Daerah Berperan Penting dalam Mendukung Ekonomi Lestari
Pemkab Sintang di Kalbar dan masyarakat Siak di Riau menjadi contoh pengelolaan sumber daya alam yang lestari dalam Forum Lanskap Global. Peran daerah untuk mewujudkan pembangunan berkelanjutan sangat penting.
Oleh
PRADIPTA PANDU
·4 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Peran pemerintah ataupun masyarakat lokal di setiap daerah sangat penting dalam mendorong ekonomi berbasis alam atau ekonomi lestari guna mendukung pembangunan berkelanjutan. Beberapa daerah kini mulai menerapkan ekonomi lestari, mulai dari pembuatan kebijakan hingga penguatan komoditas yang telah diolah.
Hal tersebut mengemuka dalam panel diskusi Forum Lanskap Global (Global Landscape Forum) bertajuk ”Pembelajaran dari Indonesia: Membangun Ekonomi Berbasis Alam melalui Pendekatan Yurisdiksi” yang diselenggarakan secara virtual, Kamis (29/10/2020) malam. Salah satu panel diskusi dari Indonesia ini diselenggarakan Lingkar Temu Kabupaten Lestari (LTKL) dan Lembaga Riset Kehutanan Internasional (Cifor).
Salah satu daerah yang dicontohkan turut mendorong meningkatnya ekonomi lestari adalah Kabupaten Sintang, Kalimantan Barat. Pemerintah daerah Kabupaten Sintang kemudian menerbitkan Peraturan Bupati Nomor 66 Tahun 2019 tentang Rencana Aksi Daerah Sintang Lestari Tahun 2019-2021. Perbup ini menjadi landasan Rancangan Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) dan Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Kabupaten Sintang.
Penjabat sementara Bupati Sintang, Florentinus Anum, mengatakan, Perbup Sintang Lestari akan mengubah pembangunan di Sintang sehingga tidak bergantung pada sektor ekonomi yang berbasis lahan. Sintang Lestari juga menjadi acuan resmi bagi seluruh organisasi perangkat daerah dalam menentukan prioritas program yang berhubungan dengan pembangunan berkelanjutan.
”Beberapa ketentuan dalam Perbup Sintang Lestari selalu melibatkan semua stakeholder (pengampu kepentingan), terutama akademisi, penggiat lingkungan, pemerintah, dan masyarakat adat atau lokal. Mereka kami minta pendapatnya sehingga sumber daya alam memberikan manfaat tidak hanya bagi pemerintah, tetapi juga bagi ekonomi masyarakat lokal,” ujarnya.
Implementasi Sintang Lestari telah diwujudkan melalui sejumlah program, di antaranya terkait pembukaan lahan bagi masyarakat adat. Pemda memberikan ruang bagi masyarakat adat untuk membuka dan mengelola kawasan hutannya sendiri sesuai dengan kearifan lokal ataupun ketentuan adatnya.
”Masyarakat adat lebih tahu cara mengelola karena mengetahui ikatan dengan hutan. Pembukaan lahan dengan cara dibakar oleh masyarakat lokal dilakukan secara terkendali dan terbatas. Dengan cara ini dipastikan kebakaran tidak akan merembet ke kawasan lain. Setelah dikelola, lahan juga akan tumbuh kembali,” katanya.
Ia menegaskan, aturan ini perlu dibuat karena 59 persen dari total wilayah Sintang merupakan kawasan hutan. Kondisi ini membuat pembangunan di Sintang akan selalu bersingungan dengan kawasan hutan. Program Sintang Lestari akan memastikan pembangunan ekonomi terus didorong dan keberlanjutan sumber daya alam tetap terjaga.
Budidaya gabus
Selain pemda Sintang, upaya mendukung penerapan ekonomi lestari juga telah dilakukan masyarakat di Kabupaten Siak, Riau. Pendiri Explore Siak, Musrahmad, menyatakan, Siak memiliki potensi di sektor perikanan, khususnya ikan gabus. Masyarakat kemudian melakukan budidaya gabus di lahan gambut.
Selain itu, masyarakat Siak juga membudidayakan gabus untuk menghasilkan albumin atau ekstrak protein. Albumin dari gabus bermanfaat bagi manusia untuk mempercepat penyembuhan luka, pembentukan dan pertumbuhan otot, serta memperbaiki gizi.
”Budidaya gabus ini secara tidak langsung juga membuat gambut harus selalu basah. Jika ikan gabus hidup dengan baik, lahan gambut juga akan terjaga. Kami mengundang lebih banyak lagi tenaga ahli yang bisa bantu kami berinovasi dan temukan lebih banyak lagi produk turunan basis alam di Siak,” ungkapnya.
Guna mendukung upaya penguatan ekonomi lestari dari masyarakat Siak dan Pemkab Sintang, baik Florentinus maupun Musrahmad berharap adanya kolaborasi riset dari sejumlah pihak secara berkelanjutan. Selain itu juga perlu pembinaan dan pendampingan kepada masyarakat dalam memanfaatkan SDA di samping keterlibatan pusat melalui dukungan anggaran.
Direktur Perencanaan Makro dan Analisis Statistik, Kementerian Perencanaan Pembangunan Nasional (PPN/Bappenas) Eka Chandra Buana mengatakan, langkah yang ditempuh Siak dan Sintang dalam mendukung ekonomi lestari telah sejalan dengan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) 2020-2024.
Eka menjelaskan, dalam RPJMN tertuang target tentang transformasi ekonomi untuk mendorong komoditas yang telah diolah dan tidak lagi mengandalkan sumber daya alam yang bersifat mentah. Ia berharap langkah dari Siak dan Sintang dapat menjadi contoh pembangunan untuk daerah lain dalam meningkatkan nilai tambah suatu produk.
Direktur Investasi untuk Asia Tenggara Sail Ventures Sanjiv Louis menambahkan, dinamika dan perkembangan saat ini membuat investor tidak hanya mengukur investasi dari sisi profitabilitas keuangan. Namun, investor juga mulai tertarik dengan konsep investasi yang berdampak terhadap lingkungan, termasuk keanekaragaman hayati dan fungsi ekosistem.
”Akan menarik bagi investor jika terdapat kesiapan di daerah untuk memfasilitasi investasi berbasis alam lewat kerangka kebijakan yang sesuai target nasional, kolaborasi multipihak, dan mekanisme komunikasi kemajuan yang kredibel,” katanya.