Gempa bumi berkekuatan M 5,5 melanda di zona subduksi Samudra Hindia sebelah selatan Jawa Barat pada Minggu (25/10/2020). Gempa yang dirasakan hingga Bandung dan Yogyakarta ini tidak memicu tsunami.
Oleh
Ahmad Arif
·2 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Gempa bumi berkekuatan M 5,5 terjadi di zona subduksi Samudra Hindia sebelah selatan Jawa Barat pada Minggu (25/10/2020). Kekuatan gempa dirasakan di Pangandaran hingga skala III-IV Modified Mercalli Intensity, yang artinya dirasakan banyak orang serta menyebabkan jendela dan pintu rumah berderik. Gempa yang dirasakan hingga Bandung dan Yogyakarta ini tidak memicu tsunami.
Berdasarkan laporan Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG), gempa terjadi pada pukul 07.56 dengan episenter terletak pada koordinat 8,2 Lintang Selatan dan 107,86 Bujur Timur atau berlokasi di laut pada jarak 88 kilometer arah barat daya Pangandaran, Jawa Barat, pada kedalaman 62 kilometer.
Kepala Pusat Gempa Bumi BMKG Rahmat Triyono mengatakan, dengan memperhatikan lokasi episenter dan kedalaman hiposenternya, gempa bumi yang terjadi merupakan jenis menengah akibat adanya aktivitas subduksi. Zona ini diketahui menjadi tempat pertemuan lempeng Eurasia dengan Indo-Australia. ”Hasil analisis mekanisme sumber menunjukkan bahwa gempa bumi memiliki mekanisme pergerakan naik,” katanya.
Hasil analisis mekanisme sumber menunjukkan bahwa gempa bumi memiliki mekanisme pergerakan naik.
Guncangan gempa bumi ini, menurut data BMKG, dirasakan di daerah Sukabumi, Tasikmalaya, dan Pangandaran dengan skala III-IV MMI. Sementara di Kuningan, Garut, dan Cilacap, gempa dirasakan dengan skala III MMI, yang berarti getaran dirasakan nyata di dalam rumah, seperti ada truk berlalu. Di Kabupaten Bandung, Kebumen, Kutoarjo, Banyumas, Banjarnegara, Kulon Progo, Bantul, Gunung Kidul, dan Yogyakarta, gempa dirasakan dengan kekuatan II-III.
”Hingga saat ini belum ada laporan dampak kerusakan yang ditimbulkan akibat gempa bumi tersebut. Hasil pemodelan menunjukkan, gempa bumi ini tidak memicu tsunami,” ujarnya.
Berdasarkan studi terbaru oleh tim peneliti dengan penulis pertama S Widiantoro dari Global Geophysics Research Group Institut Teknologi Bandung (ITB), zona subduksi di selatan Jawa ini berpotensi dilanda gempa besar berkekuatan hingga M 9,1 yang bisa memicu tsunami hingga 20 meter. Kajian ini telah dipublikasikan di jurnal internasional Nature, Kamis (17/9/2020).
Kajian terpisah dengan pendekatan paleotsunami oleh Eko Yulianto dari Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) dan timnya telah menemukan perulangan tsunami di selatan Jawa. Jejak tsunami kuat terakhir diperkirakan terjadi 400 tahun lalu.