25 Juta Pohon Akan Ditanam di Tanjung Puting dan Citarum
Kolaborasi pemerintah dan swasta diharapkan bisa mempercepat reboisasi. Pemerintah bersama perusahaan farmasi AstraZeneca menanam 25 juta pohon di Taman Nasional Tanjung Puting dan Daerah Aliran Sungai Citarum.
Oleh
PRADIPTA PANDU
·3 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Sebanyak 25 juta pohon akan ditanam di Taman Nasional Tanjung Puting, Kalimantan Tengah, dan Daerah Aliran Sungai Citarum, Jawa Barat, selama lima tahun ke depan. Penanaman pohon ini merupakan program AZ Forest yang bertujuan mereboisasi melalui penanaman 50 juta pohon di sejumlah negara hingga 2025.
Program AZ Forest ini merupakan kolaborasi antara perusahaan farmasi AstraZeneca dengan Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Bidang (Kemenko Kemaritiman) serta sejumlah lembaga swadaya masyarakat (LSM). Penandatanganan nota kesepahaman (MoU) program ini dilakukan pada Rabu (16/12/2020) secara daring.
Deputi Bidang Koordinasi Pengelolaan Lingkungan dan Kehutanan Kemenko Kemaritiman Nani Hendiarti menyampaikan, Sungai Citarum dipilih sebagai lokasi penanaman pohon karena merupakan salah satu daerah aliran sungai terpenting di Indonesia. Salah satu calon lokasi adalah lahan terbuka di Kecamatan Cimenyan, Kabupaten Bandung.
”Reboisasi lahan terdegradasi direncanakan selama lima tahun dengan total 12 juta pohon kayu dan buah-buahan. Target tingkat kelangsungan hidup pohon yang ditanam lebih dari 80 persen untuk menghasilkan minimal 10 juta pohon hidup dan sehat pada akhir proyek pada 2025,” ujarnya saat memberikan laporan dalam acara penandatanganan MoU tersebut.
Selama proyek penanaman berlangsung, sekitar 38.800 keluarga petani akan dibantu untuk memulai program agroforestri. Tujuan akhir penanaman pohon pada 2025 diharapkan mengurangi erosi tanah dan sedimentasi di sungai yang mengaliri DAS Citarum.
Reboisasi lahan terdegradasi direncanakan selama lima tahun dengan total 12 juta pohon kayu dan buah-buahan.
Sementara lokasi kedua, yakni TN Tanjung Puting, dipilih karena kawasan seluas 415.000 hektar tersebut merupakan habitat tebesar dari orangutan. Lokasi itu akan ditanami 13 juta pohon dengan spesies asli di kawasan yang terdegradasi. Target tingkat kelangsungan hidup pohon yang ditanam yakni lebih dari 70 persen untuk menghasilkan minimal 10 juta pohon sehat pada 2025.
Lebih dari 200 orang yang sebagian besar masyarakat lokal akan dipekerjakan secara langsung dalam penanaman di Tanjung Puting. Tahun pertama reboisasi ditargetkan kawasan tersebut telah menjadi habitat baru bagi satwa liar dan regenerasi alami akan mulai terjadi pada 2025.
Dalam menentukan dua lokasi tersebut, menurut Nani, Kemenko Kemaritiman dan AstraZeneca bekerja sama dengan Pemerintah Provinsi Jawa Barat serta pengelola TN Tanjung Puting untuk mengidentifikasi area paling kritis yang perlu mendapat upaya penghijauan.
Vice President Global Government Affairs and Policy AstraZeneca Sjoerd Hubben mengatakan, pandemi Covid-19 telah menjadi permasalahan yang tidak bisa diselesaikan sendiri. Oleh karena itu, semua pihak harus saling bekerja sama sebelum dihadapkan pada tantangan yang lebih sulit, seperti isu lingkungan.
Melalui AZ Forest, kata Hubben, AstraZeneca bersama Indonesia diharapkan dapat menghadapi tantangan bencana lingkungan dan alam. Program ini juga akan membantu pemeliharaan lingkungan lebih sehat dan hijau untuk masyarakat Indonesia.
”Kami secara khusus memilih Indonesia karena komitmennya dalam membuat lingkungan lebih sehat untuk masyarakat dan sebagai upaya menanggulangi perubahan iklim. Kami mengambil pendekatan agroforestri dalam reboisasi ini sehingga dapat menghasilkan buah dari pohon yang ditanam,” tuturnya.