan akan dibimbing oleh dokter senior.
Sementara itu Chief Technology Officer DANA Norman Sasono memaparkan, korporasinya telah mengembangkan sistem kecerdasan buatan untuk mendeteksi penipuan. DANA juga menggunakan kecerdasan buatan untuk segmentasi pasar dan memberikan pengalaman spesifik bagi tiap pengguna secara pribadi.
Saat ini, perusahaannya sedang merencanakan sejumlah inisiatif kecerdasan buatan untuk meningkatkan keamanan sistem hingga merumuskan produk finansial baru yang tidak mengunakan sistem konvensional. Dalam mengoptimalkan fungsi kecerdasan buatan, dia menyebutkan, perusahaan membutuhkan data mentah dengan volume signifikan. Data ini penting untuk melatih sistem AI dalam menghasilkan respon tepat untuk beragam situasi.
SVP IT Infrastructure Bank Mandiri Susilo Hardiyantono mengatakan pada Februari 2020 Bank Mandiri telah bekerja sama dengan Microsoft untuk mengoptimalkan proses bisnis dengan menggunakan komputasi awan dan kecerdasan buatan yang dikembangkan oleh Microsoft.
Ancaman asing
Meski berkembang pesat, masalah lama yaitu kekurangan sumber daya manusia terjadi sejak enam tahun lalu dan masih hingga sekarang. Semua usaha rintisan mengakui bahwa mereka kesulitan untuk mendapatkan talenta-talenta bidang teknologi yang memadai.
CEO Daily Social Rama Mamuaya mengatakan, sekarang teknologi kecerdasan di Indonesia mulai memasuki fase lanjut namun disayangkan kini banyak beredar penawaran teknologi dari luar negeri. Sejumlah perusahaan asing memiliki kantor dan tenaga penjualan di Indonesia namun talenta teknologi tetap dari negara asalnya seperti China, India, dan Singapura. Algoritma dikembangkan di luar negeri.
“Mereka menjual produk teknologi berbasis algoritma dan kemudian paling disesuaikan sedikit dengan kebutuhan kita. Data hasil pembelajaran memang dari kita namun teknologi dari luar. Situasi ini bisa membuat ketergantungan usaha rintisan kepada teknologi dari luar sehingga kita bisa kembali menjadi pasar saja,” kara Rama.
Ia mengakui talenta teknologi di Indonesia ada tapi jumlahnya tidak banyak dan kemampuannya masih harus ditingkatkan. Rata-rata satu perusahaan kecerdasan di luar negeri dengan beberapa tugas hanya membutuhkan sekitar 30 orang tetapi kalau di Indonesia harus 50 orang yang memiliki kemampuan kuat di bidang teknologi.
Untuk menangani masalah itu, ada perusahaan yang membuat platform kecerdasan buatan untuk tujuan pembelajaran. Cara lain adalah belajar dari luar negeri dan kemudian dipelajari. Setelah itu diaplikasikan di dalam negeri. Di samping itu pelatihan diperbanyak karena talenta dari perguruan tunggi murni tidak bisa langsung diandalkan.
“Akan tetapi terlalu dini kalau kita dibilang telah kalah dibanding luar negeri. Saya memilih untuk melihat perkembangan pada dua atau tiga tahun lagi. Ada ceruk pasar yang hanya bisa didominasi orang Indonesi karena orang luar negeri sulit menyesesuaikan dengan perilaku konsumen Indonesia. Ada pasar kecerdasan buatan yang kita bisa mendominasi,” kata Rama.
Sementara itu selama dua tahun terakhir Alfonsius menyampaikan, jumlah anggota tim yang bertanggungjawab untuk inovasi kecerdasan buatan di Halodoc selalu naik. Meski demikian, dia mengakui masih terdapat tenaga kerja asing.
"Di berbagai negara, mencari tenaga kompeten di bidang kecerdasan buatan ataupun mesin pembelajaran juga mengalami kesulitan. Kami rasa, hal itu wajar sebab, kecerdasan buatan ataupun mesin pembelajaran semakin dibutuhkan oleh industri," kata dia.
CTO Traveloka Ray Frederick mengatakan, salah satu area yang masih harus dioptimalkan adalah kesiapan tenaga kerja terampil yang menggunakan dan mengembangkan inovasi kecerdasan buatan. Traveloka telah bekerjasama dengan pemerintah, Google, dan usaha rintisan lainnya melalui program Bangkit untuk meningkatkan kapasitas talenta digital.
Gojek mengakui tantangan terbesar dalam pengembangan kecerdasan buatan adalah bagaimana mereka bisa menghadirkan inovasi atau teknologi baru secara lebih cepat. Untuk itu, mereka fokus dalam pengembangan talenta melalui berbagai bidang kecerdasan buatan.
Tokopedia mengatakan, pengadaan sumber daya manusia merupakan investasi terbesar perusahaan teknologi. Mereka mengembangkan talenta digital dan memajukan ekosistem melalui berbagai kolaborasi bersama mitra strategis, seperti universitas dan komunitas.