Peneliti Itera: Batu yang Jatuh di Lampung Tengah adalah Meteorit
Institut Teknologi Sumatera, Lampung, telah memeriksa dan mengambil sampel batu yang jatuh di Kabupaten Lampung Tengah, Lampung. Dari hasil pengujian, batu tersebut dipastikan meteorit yang jatuh ke bumi.
Oleh
VINA OKTAVIA
·3 menit baca
BANDAR LAMPUNG, KOMPAS — Dosen dari Institut Teknologi Sumatera, Lampung, telah memeriksa dan mengambil sampel batu yang jatuh di Desa Astomulyo, Kecamatan Punggur, Kabupaten Lampung Tengah, Lampung. Dari hasil pengujian, batu tersebut dipastikan meteorit yang jatuh ke bumi.
Dosen Program Studi Sains Atmosfer dan Keplanetan Institut Teknologi Sumatera (Itera), Robiatul Muztaba, mengatakan, dari hasil pengamatan fisik, ada sisi hitam di batuan itu. Menurut keterangan pemilik rumah, batu tersebut juga ditemukan dalam kondisi hangat.
”Itu merupakan dampak bebatuan yang bergesekan dengan atmosfer, ada proses pembakaran di sana,” kata Robiatul saat dikonfirmasi, Jumat (29/1/2021).
Dia juga menduga, suara dentuman yang terdengar oleh warga di Kabupaten Lampung Tengah dan Tanggamus ada hubungannya dengan fenomena jatuhnya meteorit tersebut. Diduga, suara dentuman terdengar saat meteorit pecah di langit.
Menurut dia, warga tidak perlu panik dengan adanya fenomena jatuhnya meteorit tersebut. Warga bisa menghubungi peneliti jika fenomena serupa terulang kembali.
Robiatul menambahkan, fenomena hujan meteor memang terjadi sepanjang Januari 2021. Puncak hujan meteor terjadi pada 3-4 Januari lalu.
Dosen Teknik Geologi Itera, Danni Gathot Harbowo, mengatakan, dari hasil pengujian dengan magnet, batuan itu terbukti mengandung unsur logam. Selain itu, batuan tersebut juga mengandung unsur hidrat yang memicu oksidasi dengan ditunjukkan adanya bagian batu yang berwarna kekuningan. ”Terkait unsur detailnya akan diuji di laboratorium selama satu minggu ke depan,” katanya.
Warga tidak perlu panik dengan adanya fenomena jatuhnya meteorit tersebut. Warga bisa menghubungi peneliti jika fenomena serupa terulang kembali.
Pihaknya sudah mengambil sampel meteorit itu untuk pengujian di laboratorium. Dia menambahkan, warga diimbau tidak menyalahgunakan batuan itu, seperti mengonsumsinya. Pasalnya, dikhawatirkan meteorit itu mengandung unsur radioaktif.
Sebelumnya diberitakan, warga Desa Astomulyo, dihebohkan dengan fenomena jatuhnya batu dengan diamater sekitar 25 sentimeter, Kamis (28/1/2021) pukul 22.00. Selain itu, sejumlah warga di Kabupaten Lampung Tengah dan Tanggamus juga mengaku mendengar suara dentuman keras.
Camat Punggur Priyadi mengatakan, batu itu jatuh di samping rumah salah satu warga di Dusun 5 Mulyodadi, Desa Astomulyo, Kamis malam. Jatuhnya batu itu sempat membuat sejumlah genteng rumah warga berjatuhan.
”Menurut keterangan pemilik rumah, awalnya ada suara gemuruh seperti petir. Lalu genteng rumah berjatuhan dan batu jatuh di samping rumahnya,” kata Priyadi.
Dia menjelaskan, warga sekitar justru tidak mendengar suara dentuman keras. Namun, sejumlah warga di Kota Bandar Jaya, Lampung Tengah, mengaku mendengar suara dentuman di saat yang bersamaan. Di waktu yang hampir bersamaan, sejumlah warga di Lampung Tengah dan Kabupaten Tanggamus juga mengaku mendengar suara dentuman keras.
Menurut dia, fenomena jatuhnya batu itu memicu kerumuman warga. Puluhan warga datang untuk memotret dan mengambil video. Bahkan, ada sebagian warga yang mengambil air rendaman batu itu dan membawanya pulang.
Untuk itu, pemerintah kecamatan meminta pemilik rumah untuk menyimpan benda asing tersebut. Aparat juga membubarkan warga yang berkerumun.
Pengamat Meteorologi dan Geofisika, Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Lampung memastikan tidak ada gempa yang mengguncang Lampung di jam bersamaan dengan terdengarnya suara dentuman.