Gempa Situbondo Diperkirakan Berpusat di Sesar Kambing
Oleh
Yuni Ikawati
·2 menit baca
JAKARTA, KOMPAS – Gempa Situbondo dengan Magnitudo 6,4, yang terjadi pada Kamis (11/10/2018) pukul 01:44:57 WIB, sumbernya berada 61 kilometer di timur laut Situbondo di kedalaman 10 kilometer yang tergolong gempa dangkal. Berdasarkan kajian terhadap peta geologi serta penelitian struktur geologi daerah sekitar Jawa Madura ini, diperkirakan gempa ini disebabkan mekanisme kegempaan di Sesar Kambing.
Rovicky Dwi Putrohari, pakar geologi dari Ikatan Ahli Geologi Indonesia mengatakan hal tersebut, Kamis (12/10/2018)/ Sesar Kambing adalah sesar yang melalui Pulau Kambing dan diperkirakan mengangkat pulau ini.
Kajian geologi daerah ini pernah dilakukan oleh Awang Satyana dan rekan yang dipublikasikan di majalah IAGI tahun 2004. "Sesar Kambing merupakan sesar naik (backthrust)," kata Rovicky yang kini menjadi Penasehat IAGI.
Keberadaan Sesar Kambing diperkirakan berkaitan dengan zona RMKS (Rembang Madura Kangean Sakala). Sesar RMKS ini membentang ke arah Timur berada di sebelah utara Sesar Flores.
Zona sesar ini mendatar dan cukup lebar. Bentangannya dari utara Jawa Timur hingga memotong Pulau Madura, sampai ke Sakala di sebelah utara Kangean. Panjang sesar ini lebih dari 300 kilometer. Sesar ini sudah terbentuk 5 juta tahun yang lalu atau lebih lama lagi.
Sesar kambing sebagai cabang RMKS berada di dasar laut, karena itu Rovicky mengusulkan agar dilakukan survei batimetri atau profil dasar laut daerah itu dengan multibeam echosounder.
Menurut Rovicky sesar ini dari sisi sejarah tektoniknya berbeda genesa pembentukan dan mekanisme kegempaaan tidak sama dengan sesar flores. Meski posisi geografisnya hampir searah.
“Kita belum tahu banyak tentang Sesar ini karena berada di bawah air laut. Inilah perlunya survey batimetri atau survei kedalaman laut detil dengan deteksi berdasarkan pancaran banyak gelombang suara.
“Segmen-segmen gempa ini memang dapat saling memicu, atau saling mempengaruhi, namun kapan pengaruh ini akan muncul masih tetap tidak dapat diketahui saatnya,” kata Rovicky.
Sementara itu pendapat berbeda dikemukakan Daryono, Kepala Bidang Informasi Gempa Bumi dan Peringatan Dini Tsunami Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika. Gempa tidak berada di sesar RMKS. Zona ini seismisitas atau aktivitas kegempaannya rendah. “Tak ada sejarah gempa besar dan merusak di zona tersebut,” tambahnya.
Gempa ini bukan diakibatkan aktivitas sesar RMKS gempa ini mekanisme sesar naik, sedangkan RMKS itu mekanismenya mendatar atau strike-slip fault. Selain itu episentrumnya sangat jauh dengan jalur RMKS.
Daryono berpendapat sumber gempa itu justu di sesar Flores. “Sementara jika menilik mekanisme dan parameter sesarnya lebih dekat atau ada benang merah dengan Flores thrust” lanjutnya. Flores thrust atau sesar naik Flores ada kecenderungan ke barat dan makin melemah kekuatannya. (YUN)