JAKARTA, KOMPAS – Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional mengembangkan satelit eksperimen seri A generasi keempat, yaitu Lapan A4. Satelit seberat 150 kilogram ini bobotnya tiga kali lipat dibandingkan generasi pertama Lapan A1 atau Lapan-TUBsat yang beroperasi sejak tahun 2007.
Misi satelit keempat ini untuk memantau lalu lintas maritim dan observasi bumi yang dilakukan dengan kamera optik dan sensor spektrum cahaya inframerah. Satelit di orbit polar ini meliput seluruh wilayah Indonesia dalam waktu 11 hari.
Kepala Pusat Teknologi Satelit (Pusteksat) Lapan, Mujtahid, Kamis (25/10/2018), mengatakan, muatan di Lapan A4 yang dirancang bangun oleh tim di Pusteksat adalah kamera resolusi menengah, kamera resolusi tinggi (lensa dan sensor), magnetometer, AIS, dan sensor inframerah. Untuk pembuatan Komponen Sistem Muatan dan Komputer Satelit Lapan-A4 ini memerlukan anggaran hampir Rp 20,45 miliar.
Pengembangan satelit A4 yang akan diluncurkan pada 2020 ini melibatkan perekayasa dari Balai Besar Teknologi Modifikasi Cuaca (BBTMC) Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT) dan peneliti dari Universitas Hokkaido Jepang. Muatan yang dibuat mereka adalah mikrobolometer 8-12 mikrometer yang dikembangkan oleh Hokkaido/BPPT.
”Sensor termal Infra merah tipe mikrobolometer tersebut telah di uji untuk mendeteksi kebakaran hutan dan pemantauan gunung berapi,” kataArif Saifudin, Group Leader A4 dari Pusteksat Lapan.
Dengan muatan sensor Infra merah itu, data satelit Lapan-A4 dapat dimanfaatkan oleh instansi pemerintah lainnya, yakni Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) untuk memantau kebakaran hutan, Kementrian Perhubungan untuk memantau jalur transportasi atau keselamatan penerbangan, BMKG menginfokan kualitas udara, Badan Nasional Penanggulangan Bencana untuk strategi penanganan bencana, Badan Informasi Geospasial untuk pemetaan bencana. Selain itu juga melibatkan Kementerian Kesehatan, Kementerian Dalam Negeri/pemerintah daerah, Kementrian ESDM, Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG), Agraria dan Tata Ruang, Kementerian Kelautan dan Perikanan, dan Kementerian Pertanian.
Satelit A4 yang dilengkapi dua kamera multispektral resolusi menengah dan tinggi serta sensor inframerah, aplikasinya untuk pengamatan awan petir, terkait cuaca ekstrem. "Selain itu misi satelit ini nantinya adalah pengamatan atmosfer untuk mendapatkan parameter yang akan digunakan oleh Pusat Sains dan Teknologi Atmosfer (PSTA-Lapan)," tambah Wahyudi Hasbi, peneliti di Pusteksat Lapan.