Siklon Saudel dan Molave secara simultan terbentuk di Samudera Pasifik, dan secara tidak langsung berdampak terhadap gejolak cuaca di Indonesia. Fenomena ini diduga disebabkan La Nina.
Oleh
Ahmad Arif
·3 menit baca
JAKARTA, KOMPAS - Dua siklon tropis, secara simultan terbentuk di Samudera Pasifik, dan secara tidak langsung berdampak terhadap gejolak cuaca di Indonesia. Fenomena ini diduga disebabkan iklim La Nina yang telah meningkatkan curah hujan di sebagian besar wilayah Indonesia hingga 40 persen.
Setelah siklon tropis Saudel mulai meluruh ketika memasuki daratan Vietnam, saat ini muncul siklon tropis baru di sekitar Filipina, yaitu siklon tropis Molave. Laporan dari Pusat Siklon Tropis Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG), pada Senin (26/10/2020), siklon tropis Molave berada di 13,2 Lintang Utara dan 120,4 Bujur Timur atau sekitar 1.140 kilometer (km) sebelah utara timur laut Tarakan, Kalimantan Utara.
Siklon ini bergerak ke arah barat dengan kecepatan 14 knots atau 25 km per jam menjauhi wilayah Indonesia, dengan kecepatan angin maksimum 65 knots atau 120 km per jam. Diperkirakan pada Selasa (27/10) pagi, siklon ini akan berada pada jarak 1.180 km sebelah utara barat laut Tarakan.
"Keberadaan siklon tropis di sekitar Filipina ini memberi dampak tidak langsung terhadap cuaca di Indonesia, yaitu adanya daerah pertemuan angin yang dapat mendukung pertumbuhan awan-awan hujan," kata Kepala Pusat Meterologi Publik BMKG Fachri Radjab.
Beberapa daerah yang berpeluang mendapatkan tambahan hujan dengan intensitas sedang hingga lebat yaitu Sumatera Utara, Riau, Bengkulu, Sumatera Selatan, Kalimantan Barat, Kalimantan Tengah, Kalimantan Timur, dan Kalimantan Utara. Sedangkan gelombang laut dengan ketinggian 1,25 - 2,5 meter berpeluang terjadi di perairan Laut Natuna Utara dan perairan utara Kepulauan Halmahera.
"Namun, siklon ini juga berpotensi mengurangi intensitas hujan di beberapa daerah, seperti di Sulawesi Tenggara dan Maluku," kata dia.
Dipengaruhi La Nina
Kepala Subbidang Informasi Iklim dan Kualitas Udara BMKG Siswanto mengatakan, fenomena La Nina yang saat ini tengah terjadi di Samudera Pasifik turut meningkatkan frekuensi siklogenesa atau pembentukan siklon. "Pekan ini saja sudah ada dua siklon tropis yang terbentuk di Samudera Pasifik bagian barat, saling susul menyusul," kata dia.
Setelah siklon tropis Saudel mulai meluruh saat memasuki daratan Vietnam, saat ini muncul siklon baru Molave. Pada saat yang sama, di sebelah timur siklon Molave juga berkembang pusat tekanan rendah yang bisa menjadi bibit siklon baru.
La Nina didefinisikan sebagai kondisi penyimpangan suhu permukaan laut Samudera Pasifik tropis bagian tengah dan timur yang lebih dingin daripada kondisi normalnya. Penyimpangan ini telah terekam dalam 2,5 bulan terakir dan diperkirakan masih akan berlangsung hingga beberapa bulan ke depan.
Siswanto menambahkan, fenomena La Nina ini kemungkinan juga dapat meningkatkan akumulasi curah hujan di sebagian besar wilayah Indonesia pada bulan Oktober - November hingga 40 persen. "Daerah-daerah yang saat ini hujannya menguat seperti Bandung dan Cilacap, merupakan wilayah yang dalam analisis kami termasuk rentan. Ini daerah yang berpotensi mendapatkan tambahan hujan pada kondisi La Nina," kata dia.
Berdasarkan catatan BMKG dari sejumlah stasiun di Indonesia, intensitas hujan tertinggi yang terekam pada Senin, terjadi di Pacitan, Jawa Timur sebesar 91,3 mm per hari, disusul stastiun meteorologi Dabo Singkep, Kepulauan Riau 77 mm per hari, dan stasiun Meteorologi Sultan Bantilan 73 mm per hari. Sedangkan di stasiun geofisika Bandung, Jawa Barat 68,2 mm per hari.
Siswanto mengingatkan agar masyarakat mewaspadai potensi peningkatan curah hujan dan curah hujan atas normal pada bulan November berkaitan dengan dampak La Nina dengan wilayah yang terpengaruh di sebagian besar Indonesia, kecuali Sumatera bagian barat dan Papua bagian timur. Sedangkan pada Desember, wilayah yang berpotensi mendampatkan tambahan hujan terutama di Indonesia bagian tengah dan utara, seperti Sulawesi, Kepulauan Maluku dan Maluku Utara, serta Kalimantan Timur dan Kalimantan Utara.