Perawat badak putih Poniran menyaksikan kelahiran Azsyifa. Pegawai Taman Safari Bogor sejak tahun 1990 itu sangat bahagia karena jerih payahnya terbayar.
Oleh
DWI BAYU RADIUS
·3 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Ketekunan perawat satwa di Taman Safari Bogor, Jawa Barat, membuahkan hasil. Kawanan badak putih (Ceratotherium simum) bertambah dengan kehadiran bayi hewan itu seberat lebih kurang 50 kilogram dan tinggi 50 sentimeter. Badak itu dilahirkan pada Senin (26/10/2020) pukul 09.35.
Taman Safari Bogor harus melaporkan peristiwa itu kepada Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) untuk dipantau sehingga baru bisa memublikasikannya. Bayi betina itu menambah badak putih di Taman Safari Bogor menjadi lima ekor. Badak putih lain dua jantan dan dua betina.
Kelahiran satwa darat terbesar kedua setelah gajah di lembaga konservasi eks situ atau di luar habitatnya itu menerbitkan kebanggaan Taman Safari Indonesia (TSI) Group. ”Kita patut bergembira karena kelahiran yang keempat kalinya di TSI Group,” kata Jansen Manansang di Bogor, Rabu (6/1/2021).
Direktur TSI Group tersebut menambahkan, bayi badak putih dinamakan Azsyifa. Kebanggaan bukan hanya dirasakan perawat satwa dan tim medis Taman Safari Bogor. ”Masyarakat Indonesia, bahkan dunia, wajar jika ikut senang karena badak putih termasuk satwa yang terancam punah,” ucapnya.
Jansen mengatakan, sudah menjadi tugas para pemangku kepentingan untuk melestarikan dan menjaga spesies itu agar terhindar dari kepunahan. ”Sekarang, tim medis Taman Safari Bogor memantau ketat Azsyifa yang masih menyusu setiap 30 menit,” katanya.
Azsyifa diberi pakan tambahan, seperti kacang-kacangan, wortel, dedaunan, pisang, dan rerumputan, dengan berat total 100 kg per hari. Lebih dari lima perawat satwa rutin bergiliran memantau bayi badak putih itu. Perawatan ekstra sudah dilakukan sebelum Azsyifa lahir.
”Terutama, saat induknya, Chuma, kawin dengan Merdeka selama sekitar seminggu. Rata-rata, setiap interaksi berlangsung lebih kurang 30 menit,” ucap Jansen. Hubungan itu terjadi pada Juni 2019. Selang dua bulan, Chuma diamati menggunakan ultrasonography (USG).
”Lantas, diketahui Chuma positif hamil. Ia mendapatkan perawatan dan pakan ekstra untuk mendukung kehamilannya,” ujar Jansen. Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan Siti Nurbaya memberikan nama untuk bayi badak putih tersebut pada akhir tahun 2020.
”Kehadiran Azsyifa istimewa karena menjadi badak putih ketujuh yang lahir di TSI Group selama 75 tahun Indonesia merdeka,” ucap Jansen. Kelahiran itu juga menggembirakan di masa pandemi yang diharapkan menyemangati masyarakat menghadapi tahun 2021.
”Semoga tahun ini lebih cerah sehingga publik bisa berkunjung untuk menyapa Azsyifa yang lucu dan menggemaskan,” ujar Emeraldo Parengkuan, General Manager Taman Safari Bogor. Ia juga mengungkapkan kelahiran Azsyifa sebagai kesuksesan TSI Group menjalankan peran sebagai lembaga konservasi.
”Saat pandemi, TSI Group tetap membuktikan komitmennya. Ke depan, kami akan konsisten menjalankan konservasi satwa-satwa terancam punah,” kata Jansen. Perawat badak putih, Poniran (45), menyaksikan kelahiran Azsyifa. Pegawai Taman Safari Bogor sejak tahun 1990 itu sungguh bahagia karena jerih payahnya terbayar.