Bertepatan dengan peringatan Hari Sumpah Pemuda 28 Oktober, kaum muda diharapkan bisa menciptakan solusi nyata untuk masyarakat, seperti penanganan dampak pandemi Covid-19.
Oleh
Mediana
·4 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Peringatan Hari Sumpah Pemuda tahun 2020 yang bersamaan dengan masih berlangsungnya pandemi Covid-19 menjadi momentum untuk melahirkan perjuangan baru bagi kaum muda. Mereka dituntut mempunyai solusi nyata untuk mengatasi dampak penyebaran Covid-19 di masyarakat.
Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nadiem Anwar Makarim dalam peluncuran buku KKN Tematik Covid-19, Rabu (28/10/2020), di Jakarta, menyebutkan, sejak April 2020, sekitar 15.000 mahasiswa terjun sebagai sukarelawan untuk memitigasi penyebaran Covid-19 melalui program Relawan Covid-19 Nasional (Recon).
Sejak Juni 2020, ribuan mahasiswa mengikuti program kuliah kerja nyata (KKN) tematik. Selain itu, sejumlah mahasiswa berpartisipasi di program Kampus Mengajar Perintis. Mereka membantu pembelajaran jarak jauh siswa sekolah dasar.
Program KKN dinilai menjadi wujud kepedulian mahasiswa terhadap berbagai permasalahan di masyarakat. KKN juga menguatkan empati, kesetiakawanan sosial, kemampuan memahami, dan memberikan solusi bagi mahasiswa. KKN telah menjadi tradisi perguruan tinggi sejak dicanangkan pertama kali sekitar tahun 1971.
Selama pandemi Covid-19, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) berkolaborasi dengan Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) dan Kementerian Dalam Negeri untuk menjalankan KKN Tematik Covid-19. Lebih dari 5.600 mahasiswa dari lebih dari 200 perguruan tinggi terlibat. Kisah mereka membantu sosialisasi protokol kesehatan sampai mencari solusi atas dampak pandemi dibukukan. Buku berjudul KKN Tematik Covid-19 diharapkan menginspirasi banyak orang.
”Saya mengapresiasi semangat perguruan tinggi yang mau menjalankan program-program nyata, bukan sekadar wacana pengabdian kepada masyarakat,” ujarnya.
Dalam pernyataan resminya terkait peringatan Hari Sumpah Pemuda, Nadiem mengatakan, peristiwa 28 Oktober 1928 membuktikan kaum muda mampu mengubah resah menjadi jalan keluar. Anak muda mampu menjadi motor pergerakan menuju kemajuan.
Masa sulit pandemi Covid-19 semestinya bisa menjadi pembelajaran, penguatan mental dan karakter, serta ruang kreativitas. Pemuda Indonesia seharusnya bersatu dan bangkit, lalu menciptakan terobosan dan inovasi membantu bangsa.
”Dari masa ke masa, kita selalu menghadapi berbagai keresahan. Hari ini pun, kita tidak dapat memungkiri bahwa kita bergelut dengan keresahan yang begitu pelik. Mari nyalakan lagi semangat dari Kongres Pemuda 1928 dengan mencari solusi,” kata Nadiem.
Mari nyalakan lagi semangat dari Kongres Pemuda 1928 dengan mencari solusi.
Kepala BNPB Doni Monardo menyatakan, pandemi Covid-19 tak hanya berdampak kepada kesehatan, tetapi juga seluruh aspek kehidupan masyarakat. Karena itu, pencegahan penularan Covid-19 memerlukan kolaborasi pentahelix unsur masyarakat serta anak muda dari berbagai disiplin ilmu.
Mengutip survei yang dilakukan Badan Pusat Statistik pada 14-21 September 2020, ada sekitar 17 persen dari total populasi penduduk Indonesia percaya diri tidak akan terpapar Covid-19. Hal itu ironi. Sebab, fakta menunjukkan siapa pun dapat terkena Covid-19. Lebih dari 1 juta warga di dunia meninggal.
Sejalan dengan momentum Sumpah Pemuda, Doni berharap anak muda mengikrarkan diri bersatu mengurangi persebaran Covid-19. Melalui program KKN tematik, misalnya, mahasiswa bisa turut menyadarkan masyarakat terhadap pentingnya protokol kesehatan.
Dokter sekaligus pengusaha, Tirta Mandira Hudhi, berpendapat, anak muda perlu menjadi orang yang solutif untuk sesama, bukan mengeluh dan menghujat di media sosial. Belakangan, media sosial berkembang tren viral anak muda mengkritik warga yang tidak melaksanakan protokol kesehatan. Tren ini tidak perlu ditiru.
Inisiatif
Rektor Universitas PGRI Semarang Muhdi menceritakan, sejak 2006, kampus menjalankan program KKN tematik. Penentuan tema mempertimbangkan isu permasalahan yang dialami masyarakat di daerah tujuan, seperti daerah ramah anak dan literasi digital. Pada 2020, bersamaan dengan pandemi Covid-19, kampus memutuskan mengambil tema penanggulangan dampak Covid-19. Tema ini sejalan dengan program KKN Tematik nasional yang digagas Kemendikbud, BNPB, dan Kementerian Dalam Negeri.
Dia mengklaim, 1.101 mahasiswanya tercatat sebagai peserta. Padahal, kampus hanya membuka pendaftaran KKN tiga hari. Mereka melaksanakan KKN dari tempat tinggal masing-masing, yaitu 800-an desa.
Kampus sebelumnya memberikan pembekalan berupa materi sosialisasi protokol kesehatan, pembuatan sarana kebersihan, dan ketahanan pangan. Muhdi juga mengaku mendorong mahasiswa bisa membantu berwirausaha.
Rahmani Fadilah, mahasiswi Akademi Kebidanan Sismadi Jakarta, mengaku, mahasiswa diploma tiga tidak memperoleh program KKN. Namun, dia bersama sekitar 12 teman lintas angkatan memutuskan mengikuti KKN Tematik Covid-19 yang telah menjadi program Kemendikbud, BNPB, dan Kementerian Dalam Negeri. ”Kami berinisiatif membantu sosialisasi protokol kesehatan,” ujarnya.
Rahmani menyebut dirinya dan teman-temannya menjalankan KKN di kampung nelayan Cilincing, Jakarta Utara. Target sosialisasi protokol kesehatan adalah 500 kepala keluarga.
Kebanyakan keluarga yang bermata pencarian sebagai pengupas kerang hijau bekerja tanpa menggunakan masker dan menjaga jarak. Mereka susah diberikan pemahaman mengenai pentingnya protokol kesehatan untuk mencegah penyebaran Covid-19. Sosialisasi tidak mudah dilakukan sampai akhirnya mahasiswa mendekati anak-anak dan berkampanye bersama aparat desa.
Sementara itu, Hanifah Intan, mahasiswi Fakultas Hukum Universitas Bhayangkara Jakarta Raya, terlibat KKN Tematik di Desa Sumberjaya, Tambun Selatan, Bekasi, Jawa Barat. Dia bersama sekitar 10 mahasiswa membantu sosialisasi protokol kesehatan, masyarakat sadar hukum, literasi media, dan pencegahan kekerasan dalam rumah tangga. Menurut dia, keikutsertaannya dalam program itu sebagai bagian dari tanggung jawab moral akademisi.
”Kaum muda, seperti mahasiswa, boleh menjadi kelompok ’rebahan’ yang aktif di media sosial. Namun, konten mereka perlu berisi pesan-pesan positif, seperti menyemangati anak muda lainnya untuk mematuhi protokol kesehatan,” katanya saat ditanya makna peringatan Hari Sumpah Pemuda tahun 2020.