Agar Lestari, Penyu Bromo Bertelur di Banyak Tempat
Peneliti berhasil merekam taktik penyu bromo, yaitu bertelur di banyak tempat agar terhindar dari predator dan badai.
Oleh
ALBERTUS SUBUR TJAHJONO
·3 menit baca
Penyu terancam punah. Pegiat lingkungan aktif melindungi satwa ini dari para predator, terutama manusia. Namun, penyu juga mulai beradaptasi agar keturunannya lestari. Peneliti berhasil merekam taktik penyu bromo, yaitu bertelur di banyak tempat agar terhindar dari predator dan badai.
Penelitian itu berjudul ”Berbagai Adaptasi Manajemen Risiko Induk Penyu Bromo (Caretta caretta) untuk Mengurangi Kegagalan Bertelur yang Disebabkan Badai dan Predator”. Penelitian dimuat dalam jurnal Scientific Reports edisi 28 Januari 2021 yang juga dipublikasikan Science Daily. Penelitian dilakukan Deby L Cassill, profesor biologi Universitas San Francisco, Amerika Serikat (AS).
Penyu bromo dilindungi di Indonesia dengan Peraturan Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan Nomor P.20/Menlhk/Setjen/Kum.1/6/2018 tentang Jenis Tumbuhan dan Satwa yang Dilindungi. Penyu bromo berada di nomor 707 dalam lampiran Peraturan Menteri tersebut, diikuti Cheloniidae lainnya, yaitu penyu hijau (Chelonia mydas), penyu sisik (Eretmochelys imbricata), penyu lekang (Lepidechelys olivacea), dan penyu pipih (Natator depressus). Nama lain penyu bromo adalah penyu tempayan.
Dalam jurnal tersebut, Deby L Cassill menuliskan, umur reproduksi penyu bromo selama 30 tahun. Pada interval yang tidak dapat diprediksi, penyu bromo betina dan jantan bermigrasi ke area kawin. Sistem kawin bersifat suka sama suka, penyu betina menerima ajakan pejantan untuk berhubungan seksual. Setelah musim kawin berakhir, betina bermigrasi ke pantai kelahiran mereka dan pejantan kembali mencari makan.
Di sepanjang Pantai Florida, AS, badai petir yang hebat dan gelombang pasang membuat telur-telur penyu bromo mati. Predator penyu bromo seperti rakun, anjing peliharaan, anjing hutan, burung laut, ikan, kepiting, dan semut api menjadi ancaman telur-telur penyu bromo. Begitu tukik atau anak penyu memasuki lingkungan laut, risiko predasi kembali tinggi.
Deby L Cassill menyajikan sebuah studi jangka panjang, 1988-2004, tentang upaya induk penyu bromo bersarang di pulau di lepas pantai selatan Florida. Sebanyak 112 penyu bromo dipantau dan dicatat setiap musim bertelur selama 17 tahun.
Hasilnya menunjukkan, penyu bromo betina mengimbangi hilangnya telur akibat badai dahsyat dan predator dengan serangkaian adaptasi reproduksi yang inovatif. Pertama dan terpenting, penyu bromo betina menghasilkan telur yang jumlahnya berlebihan. Setelah itu, betina membagi produksi telur seumur hidup mereka ke dalam sarang dengan ukuran yang beragam, menyimpan telur dalam jumlah yang beragam di lokasi yang tersebar luas di pantai dengan interval yang beragam selama beberapa musim bersarang.
”Kami menemukan bahwa dua pertiga dari tukik penyu bromo berhasil mencapai Teluk Meksiko selama studi 17 tahun ini. Selain itu, tidak ada penyu bromo betina yang mengalami kegagalan reproduksi total selama penelitian ini,” tulis Deby L Cassill.
Meskipun studi menunjukkan sebagian besar tukik mencapai Teluk Meksiko, dampak pada masa depan karena ulah manusia dan perubahan iklim dapat memengaruhi populasi penyu di dunia.
”Tanpa pengetahuan tentang kelangsungan hidup penyu dan biologi reproduksinya, kami tidak dapat mengembangkan dan menerapkan kebijakan konservasi yang efektif,” kata Cassill, seperti dikutip Science Daily.
Upaya konservasi penyu di Indonesia juga terus dilakukan pegiat lingkungan. Salah satu yang direkam wartawan Kompas Megandika Wicaksono adalah konservasi penyu lekang di Cilacap, Jawa Tengah. Upaya konservasi dilakukan Kelompok Konservasi Penyu Nagaraja yang diketuai Jumawan.
Bersama 15 pemuda di Desa Karangbenda, Kecamatan Adipala, Kabupaten Cilacap, Jumawan menularkan kecintaan untuk menjaga penyu. Lewat susur pantai di malam hari, mereka mencari dan menanti penyu mendarat untuk bertelur. Telur itu kemudian dikumpulkan, diamankan dari predator, lalu ditetaskan untuk selanjutnya dilepasliarkan.
”Penyu di Cilacap khususnya sudah sangat langka. Dengan konservasi ini, diharapkan penyu di pesisir Cilacap ini bisa terus lestari,” katanya di Pantai Sodong, Cilacap, Senin (14/9/2020), saat melepasliar 142 tukik penyu lekang.