Perlambatan kasus positif harian di Jakarta juga terlihat dari mulai berkurangnya pasien yang dirawat di rumah sakit rujukan. Namun, hal ini tidak boleh menjadi alasan untuk melonggarkan pembatasan sosial berskala besar.
Oleh
Ahmad Arif
·3 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Penambahan kasus harian Covid-19 di Jakarta yang dikonfirmasi tidak setinggi dua minggu sebelumnya. Demikian halnya pasien yang dirawat di rumah sakit dan kematian pasien dalam pengawasan Covid-19 juga menurun. Meski demikian, jumlah kasus secara nasional bertambah signifikan.
”Perlambatan kasus dan jumlah pasien Covid-19 di Jakarta ini menggembirakan. Sekalipun demikian, kita tidak boleh terlena. Ini baru indikator awal, tetapi bisa menjadi tambahan energi agar kita lebih disiplin menerapkan PSBB (pembatasan sosial berskala besar),” kata Ketua Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 Doni Monardo, di Jakarta, Selasa (28/4/2020).
Menurut Doni, perlambatan kasus positif harian di Jakarta juga terlihat dari mulai berkurangnya pasien yang dirawat di rumah sakit rujukan. ”Di RS Sulianti Saroso yang biasanya penuh terus, sekarang tinggal 25 pasien. Beberapa rumah sakit lain rujukan juga menurun,” katanya.
Kita juga belum tahu sampai kapan PSBB di Jakarta. Semunya tergantung pada kesungguhan semua pihak mematuhi PSBB.
Data-data ini, menurut Doni, tidak boleh membuat kita melonggarkan PSBB. ”Ini belum apa-apa. Baru data yang menunjukkan trennya melambat untuk Jakarta. Kita juga belum tahu sampai kapan PSBB di Jakarta. Semunya tergantung pada kesungguhan semua pihak mematuhi PSBB,” ujarnya.
Dia juga mengapresasi Gugus Tugas Jakarta yang, menurut dia, telah bekerja keras. ”Minggu lalu ada 543 kantor dan pabrik di Jakarta yang mendapat teguran karena melanggar PSBB. Sebanyak 76 di antaranya disegel sementara. Sesuai aturan, karyawan yang boleh kerja maksimal 50 persen. Lainnya kerja dari rumah. Kalau tidak ada kepentingan, nggak keluar,” tuturnya.
Meski demikian, Doni mengkhawatirkan peningkatan kasus untuk daerah-daerah lain di luar Jakarta. ”Daerah sekitar Jakarta juga belum menunjukkan adanya penurunan kasus ataupun berkurangnya pasien di rumah sakit rujukan,” katanya.
Secara nasional, Doni mengaku belum bisa menargetkan kapan kasus Covid-19 di Indonesia bisa selesai. ”Ada yang bilang Juni 2020, tetapi belum bisa dipastikan. Itu sangat tergantung pada kesungguhan kita sendiri, termasuk masyarakat. Yang penting, saat ini semua harus serius dan jangan ada yang meremehkan,” ucapnya.
Data yang dirilis juru bicara pemerintah untuk penanganan Covid-19, Achmad Yurianto, menunjukkan, jumlah kasus positif di Indonesia bertambah 415 kasus sehingga menjadi 9.511 kasus dengan korban meninggal 773 orang atau bertambah 8 orang dan yang sembuh 1.254 atau bertambah 103 orang.
Di Jakarta, penambahan kasus harian sebanyak 118 orang atau 28,4 persen dari penambahan kasus harian. Jumlah ini meningkat dibandingkan dengan sehari sebelumnya sebanyak 86 kasus. Penambahan kasus harian di Jakara terjadi pada 16 April, yaitu sebanyak 223 kasus.
Penguburan prosedur Covid tinggi
Sementara itu, data orang yang dikubur dengan prosedur Covid-19 di Jakarta masih relatif tinggi. Tiap hari masih berkisar 40-50 orang. Dengan penambahan ini, jumlah orang yang dikubur dengan prosedur Covid-19 di Jakarta sejak awal Maret hingga 28 April 2020 telah mencapai 1.666 orang.
Jika dikurangi dengan total pasien positif Covid-19 yang meninggal di Jakarta sebanyak 379 orang, orang yang diduga meninggal karena pandemi ini di Jakarta, tetapi belum terkompilasi dalam data resmi, sebanyak 1.287 orang. Sebagian besar korban yang meninggal ini berstaus ODP dan PDP.
”Banyaknya orang yang meninggal di Jakarta dan dikuburkan dengan prosedur Covid-19 ini menunjukkan penurunan kasus harian di Jakarta belum bisa jadi indikator keberhasilan PSBB,” kata epidemiolog dari Griffith University, Australia, Dicky Budiman.
Menurut Dicky, besar atau kecilnya penambahan kasus harian sangat dipengaruhi oleh jumlah pemeriksaan yang dilakukan. Dengan masih sedikitnya pemeriksaan, penambahan kasus harian belum merepresentasikan skala penularan di masyarakat.
Doni mengatakan, kasus di Jakarta kemungkinan akan meningkat kembali di hari-hari mendatang seiring dengan akan dilakukannya penambahan pemeriksaan berbasis PCR. ”Untuk Jakarta, sudah ada tambahan 52.000 reagen yang akan mendukung pemeriksaan. Jadi, kemungkinan akan data peningkatan kasus lagi,” katanya.