Mobilitas Dibatasi, Peserta UTBK dari Luar Jabar agar Hubungi PTN Terdekat
SBMPTN dengan skema ujian tertulis berbasis komputer (UTBK) di Jawa Barat akan membatasi mobilitas peserta antardaerah. Namun, peserta dari luar daerah tetap dapat mengikuti tes dengan menghubungi PTN terdekat.
Oleh
TATANG MULYANA SINAGA
·3 menit baca
BANDUNG, KOMPAS – Panitia pelaksana seleksi bersama masuk perguruan tinggi negeri dengan skema ujian tertulis berbasis komputer di Jawa Barat akan membatasi mobilitas peserta antardaerah. Namun, peserta dari luar daerah tetap dapat mengikuti tes dengan menghubungi perguruan tinggi negeri terdekat.
Pembatasan itu dilakukan demi mengantisipasi penyebaran Covid-19. Salah satunya mencegah penularan kasus impor melalui peserta tes yang berasal dari zona merah.
”Misalnya, peserta asal Sumatera Selatan yang semestinya ujian di kampus Unpad (Universitas Padjadjaran) di Jatinangor (Sumedang). Mereka disarankan segera menghubungi PTN (perguruan tinggi negeri) terdekat agar bisa dikomunikasikan untuk pindah lokasi ujian,” ujar Koordinator Teknologi Informasi dan Komunikasi Pusat UTBK Unpad Rafly Chalil di Gedung Sate, Kota Bandung, Rabu (1/7/2020).
Selain Unpad, perguruan tinggi negeri lain di Jabar yang melaksanakan UTBK adalah Institut Teknologi Bandung (ITB), Institut Pertanian Bogor (IPB), dan Universitas Pendidikan Indonesia (UPI). Selain itu masih ada Institut Seni Budaya Indonesia (ISBI) Bandung, Universitas Singaperbangsa Karawang (Unsika), dan Universitas Siliwangi (Unsil) Tasikmalaya.
UTBK akan dilaksanakan dalam dua gelombang. Gelombang pertama berlangsung pada 5-14 Juli 2020 dan kedua pada 20-29 Juli 2020. Setiap gelombang akan dibagi menjadi dua sesi.
Rafly mengatakan, untuk mengantisipasi penyebaran Covid-19, sejumlah peserta mengalami perubahan lokasi ujian. ”Segera download (unduh) kartu peserta yang sudah direlokasi,” ujarnya.
Setiap perguruan tinggi juga wajib mempunyai ruangan pemeriksaan kesehatan serta menyediakan tenaga kesehatan dan ambulans.
Rafly mengatakan, rektor ketujuh PT tersebut telah sepakat menerapkan protokol kesehatan di lokasi ujian. Setiap peserta akan dicek suhu tubuhnya.
”Jika suhu tubuh melebihi 38 derajat celsius, peserta langsung ditangani tenaga kesehatan di lokasi ujian masing-masing. Ada masa pemulihan selama 14 hari untuk bisa mengikuti ujian pada 29 Juli,” ujarnya.
Sementara itu, Asisten Daerah Bidang Pemerintahan, Hukum, dan Kesejahteraan Sosial Pemprov Jabar Dewi Sartika mengatakan, pelaksanaan UTBK diupayakan melindungi keselamatan peserta seleksi di tengah pandemi Covid-19. Oleh sebab itu, pergerakan peserta antardaerah dibatasi.
Sejumlah perguruan tinggi sudah menggelar simulasi. Unsil Tasikmalaya, misalnya, telah menetapkan tempat khusus untuk mengantarkan peserta. Selanjutnya, peserta diangkut menggunakan kendaraan yang disediakan pihak kampus ke lokasi ujian.
”Setiap perguruan tinggi juga wajib mempunyai ruangan pemeriksaan kesehatan serta menyediakan tenaga kesehatan dan ambulans,” ujarnya.
Peserta UTBK di Jabar terdiri atas 80.792 orang. Rinciannya, ITB 16.648 (peserta), Unpad 11.032, IPB 14.887, UPI 15.234, ISBI 7.206, Unsika 7.296, dan Unsil 8.489.
Dewi mengatakan, pihaknya mempunyai sejumlah rekomendasi dalam pelaksanaan UTBK di Jabar. Salah satunya, larangan bagi peserta tes yang mempunyai penyakit penyerta atau kondisi kesehatan yang dapat berakibat fatal jika tertular Covid-19.
Larangan bagi peserta tes yang mempunyai penyakit penyerta atau kondisi kesehatan yang dapat berakibat fatal jika tertular Covid-19.
”Peserta dibatasi hanya yang berdomisili di Jabar. Ini untuk mencegah penularan kasus impor Covid-19,” ujarnya.
Penambahan kasus baru Covid-19 di Jabar masih terus terjadi. Berdasarkan Pusat Informasi dan Koordinasi Covid-19 Jabar (Pikobar) yang diperbarui, Rabu pukul 16.01, kasus positif Covid-19 di provinsi itu berjumlah 3.276 orang. Jumlah itu bertambah 54 orang dibandingkan sehari sebelumnya.