Menua dengan tetap sehat adalah impian semua manusia. Meski ada faktor genetik yang tidak bisa dipilih, gaya hidup sehat bisa jadi pilihan jalan agar kita bisa mencapai usia tua dengan bahagia.
Oleh
M Zaid Wahyudi
·3 menit baca
Tahun telah berganti. Umur manusia pun bertambah. Keberhasilan pembangunan ekonomi meningkatkan kesejahteraan dan usia harapan hidup warga dunia.
Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menyebut usia harapan hidup manusia mencapai 72 tahun pada 2016, yaitu 74,2 tahun untuk perempuan dan 69,8 tahun bagi laki-laki.
Sejumlah orang mendapat karunia lebih, bisa berumur 100 tahun atau disebut sentenarian. Perserikatan Bangsa-Bangsa menaksir, ada 343.000 sentenarian di dunia pada 2012 dan diprediksi menjadi 3,2 juta orang pada 2050.
Sebagian kecil sentenarian dapat berkah lebih. Umur mereka mampu mencapai 110 tahun atau jadi supersentenarian. Dari setiap 1.000 sentenarian, diperkirakan ada satu supersentenarian sehingga jumlah supersentenarian di seluruh dunia ditaksir hanya 350-450 orang.
Studi Kosuke Hashimoto dkk di Proceedings of the National Academy of Sciences of the United States of America, 12 November 2019, menemukan, supersentenarian memiliki sel T helper dalam jumlah lebih banyak dibandingkan penduduk yang berusia lebih muda.
Sel T helper pada tikus melindungi mereka dalam melawan virus dan tumor. Jika sel sejenis memiliki peran sama pada manusia, sel itu bisa menjaga kesehatan supersentenarian sepanjang hidupnya yang sangat panjang.
”Ini mengejutkan karena sel T helper adalah tipe sel yang sangat jarang,” tulis Hashimoto dkk kepada Livescience, 15 November 2019. Temuan soal sel kekebalan tubuh penopang kesehatan supersentenarian itu jadi salah satu riset penting di 2019.
Faktor genetika
Masalah genetik memang diyakini berperan penting pada umur panjang supersentenarian. ”Tak ada cara mendapat umur 110 tahun kecuali Anda memenangi lotre genetik saat lahir,” kata profesor kesehatan masyarakat Universitas Illinois, Amerika Serikat, Jay Olshansky, kepada BBC, 31 Maret 2015. Namun, gen penyebab umur panjang itu belum diketahui pasti.
Tak ada cara mendapat umur 110 tahun kecuali Anda memenangi lotre genetik saat lahir.
Supersentenarian juga mempunyai jam biologis lebih lambat. Ahli biologi perkembangan Universitas Stanford, AS, Stuart Kim, mengatakan saat supersentenarian berumur 60 tahun, mereka tampak berusia 40 tahun. Demikian pula saat berusia 90 tahun, mereka terlihat masih 70 tahun.
Di luar persoalan genetik dan biologis, supersentenarian umumnya memiliki gaya hidup yang aktif. Mereka tetap bekerja dan menekuni hobinya meski usia sudah lebih dari seabad. Mereka juga memiliki gaya hidup dan pola makan sehat hingga terhindar atau tertunda dari berbagai penyakit degeneratif dan penurunan fungsi kognitif otak.
Sementara rahasia lain supersentenarian asal Jepang diyakini berasal dari kebiasaan mereka tinggal dalam keluarga besar. Sebanyak 43 persen penduduk lanjut usia Jepang tinggal bersama anak mereka. Jumlah itu terus turun beberapa dekade terakhir, tetapi masih lebih baik dari negara Barat.
Apa pun rahasia umur superpanjang supersentenarian, menua dengan tetap sehat adalah impian semua manusia. Meski ada faktor genetik yang tidak bisa dipilih, gaya hidup sehat bisa jadi pilihan jalan agar kita bisa mencapai usia tua dan melaluinya penuh dengan kebahagiaan.