JAKARTA, KOMPAS Sejumlah pelaku di sektor swasta mulai menunjukkan komitmen menanggulangi dampak perubahan iklim. Itu diwujudkan dalam program sistematis terkait penurunan emisi demi keberlanjutan usaha mereka di masa depan.
”Hal ini (penanggulangan perubahan iklim) harus dilakukan. Selain meningkatkan reputasi perusahaan, ini berdampak langsung pada masa depan bisnis. Pemangku kepentingan berjalan ke arah pengendalian lingkungan. Loyalitas karyawan naik karena bangga dengan misi perusahaannya,” kata Public Affair and Sustainability Director L’oreal Indonesia Melanie Masriel dalam diskusi yang diadakan The Nature Conservancy (TNC) di Jakarta, Selasa (14/8/2018).
Pemangku kepentingan berjalan ke arah pengendalian lingkungan. Loyalitas karyawan naik karena bangga dengan misi perusahaannya.
Ia mengakui, pertumbuhan bisnis yang terus meningkat akan memberikan dampak emisi lebih besar bagi lingkungan. Meski demikian, perusahaan tetap mampu mewujudkan keberlanjutan bisnis dengan tetap memerhatikan kondisi lingkungan dengan upaya yang terukur.
Salah satu program L’oreal Indonesia adalah “Beauty with All”. Kegiatan ini menekankan empat hal yakni inovasi berkelanjutan, produk berkelanjutan, kerja sama berkelanjutan, dan edukasi konsumen terkait lingkungan yang berkelanjutan. Untuk inovasi berkelanjutan, misalnya, perusahaan ini mengembangkan produk bersifat kimia hijau. Dari segi kemasan, pihaknya terus mengupayakan penggunaan kemasan yang ramah lingkungan.
“Kami juga merancang program agar karyawan mulai mengurangi penggunaan kendaraan pribadi. Nantinya, kami menyediakan angkutan massal guna menjemput karyawan dari tempat tinggal mereka ke kantor. Setiap minggu juga kami rancang program “sneakers day”. Kegiatan ini diharapkan membuat karyawan lebih banyak berjalan,” ujarnya.
Komitmen pengendalian perubahan lingkungan juga dilakukan oleh JNE. Perusahaan logistik ini memakai kendaraan sebagai basis dari bisnis yang dijalani. “Kami tak mengelak, bisnis kami memang penyumbang emisi karbon dioksida di jalan. Ada sekitar 2.000 kendaraan yang beroperasi hampir 24 jam penuh di seluruh Indonesia,” kata Vice President Marketing JNE Eri Palgunadi.
Ia memastikan, setiap kendaraan yang beroperasi selalu dicek kondisi kelayakan, terutama uji gas buang emisi kendaraan. Selain itu, pengiriman dengan jarak pendek di tiga kota besar memakai sepeda sebagai sarana pengantarnya. Saat ini sudah ada 200 sepeda yang beroperasi di Jakarta, Bandung, dan Surabaya.
Perbankan
Selain dua perusahaan itu, pengendalian perubahan iklim juga dilakukan perusahaan perbankan seperti yang diupayakan Citibank. Perusahaan ini menjalankan program tanggung jawab finansial dengan memberikan pinjaman ataupun biaya investasi bagi perusahaan yang ingin mengubah bisnisnya menjadi lebih berkelanjutan.
Director Corporate Affairs Citibank Indonesia Elvera Maki menyampaikan, bagi klien yang ingin meminjam dana untuk keperluan itu akan jadi prioritas bank. “Kami memberi pinjaman ke perusahaan transportasi fokus meminimalkan ada karbon dioksida. Dengan program ini diharapkan kian banyak klien yang tertarik untuk mengubah bisnisnya jadi bisnis berkelanjutan,” ujarnya.
Country Director TNC Indonesia Rizal Algamar mengungkapkan, perubahan iklim merupakan keniscayaan yang tak bisa dihindari saat ini. Upaya penanggulangan tidak cukup dilakukan pemerintah saja. Semua pihak, termasuk sektor swasta, turut bertanggung jawab atas kondisi ini.
Kolaborasi antar sektor juga menjadi upaya pengendalian perubahan iklim yang harus semakin ditegaskan. Kolaborasi antar sektor tak bisa dipisahkan. “Dengan kolaborasi, dampak perubahan iklim bisa lebih dikendalikan,” ungkapnya.
Secara terpisah, Cho-Oon Khong, Kepala Analis Politik dari Royal Dutch Shell menegaskan, sebagai perusahaan energi, Shell berambisi menekan jejak karbon 20 persen pada 2025. Pihaknya juga bergerak seiring pergerakan komunitas dalam Kesepakatan Paris terkait perubahan iklim.
”Strategi kami sederhana, bisnis harus mendapat pendapatan untuk kembali diinvestasikan pada energi baru terbarukan. Jadi, kami melihat energi berkembang, lalu fasilitas bisnis yang ada dan bisnis baru," ujarnya.