Curah hujan lebat di sejumlah wilayah berpotensi terjadi hingga akhir tahun ini. Kondisi ini agar diwaspadai masyarakat karena bisa menyebabkan banjir dan bencana lain.
Oleh
Ahmad Arif
·3 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Hujan lebat berpotensi terjadi di sejumlah wilayah Indonesia hingga pergantian tahun. Sebagian besar wilayah Jawa Barat bagian timur, Jawa Tengah, dan Jawa Timur agar mewaspadai peningkatan curah hujan harian yang umumnya dimulai sore hingga malam hari.
Kepala Pusat Meteorologi Publik Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Fachri Radjab, Minggu (27/12/2020), mengatakan, sirkulasi siklonik terpantau di Samudra Hindia barat Aceh, Samudra Hindia barat daya Banten, perairan selatan Jawa Tengah, Laut Sulu, perairan utara Papua Barat, dan Teluk Carpentaria.
Fenomena ini membentuk daerah pertemuan kecepatan angin (konvergensi) yang memanjang di Selat Malaka, Samudra Hindia barat-barat daya Banten, perairan timur Filipina hingga Laut Sulu, perairan utara Papua, dan di Teluk Carpentaria. ”Kondisi ini dapat meningkatkan potensi pertumbuhan awan hujan di sekitar wilayah sirkulasi siklonik dan di sepanjang daerah konvergensi tersebut,” ujarnya.
Dengan kondisi ini, menurut prakiraan tanggal 28-31 Desember 2020, potensi hujan lebat dapat terjadi di Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur, Bali, Nusa Tenggara Barat, Sulawesi Tengah, Sulawesi Selatan, Papua Barat, dan Papua.
Potensi banjir
Kepala Subbidang Informasi Iklim BMKG Siswanto mengatakan, banjir yang melanda Bandung dan Cirebon di Jawa Barat dipicu juga oleh curah hujan ekstrem 110 mm per hari terukur di Stasiun BMKG Jalan Cemara Bandung. ”Untuk hari-hari ini hingga lusa, sebagian besar wilayah Jawa Barat bagian timur, Jawa Tengah, dan Jawa Timur hendaknya juga mewaspadai peningkatan curah hujan harian yang umumnya dimulai sore hingga malam hari,” ujarnya.
Dia menambahkan, potensi banjir di Indonesia berpeluang meningkat pada bulan Januari-Maret 2021, khususnya di Aceh, Jawa Barat, Jawa Timur, Sulawesi Selatan, Sulawesi Tenggara, dan Papua. Adapun potensi kebakaran hutan dan lahan pada bulan Januari-Maret 2021 secara umum rendah. Namun, secara historis daerah Riau sering mengalami kejadian karhutla pada Februari-Maret.
Menurut Siswanto, curah hujan ke depan diprakirakan lebih tinggi dari rata-rata tahun sebelumnya. Hal ini tidak bisa dilepaskan dari terjadinya La Nina. Hujan pada Januari-Februari berkisar 200-500 mm per bulan. Sebagian Sulawesi Tenggara, Papua Barat, dan Papua diprakirakan mendapatkan curah hujan bulanan lebih dari 500 mm per bulan.
Beberapa daerah diprakirakan akan mendapatkan peningkatan curah hujan 40-80 persen lebih tinggi dari curah hujan tahun 2020, di antaranya Aceh, Sumatera Utara, Riau, Jambi, Banten bagian selatan, sebagian Jawa Barat dan Jawa Tengah, Jawa Timur, Bali dan Nusa Tenggara, Kalimantan Timur dan Utara, sebagian besar Sulawesi kecuali Sulawesi Selatan, Maluku dan Maluku Utara, Papua Barat dan sebagian Papua.
Hasil analisis kondisi iklim global menunjukkan, fenomena La Nina masih berlangsung hingga saat ini dengan ditandai nilai anomali suhu permukaan laut di Nino3.4 sebesar -0,80. Situasi ini berpotensi memberikan atmosfer yang lebih basah dibandingkan normalnya.