Potensi Hujan di Jakarta hingga Tiga Hari ke Depan
Intensitas hujan di wilayah Jakarta dan daerah lain masih cukup tinggi meski memasuki puncak musim kemarau pada Agustus ini. Kondisi tersebut diprediksi masih akan terjadi hingga tiga hari ke depan.
Oleh
PRADIPTA PANDU
·2 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Bulan Agustus diperkirakan menjadi puncak musim kemarau. Namun, sampai saat ini intensitas hujan di wilayah Jakarta dan daerah lainnya masih cukup tinggi. Kondisi ini diprediksi masih akan terjadi hingga tiga hari ke depan.
Kepala Pusat Meteorologi Publik Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Fachri Radjab mengemukakan, hujan yang masih sering terjadi pada musim kemarau di wilayah Jakarta dan sekitarnya disebabkan beberapa faktor yang saling berinteraksi selama periode musim kemarau.
Kondisi cuaca tersebut dipicu oleh aktifnya gelombang atmosfer, seperti gelombang Rossby Ekuator, gelombang tipe low atau TD, dan gelombang Kelvin, secara bergantian di atas wilayah Jakarta. Aktifnya gelombang ini dapat menyebabkan peningkatan potensi pertumbuhan awan hujan di Jakarta.
Selain itu, suhu muka laut dan anomalinya yang hangat beberapa kali teramati di perairan utara dan selatan Jawa bagian barat. Kondisi ini dapat meningkatkan pasokan massa udara hangat dan lembab di wilayah Jawa bagian barat, khususnya Jakarta.
Kondisi atmosfer yang labil juga turut memicu tingginya intensitas hujan. Dengan didukung topografi wilayah Jakarta dan sekitarnya, kondisi atmosfer tersebut mendukung proses pertumbuhan awan melalui pengangkatan udara atau proses konvektif akibat pemanasan pada permukaan tanah.
”Interaksi di antara faktor-faktor meteorologis tersebut dapat menyebabkan potensi hujan tinggi di wilayah Jakarta meski pada musim kemarau. Tiga hari ke depan masih ada potensi hujan dengan intensitas sedang hingga lebat,” ujarnya saat dihubungi, Jumat (14/8/2020), di Jakarta.
Tiga hari ke depan masih ada potensi hujan dengan intensitas sedang hingga lebat.
Selain di Jakarta dan sekitarnya, terjadinya hujan meski sudah memasuki musim kemarau juga diprediksi terjadi di wilayah lain, seperti Aceh, Riau, Kepulauan Riau, Jawa Tengah, dan Bali. Bahkan, beberapa wilayah, seperti Bengkulu, Jambi, Sumatera Selatan, Jawa Barat, dan Jawa Timur, juga berpotensi mengalami hujan lebat disertai petir dan angin kencang.
Kepala Bidang Analisis Variabilitas Iklim BMKG Indra Gustari menambahkan, musim kemarau tahun ini diprediksi lebih basah dibandingkan dengan tahun-tahun sebelumnya. Namun, daerah-daerah di selatan dan timur Indonesia, seperti Nusa Tenggara Timur, Nusa Tenggara barat, Bali, dan Papua, diprediksi lebih kering daripada daerah lain.