Twitter pada Selasa (12/5/2020) dini hari waktu Indonesia mengumumkan akan memberikan label pada sejumlah cuitan yang mengandung informasi tidak akurat terkait Covid-19. Tujuannya mencegah peredaran konten hoaks.
Oleh
satrio pangarso wisanggeni
·3 menit baca
Seakan tidak ada hentinya banjir hoaks melanda jagad media sosial di tengah pandemi Covid-19. Platform media sosial terus berusaha membatasi penyebaran konten-konten yang tidak berdasar ilmiah tersebut.
Terbaru, platform media sosial Twitter pada Selasa (12/5/2020) dini hari waktu Indonesia mengumumkan akan memberikan label pada sejumlah cuitan yang mengandung informasi tidak akurat terkait Covid-19. Mencegah peredaran konten hoaks yang mengancam kesehatan publik menjadi alasannya.
”Ini diharapkan dapat mempermudah pengguna untuk mendapatkan fakta dan mengambil keputusan berbasis informasi yang akurat ketika melihat informasi pada Twitter,” kata Yoel Roth, Head of Site Integrity Twitter melalui blog resmi Twitter.
Ada dua cara Twitter menandai cuitan yang berisi hoaks. Pertama, Twitter akan menyediakan sebuah tautan (link) pada cuitan tersebut. Tautan tersebut akan menuju ke situs yang tepercaya untuk memberikan informasi terkait klaim yang disajikan cuitan tersebut.
Kedua, seluruh isi cuitan dapat ditutup dengan sebuah label. Dengan label ini, pengguna akan mengetahui bahwa isi cuitan tersebut tidak sesuai dengan panduan yang disampaikan oleh para pakar kesehatan publik.
Plandemic
Langkah ini diambil tidak lama setelah penyebaran sebuah video konspirasi mengenai Covid-19 secara masif di berbagai platform media sosial. Video ini berjudul Plandemic, dibuat oleh seorang tokoh teori konspirasi kesehatan asal AS, Judy Mikovits.
Ini diharapkan dapat mempermudah pengguna untuk mendapatkan fakta dan mengambil keputusan berbasis informasi yang akurat ketika melihat informasi pada Twitter.
Menurut laporan CNBC, film tersebut telah ditonton lebih dari 1,7 juta kali dan dibagikan ulang sebanyak 140.000 kali. Di Youtube, MIT Technology Review melaporkan Plandemic telah ditonton lebih dari 1 juta kali sebelum diturunkan oleh Youtube.
Los Angeles Times melaporkan bahwa juru bicara Facebook mengatakan bahwa pihaknya terus berusaha menghapus peredaran video tersebut dari Facebook dan juga Instagram.
Youtube juga terus menurunkan video tersebut sekaligus memberikan label bahwa video tersebut telah melanggar Community Guidelines Youtube.
Video ini berisi berbagai klaim yang melawan pendapat ilmiah. Jurnal ilmiah Science pun telah mengeluarkan hasil pemeriksaan fakta terhadap klaim yang disampaikan Judy Mikovits dalam video tersebut.
Mikovits mengklaim bahwa mengenakan masker ”mengaktivasi” virus korona. Ia juga mengklaim bahwa mikorba di air laut dapat menyembuhkan pasien Covid-19.
”Tidak ada bukti bahwa mikroba di air laut dapat menyembuhkan penyakit Covid-19,” tulis Martin Enserink, editor Science.
Bagian awal video ini juga berisi berbagai klaim kosong untuk meningkatkan kredibilitas Mikovits dan menyerang Anthony Fauci, Direktur Pusat Alergi dan Penyakit Menular (NIAID) AS.
Penabuh drum band Superman Is Dad, I Gede Ari Astina atau dikenal dengan nama Jerinx atau Jrx, juga telah mengunggah potongan video ini ke kanal IGTV-nya. Hingga Selasa sore, unggahan tersebut masih tersedia di laman akun milik Jerinx, @jrxsid.
”Dr Judy Mikovitz dibungkam dan dijerumuskan ke penjara tanpa alasan jelas, bahkan sampai tahap barang bukti ditanamkan di rumahnya. Yang pasti dirinya konsisten akan satu hal: bersikap kritis terhadap Dr Anthony Fauci yang saat ini mengepalai pandemic task force,” tulis Jerinx dalam keterangan unggahannya tersebut.