KATOWICE, JUMAT – Konferensi internasional tentang perubahan iklim ke-24 hingga Jumat (14/12/2018) belum mencapai konsensus untuk semua materi yang dibahas. Semula dijadwalkan, konferensi yang diikuti 197 negara ini akan berakhir jumat dengan menghasilkan pengesahan atas draft Rule Book Katowice sebagai panduan teknis pelaksanaan Persetujuan Paris pada tahun 2020.
Karena itu, konferensi dengan nama the 24th Conference of the Parties to the United Nations Framework Convention on Climate Change (COP 24 UNFCCC) yang dibuka secara resmi 3 Desember diundur hingga Sabtu (15/12/2018) dan akan ditutup oleh Presiden COP 24 yang juga Menteri Lingkungan Polandia, Michal Kurtyka.
Hal ini disampaikan Nur Masripatin, Ketua Tim Negosiasi dari Delegasi Indonesia yang juga National Focal Point Indonesia untuk UNFCCC, Jumat (14/12/2018), di Katowice, Polandia. "Kesepakatan paket Rule Book sudah masuk ke tahap akhir namun belum ada konsensus," tambahnya.
Presiden COP 24 telah meminta rancangan paket akhir tersebut siap pada Kamis sore setelah hampir dua minggu negosiasi. Namun pembahasan dan penyusunannya masih berlanjut hingga malam. Rancangan tersebut memberikan opsi tentang cara atau panduan teknis menerapkan Kesepakatan Paris 2015 yang bertujuan untuk membatasi pemanasan global hingga di bawah 2 derajat celcius.
“Saat ini party (peserta konferensi) sedang menunggu teks dari presiden COP 24 yang tengah disusun. Teks tersebut akan menjadi keputusan COP 24 yg akan dinamakan Katowice Rules Book,” ujar Muhammad Farid, anggota tim negosiator Indonesia.
"Kalau melihat perkembangan negosiasi yang masih menyisakan banyak materi pasal dari draft Rule Book yang belum disepakati, diperkirakan penutupan akan dilaksanakan Sabtu (15/12/2018) dini hari," ujar Nur.
Belum disepakati
Teks pada draft masih mengandung beberapa kata dalam tanda kurung, yang menunjukkan belum disepakatinya bagian itu. Bagian yang belum disepakati ada pada semua aspek yang meliputi mitigasi, adaptasi, transparansi, global stocktake, compliance, pendanaan, dan teknologi.
Sementara ini, para koordinator pada pertemuan di tingkat menteri sedang menyelesaikan teks di bawah arahan Presiden COP. "Materi yang dibahas di tingkat menteri adalah materi tentang pendanaan, yang merupakan bagian krusial," tambah Satrio Bramono Brotodiningrat, anggota tim negosiator Indonesia dari Kementerian Luar Negeri.
Masalah keuangan memang telah menjadi batu sandungan dalam pembicaraan, dalam upaya pemantauan dan pelaporan negara-negara berkembang untuk mengurangi emisi. Kelompok negara kepulauan kecil dan negara-negara miskin, yang mewakili lebih dari 920 juta orang, mengeluarkan pernyataan kepada Kurtyka yang mengekspresikan rasa frustrasi mereka dengan lambat dan kurang berambisi negara maju dalam pembahasan. (Reuters)