Mulai Memasuki Musim Hujan, Waspadai Bencana Hidrometeorologi
Penguatan fenomena La Nina saat sebagian wilayah Indonesia memasuki musim hujan di bulan Oktober ini meningkatkan risiko bencana hidrometeorologi pada daerah rentan.
Oleh
PRADIPTA PANDU
·2 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Bencana hidrometeorologi, seperti banjir hingga tanah longsor, berpotensi akan terjadi pada Oktober karena adanya fenomena La Nina yang ditandai penurunan suhu permukaan laut Samudra Pasifik bagian timur. Bencana ini perlu diantisipasi dengan melakukan mitigasi khususnya di daerah dengan tingkat kerawanan tinggi.
Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika memprediksi awal musim hujan tahun 2020 terjadi pada Oktober. Sebanyak 34,8 persen wilayah Indonesia akan memasuki musim hujan lebih awal dibandingkan dengan lainnya. Salah satu penciri kondisi saat ini adalah meningkatnya intensitas curah hujan harian disertai angin kencang.
Kepala Pusat Meteorologi Publik BMKG Fachri Radjab, di Jakarta, Jumat (2/10/2020), menyampaikan, hujan dengan intensitas sedang hingga lebat di bulan Oktober ini berpotensi terjadi di Aceh, Sumatera Utara, Sumatera Barat, Riau, Bengkulu, Sumatera Selatan, Banten, Jawa Barat, Kalimantan Barat, Kalimantan Tengah, Kalimantan Selatan, Kalimantan Timur, Kalimantan Utara, Papua Barat, dan Papua.
Fenomena La Nina yang tengah terjadi saat ini menyebabkan curah hujan yang lebih tinggi dari biasanya di sejumlah daerah. Curah hujan tersebut bisa mencapai di atas 300 milimeter per bulan. Puncak curah hujan menengah dan tinggi ini diprediksi terjadi pada November 2020 hingga Maret 2021.
Terkait hal ini, Kepala Pusat Data Informasi dan Komunikasi Kebencanaan Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Raditya Jati meminta agar Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) menyiapkan upaya kesiapsiagaan dan mitigasi jika nantinya terjadi kondisi kedaruratan. Salah satu upaya yang dilakukan penyebarluasan informasi peringatan dini bencana alam khususnya di wilayah dengan tingkat kerawanan tinggi.
”Upaya dini pencegahan dan mitigasi harus dilakukan untuk mengurangi atau menghindari dampak bencana. BNPB juga mengimbau masyarakat untuk melakukan upaya kesiapsiagaan, khususnya di lingkup keluarga,” katanya.
Menurut data BNPB, sejak 1 Januari hingga 2 Oktober 2020 telah terjadi 2.162 kejadian bencana alam. Bencana tersebut menyebabkan 299 orang meninggal, 458 orang luka-luka, 25 orang hilang, dan jutaan orang mengungsi. Ribuan rumah dan fasilitas umum juga rusak terdampak bencana.
BNPB juga mencatat, 99 persen bencana yang terjadi saat ini merupakan bencana hidrometeorologi dan diperkirakan masih menjadi ancaman hingga akhir 2020. Adapun bencana alam yang paling sering terjadi adalah banjir dengan 799 kejadian, disusul puting beliung (589) dan tanah longsor (389). Sementara berdasarkan sebaran lokasinya, kejadian bencana terbanyak terjadi di Jawa Barat (384), kemudian Jawa Tengah (369), Jawa Timur (314), Aceh (221), dan Sulawesi Selatan (104).