Anugerah Hak Kekayaan Intelektual, Penghargaan bagi Peneliti dan Akademisi
Para peneliti terus disemangati untuk produktif berkarya melahirkan inovasi ataupun publikasi artikel ilmiah berkualitas di jurnal internasional.
Oleh
PRADIPTA PANDU
·4 menit baca
KOMPAS/TOTOK WIJAYANTO
Peneliti melihat hasil ekstrak dari bahan baku alami di laboratorium Pusat Riset Obat Modern Asli Indonesia (OMAI) di Dexa Laboratories of Biomolecular Sciences, kawasan industri Cikarang, Bekasi, Jawa Barat, Rabu (11/3/2020).
JAKARTA, KOMPAS — Sejumlah peneliti, akademisi, dan institusi mendapatkan penghargaan karena telah menghasilkan hak kekayaan intelektual produktif, artikel ilmiah berkualitas tinggi, dan jurnal ilmiah bereputasi internasional. Penghargaan ini diharapkan dapat meningkatkan motivasi dan mendorong setiap sumber daya manusia di bidang ilmu pengetahuan dan teknologi untuk terus menghasilkan karya ilmiah berkualitas.
Menteri Riset dan Teknologi/Kepala Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) Bambang Brodjonegoro menyampaikan, pemberian penghargaan merupakan salah satu upaya untuk mendorong hilirisasi hasil riset. Penghargaan juga bertujuan mempromosikan riset unggulan yang diharapkan bisa menjadi solusi berbagai permasalahan.
”Kami harapkan para penerima award tidak berhenti atau tidak mengendurkan semangat untuk terus melakukan riset dan inovasi itu sendiri. Justru ini harus dijadikan titik tolak bahwa ke depan riset dan inovasi harus jadi arus utama untuk pembangunan Indonesia ke depan,” ujarnya dalam acara ”Anugerah Hak Kekayaan Intelektual Produktif dan Berkualitas Tahun 2020” di Jakarta, Rabu (18/11/2020).
Menurut Bambang, saat ini inovasi di Indonesia kurang optimal karena banyak hasil riset dari peneliti yang berhenti di tengah jalan. Hal ini terjadi bukan karena riset tersebut kurang berkualitas, melainkan karena lemahnya hilirisasi serta kerja sama antara peneliti dan dunia industri. Oleh karena itu, pengakuan terhadap kekayaan intelektual sangat penting untuk mengikis hambatan tersebut.
Kompas/Hendra A Setyawan
Perekayasa dari Balai Besar Teknologi Konversi Energi Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT) menunjukkan purwarupa pengisi daya (charger) untuk motor listrik dalam Pameran Inovasi Puspitek 2019 di kawasan Puspitek, Tangerang Selatan, Banten, Kamis (3/10/2019).
”Akan tetapi, memiliki hak paten juga tidak cukup. Dalam melahirkan inovasi, hak paten itu harus menjadi industri atau ada yang mengambil lisensi dari paten tersebut. Kemudian hal ini akan berujung pada penciptaan produk yang tidak hanya diproduksi secara massal, tetapi juga menembus market (pasar),” katanya.
Pelaksana Tugas Deputi Bidang Penguatan Riset dan Pengembangan Kementerian Riset dan Teknologi/BRIN Muhammad Dimyati menyampaikan, tiga macam penghargaan diberikan kepada peneliti atau akademisi yang menghasilkan hak kekayaan intelektual produktif, artikel ilmiah berkualitas tinggi, dan jurnal ilmiah Indonesia bereputasi internasional.
”Dari Anugerah Hak Kekayaan Intelektual Tahun 2020, ada 361 proposal yang dinilai. Dengan berbagai kriteria yang ditetapkan, akhirnya dipilih 26 pemenang,” ujarnya.
Dalam anugerah artikel ilmiah berkualitas tinggi, penghargaan tersebut diberikan kepada 588 artikel di bidang kesehatan dan obat, 20 artikel bidang nonkesehatan dan obat, 3 penulis utama bidang sains dan teknologi, 3 penulis utama bidang sosial dan humaniora. Selain itu, penghargaan juga diberikan kepada 3 penulis kolaborator internasional, 3 penulis mahasiswa, 5 institusi bidang kesehatan dan obat, serta 10 institusi bidang nonkesehatan dan obat.
KOMPAS/ABDULLAH FIKRI ASHRI
Bantalan kapal berbahan karet alam atau rubber airbag buatan dalam negeri diproduksi di pabrik PT Samudera Luas Paramacitra (SLP), Kabupaten Cirebon, Jawa Barat, Senin (8/4/2019). Untuk pertama kali, produk hasil kerja sama PT SLP, Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi, serta Kementerian Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi tersebut dikomersialisasikan. Selama ini, rubber airbag didatangkan dari luar negeri.
Sementara penghargaan ilmiah Indonesia bereputasi internasional diberikan kepada 57 jurnal dari 70 proposal. Adapun 40 jurnal juga mendapatkan penghargaan sebagai jurnal Indonesia berkualitas menuju indeksasi standar internasional yang dipilih dari 416 proposal.
SDM berkualitas
Bambang mengatakan, inovasi lahir dari suatu proses riset dan pengembangan yang panjang. Guna mencapai hasil yang optimal, riset dan pengembangan juga perlu didukung dengan sumber daya manusia yang berkualitas.
Saat ini, Bambang memandang bahwa peneliti maupun penulis Indonesia, terutama di perguruan tinggi, sudah memiliki semangat untuk memublikasikan jurnalnya di jurnal internasional. Dari sisi jumlah, ia juga menyebut jurnal dari Indonesia dianggap menjadi salah satu yang terbesar di Asia Tenggara. Namun, ia juga menekankan pentingnya kualitas dalam setiap jurnal yang diterbitkan.
DOKUMENTASI HUMAS KEMENRISTEKDIKTI
Pengunjung Science, Technology, and Art Fair (STAFair) 2018 memanfaatkan teknologi digital untuk mengetahui sejumlah hasil riset dari dukungan Kemristek dan Dikti. Lewat STAFair 2018, generasi milenial diajak untuk meminati riset dengan memahami peran iptek.
”Penerima penghargaan ini tidak hanya sekadar memenuhi persyaratan untuk naik pangkat, tetapi lebih mengedepankan kualitas dengan berhasil memublikasikan karya ilmiahnya di jurnal yang bereputasi dan sitasi yang tinggi. Kita ingin dari segi jumlah dan sitasi semakin banyak yang mengakui karya tulis dari para peneliti dan dosen di Indonesia,” tuturnya.
Bambang berharap, institusi dan organisasi profesi lainnya dapat melahirkan jurnal yang berkualitas sehingga membantu menciptakan jalan bagi dosen atau peneliti muda untuk berani memublikasikan laporan ilmiahnya di jurnal internasional. Di sisi lain, pemerintah juga masih perlu membereskan jurnal-jurnal yang abal-abal atau kurang berkualitas.
Bidang pertanian
Melalui keterangan pers, Rabu, Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian (Balitbangtan) Kementerian Pertanian menerima anugerah untuk lima paten di ajang Anugerah Hak Kekayaan Intelektual Produktif dan Berkualitas 2020 tersebut.
Kelima paten yang diusulkan Balitbangtan adalah Mesin Pemanen Multi Komoditas, Transplanter JARWO Lahan Sawah Kedalaman 60 Cm, Formulasi Feromon dan Proses Pembuatannya, Proses Pembuatan Minuman Kesehatan dari Sari Kulit Buah Manggis, dan Vaksin Bivalen Avian Influenza (AI) H5N1 Subtipe H5N1 dari Strain Virus A/chicken/wesjava/pwt-Wij/2006.
Kepala Balitbangtan Fadjry Djufry mengatakan, dalam keikutsertaan penghargaan kekayaan intelektual produktif ini, Balitbangtan secara khusus mengusulkan paten yang telah berhasil dalam proses komersialisasi. Paten-paten tersebut telah diproduksi secara massal oleh industri dan telah tersebar serta digunakan oleh masyarakat.
KOMPAS/MELATI MEWANGI
Tampilan fisik buah manggis (Garcinia mangostana L) varietas Wanayasa yang disediakan pada Festival Manggis di Desa Parakan Garokgek, Kecamatan Kiarapedes, Purwakarta.
Salah satu contohnya, paten Proses Pembuatan Minuman Kesehatan dari Sari Kulit Buah Manggis yang dikenal dengan merek dagang Garcia. Begitu pula dengan empat paten lainnya yang telah banyak digunakan secara luas. Hal ini dibuktikan dengan diterimanya royalti yang dihasilkan sebagai kompensasi atas penjualan produk yang dikembangkan.
”Keberhasilan yang diraih tentu akan menjadi motivasi bagi peneliti Balitbangtan untuk terus menghasilkan invensi-invensi bernilai kekayaan intelektual yang berpotensi untuk dikembangkan secara luas sehingga berkontribusi dalam kejayaan industri pertanian di Indonesia,” tutur Fadjry. (ICH)