Perempuan cenderung lebih berhati-hati dan mematuhi protokol kesehatan untuk mencegah penularan Covid-19 dibandingkan lelaki. Hal itu berkontribusi menurunkan kerentanan mereka tertular penyakit infeksi tersebut.
Oleh
Ahmad Arif
·3 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Sikap dan perilaku perempuan yang cenderung lebih berhati-hati berkontribusi pada penurunan kerentanan dan kematian mereka terkait Covid-19. Survei di delapan negara menunjukkan mereka lebih serius menganggap virus SARS-CoV-2 pemicu Covid-19 sebagai masalah kesehatan daripada pria sehingga lebih mungkin mematuhi kebijakan kesehatan.
Hasil kajian ini diterbitkan di PNAS (Proceedings of the National Academy of Sciences) pada 15 Oktober 2020. ”Pembuat kebijakan yang mempromosikan pengurangan mobilitas, masker, dan perubahan perilaku lainnya harus merancang komunikasi berdasarkan jender karena ada respons berbeda antara lelaki dan perempuan,” kata Vincenzo Galasso, peneliti dari Bocconi University, Itali, dalam keterangan tertulis.
Para penulis mengamati perbedaan jender yang substansial dalam sikap dan perilaku melalui survei dua gelombang (Maret dan April 2020), dengan 21.649 responden di Australia, Austria, Perancis, Jerman, Italia, Selandia Baru, Inggris, dan AS, yang merupakan bagian dari proyek internasional REPEAT (Representations, Perceptions and Attitudes on Covid-19).
Ditemukan, perempuan di delapan negara ini lebih cenderung menganggap Covid-19 sebagai masalah kesehatan amat serius 59 persen dibandingkan pria 48,7 persen pada Maret, dan 39,6 persen dibanding 33 persen pada April 2020.
Perempuan juga lebih cenderung setuju dengan kebijakan publik yang memerangi pandemi, seperti pembatasan mobilitas dan jarak sosial 54,1 persen dibandingkan 47,7 persen pada Maret dan 42,6 persen dibandingkan 37,4 persen pada April lalu.
Selain itu, perempuan cenderung mengikuti aturan mengenai Covid-19 sebesar 88,1 persen dibandingkan pria 83,2 persen pada Maret dan 77,6 persen dibandingkan 71,8 persen pada April 2020. Persentase individu yang mematuhi aturan menurun seiring waktu, terutama di Jerman, dari 85,8 persen perempuan dan 81,5 persen pria pada Maret menjadi 70,5 persen wanita dan 63,7 persen pria pada bulan April, tetapi kesenjangan jender yang besar tetap ada.
Tingginya kepatuhan perempuan terhadap kebijakan mencegah penularan Covid-19 kemungkinan menjadi salah satu penyebab rendahnya kasus dan kematian yang mereka alami, dibandingkan laki-laki, pada fase awal pandemi.
Paola Profeta, anggota tim peneliti dari Bocconi University, mengatakan, ”Perbedaan terbesar antara pria dan wanita terkait dengan perilaku yang berfungsi untuk melindungi orang lain di atas segalanya.”
Perbedaan terbesar antara pria dan wanita terkait dengan perilaku yang berfungsi untuk melindungi orang lain di atas segalanya.
Namun, perbedaan tersebut lebih kecil di antara pasangan menikah, yang tinggal bersama dan berbagi pandangan satu sama lain, dan di antara individu yang paling langsung terpapar pandemi. Perbedaan itu menurun seiring waktu jika pria dan wanita terpapar arus informasi yang sama tentang pandemi.
Lebih rentan
Sejumlah kajian lain telah menunjukkan, pria hampir dua kali lebih berisiko meninggal akibat virus korona dibandingkan perempuan. Dalam kajiannya di British Medical Journal tahun 2017, Kyle Sue menunjukkan, lelaki menghasilkan imunologi lebih lemah sehingga risiko meninggal lebih tinggi jika terpapar penyakit pernapasan oleh virus.
Tingkat kematian pria juga lebih tinggi daripada perempuan saat wabah sindrom pernapasan akut parah (SARS) pada 2002-2003, yaitu 21,9 persen dibandingkan dengan 13,2 persen.
Data statistik juga menunjukkan, lelaki cenderung mengalami hipertensi dan penyakit jantung di usia lebih muda dibandingkan perempuan. Penyakit jantung dan hipertensi merupakan komorbid paling berisiko jika terkena Covid-19.
Tanpa ada Covid-19, usia harapan hidup lelaki cenderung lebih pendek dibandingkan perempuan. Sebagai gambaran, data Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) pada tahun 2016 menunjukkan, angka harapan hidup laki-laki 69,8 tahun dan perempuan 74,2 tahun. Di Indonesia, Badan Pusat Statistik 2019 menunjukkan, angka harapan hidup laki-laki 69,44 tahun dan perempuan 73,33 tahun (Kompas, 12 Maret 2020).