Gempa bumi mengguncang Majene, Sulawesi Barat. Gempa ini tergolong sangat dangkal dan menimbulkan kerusakan banyak bangunan.
Oleh
Ahmad Arif
·2 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Gempa kuat bermagnitudo 6,2 melanda Majene, Sulawesi Barat, Jumat (15/1/2021) pukul 01.28 WIB. Gempa ini dilaporkan menimbulkan kerusakan bangunan, termasuk Kantor Gubernur Sulawesi Barat, dan dikhawatirkan terdapat korban jiwa.
Menurut informasi dari Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG), gempa ini berpusat sekitar 6 kilometer timur laut kota Majene. Gempa ini tergolong sangat dangkal dengan hiposenter di kedalaman 10 kilometer.
Gempa ini berpusat sekitar 6 kilometer timur laut kota Majene. Gempa ini tergolong sangat dangkal dengan hiposenter di kedalaman 10 kilometer.
Dampak gempa, menurut analisis BMKG, menunjukkan guncangan dengan skala IV-V MMI (Modified Mercalli Intensity) di Majene, III MMI di Palu, Sulawesi Tengah, dan II MMI di Makassar, Sulawesi Selatan. Skala V MMI menunjukkan getaran dirasakan oleh hampir semua penduduk, banyak orang terbangun, gerabah pecah, barang-barang terpelanting, tiang-tiang dan barang besar tampak bergoyang, dan bandul lonceng dapat berhenti.
Kepala Pusat Data, Informasi, dan Komunikasi Kebencanaan Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Raditya Jati mengatakan, berdasarkan laporan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Majene, warga merasakan gempa kuat selama 5-7 detik. Hal ini membuat warga panik dan banyak penduduk berada di luar rumah untuk mengantisipasi gempa susulan hingga pagi hari.
”Hingga kini belum ada perkembangan informasi terkait dampak akibat gempa tersebut. BNPB masih memantau dan berkoordinasi dengan beberapa BPBD yang terdampak guncangan gempa,” katanya.
Meski demikian, menurut peneliti Pusat Penelitian Geoteknologi Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia, Rahma Hanifa, berdasarkan laporan sejumlah sejawat di lokasi kejadian, gempa ini menimbulkan banyak kerusakan bangunan, termasuk di antaranya Kantor Gubernur Sulawesi Barat, rumah sakit, dan hotel. Dari video yang dikirimkan terlihat sejumlah bangunan tembok yang roboh total.
”Informasi ini kami dapat dari sejawat peneliti kebencanaan di Unhas yang timnya tengah berada di lapangan,” kata Rahma.
Kerusakan bangunan kemungkinan disebabkan sebagian bangunan sebelumnya sudah terdampak saat gempa berkekuatan M 5,9 yang terjadi pada Kamis (14/1/2021) pukul 13.35 WIB. ”Beberapa bangunan yang runtuh karena terdampak gempa sebelumnya, ditambah guncangan terbaru,” ujarnya.
Menurut dia, rangkaian gempa Majene ini dipicu oleh aktivitas Sesar Naik Mamuju (Mamuju Thrust). Pusat gempa Majene hari ini sangat berdekatan dengan sumber gempa yang memicu tsunami pada 23 Februari 1969 dengan kekuatan 6,9 pada kedalaman 13 kilometer.
Gempa saat itu menyebabkan 64 orang meninggal, 97 orang luka-luka, serta 1.287 rumah dan masjid mengalami kerusakan. Dermaga pelabuhan pecah, timbul tsunami dengan ketinggian 4 meter di Pelattoang serta 1,5 meter di Parasanga dan Palili.