logo Kompas.id
Ilmu Pengetahuan & TeknologiStigma Menjadikan Covid-19...
Iklan

Stigma Menjadikan Covid-19 Lebih Berbahaya

Stigma menjadikan Covid-19 lebih berbahaya. Selain menimbulkan beban psikologis terhadap pasien dan penyintas penyakit itu, stigma juga menghambat penanganan pandemi.

Oleh
Ahmad Arif
· 6 menit baca
https://cdn-assetd.kompas.id/8IkhWd00nHe51efDKIlPKaSnt3A=/1024x576/https%3A%2F%2Fkompas.id%2Fwp-content%2Fuploads%2F2020%2F10%2F80a0b3d1-3f60-4fff-b308-6783f438b3ca_jpg.jpg
Kompas/Wawan H Prabowo

Pengunjung dan pedagang pasar beraktivitas tanpa mengenakan masker untuk mencegah penyebaran Covid-19 di Pasar Kebayoran Lama, Jakarta, Minggu (11/10/2020). Pemerintah Provinsi DKI Jakarta kembali melonggarkan pembatasan sosial berskala besar (PSBB) dengan kembali ke masa transisi mulai 12 hingga 25 Oktober mendatang. Selama masa PSBB transisi di DKI Jakarta, pasar dan pusat perbelanjaan serta mal diizinkan beroperasi dengan pembatasan pengunjung 50 persen dari kapasitas normal.

Stigma terkait Covid-19 telah terjadi di Indonesia sejak kasus pertama diumumkan pada awal Maret 2020, bahkan terus meluas. Tidak terbangunnya komunikasi yang tepercaya dan lemahnya edukasi kepada publik turut memicu kuatnya stigma terkait penyakit yang disebabkan virus korona tipe baru itu.

Padahal, selain menjadi masalah sosial yang menyebabkan kecemasan dan depresi, stigmatisasi juga mempersulit upaya memutus rantai penularan. Para penderita, penyintas, dan tenaga kesehatan mengalami beragam stigma terkait Covid-19, antara lain digunjingkan, dijauhi lingkungan sekitar, dan diusir dari tempat tinggalnya.

Editor:
evyrachmawati
Bagikan
Logo Kompas
Logo iosLogo android
Kantor Redaksi
Menara Kompas Lantai 5, Jalan Palmerah Selatan 21, Jakarta Pusat, DKI Jakarta, Indonesia, 10270.
+6221 5347 710
+6221 5347 720
+6221 5347 730
+6221 530 2200
Kantor Iklan
Menara Kompas Lantai 2, Jalan Palmerah Selatan 21, Jakarta Pusat, DKI Jakarta, Indonesia, 10270.
+6221 8062 6699
Layanan Pelanggan
Kompas Kring
+6221 2567 6000