BOGOR, KOMPAS—Pengelolaan ekosistem gambut diperkuat sampai skala internasional. Itu dilakukan Badan Penelitian, Pengembangan, dan Inovasi Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan lewat kerja sama riset gambut bersama Kementerian Pariwisata dan Lingkungan Hidup Republik Kongo.
Kerja sama itu menjadi bagian pembentukan pusat riset gambut tropis internasional (ITPC) yang akan dibuka di Bogor. Melalui pusat riset itu, negara-negara yang tergabung berkomitmen memperkuat kerja sama mengembangkan sistem pengelolaan dan perlindungan ekosistem gambut di wilayahnya.
Kepala Badan Litbang dan Inovasi KLHK Agus Justianto di sela-sela kunjungan Pemerintah Kongo ke Balitbang dan Inovasi KLHK, Bogor, Senin (29/10/2018), mengatakan, Indonesia jadi tempat riset gambut. Pengalaman melindungi lahan gambut dari kebakaran dan alih fungsi lahan jadi rujukan bagi negara lain.
”Setelah kunjungan Menteri Arlette (Menteri Pariwisata dan Lingkungan Hidup Kongo) ke sini, mereka kian tertarik bekerja sama, bahkan didorong agar dipercepat. Melalui ITPC, kami sepakat memperkuat kerja sama litbang gambut di antara negara-negara berkembang,” katanya.
Setelah kunjungan Menteri Arlette (Menteri Pariwisata dan Lingkungan Hidup Kongo) ke sini, mereka kian tertarik bekerja sama, bahkan didorong agar dipercepat.
Lembaga riset
Agus menambahkan, kerjasama intenasional yang dilakukan melalui pusat penelitian gambut tropis internasional sudah siap dijalankan. Rencananya, pusat penelitian ini akan diresmikan Selasa (30/10/2018) ini. Sejumlah lembaga riset internasional pun dilibatkan, antara lain The United Nations Environment Programme (UNEP), The Food and Agriculture Organization (FAO), dan The Center for International Foresty Research (CIFOR).
Peneliti dari CIFOR, Herry Purnomo menyampaikan, sebagai langkah awal, kerjasama yang akan dilakukan melalui pusat penelitian tersebut melibatkan Indonesia, Republik Kongo, Republik Demokratik Kongo, Peru, dan Malaysia. Ia berharap, negara-negara lain bisa bergabung untuk memperkuat tujuan pengelolaan lahan gambut yang berkelanjutan.