JAKARTA, KOMPAS – Gempa berkekuatan M 5,8 melanda Kepulauan Mentawai, Sumatera Barat pada Rabu (13/6/2018), pukul 06.08 WIB. Gempa yang berpusat di zona subduksi ini kemudian diikuti enam gempa susulan.
Hasil analisis Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) menunjukkan, episenter gempa bumi terletak pada koordinat 2,0 Lintang Selatan dan 98,76 Bujur Timur atau 90 kilometer (km) arah barat Kota Tua Pejat, Kabupaten Kepulauan Mentawai. Gempa berpusat di bawah laut dengan kedalaman 13 km.
Pelaksana Tugas Kepala Pusat Gempa Bumi dan Tsunami BMKG, Rahmat Triyono, mengatakan, "Dengan memperhatikan lokasi episenter dan kedalaman hiposenter, gempa ini termasuk dangkal akibat aktivitas subduksi Lempeng Indo-Australia ke bawah Lempeng Eurasia tepatnya di zona Megathrust yang merupakan zona subduksi lempeng yang berada di Samudera Hindia sebelah barat Sumatra.”
Gempa ini termasuk dangkal akibat aktivitas subduksi Lempeng Indo-Australia ke bawah Lempeng Eurasia, tepatnya di zona Megathrust yang merupakan zona subduksi lempeng yang berada di Samudera Hindia sebelah barat Sumatra
Zona subduksi ini menjadi salah satu kawasan sumber gempa bumi yang sangat aktif di wilayah Sumatera, bahkan di Indonesia. Gempa berkekuatan M 7,2 tahun 2010 yang diikuti tsunami dan menewaskan ratusan orang juga terjadi di zona ini. Hasil analisis mekanisme sumber menunjukkan bahwa gempa bumi ini dipicu oleh penyesaran naik (thrust fault).
Kepala Bidang Informasi Gempa Bumi dan Peringatan Dini Tsunami Daryono mengatakan, hasil pemodelan menunjukkan bahwa gempa kali inj tidak berpotensi tsunami. “Jika magnitudonya lebih besar bisa saja memicu tsunami karena patahannya naik dan sumbernya dangkal,” kata dia.
Dampak gempa bumi berdasarkan Peta Tingkat Guncangan BMKG dirasakan di daerah Tua Pejat III-IV Modified Mercalli Intensity (MMI) dan di Padang II MMI. “Hingga saat ini belum ada laporan dampak kerusakan yang ditimbulkan akibat gempa tersebut,” ujar Daryono.
Hingga pukul 14.45 WIB, hasil monitoring BMKG menunjukkan adanya aktivitas gempa susulan sebanyak enam kali dengan kekuatan rincian pukul 06.46 WIB M 5,5 , pukul 09.07 WIB M 5,6 , pukul 09.34 WIB M 3.5, pukul 13.17 WIB M 3,4, pukul 13.59 WIB M 5,6, pukul 14.15 WIB M 4,1.
Tetap memantau
Deputi Bidang Geofisika BMKG Muhamad Sadly mengatakan, BMKG tetap bekerja memantau gempa dan tsunami di Indonesia selama musim libur Lebaran ini. “Kami memastikan bahwa Indonesia Tsunami Early Warning System (InaTEWS) tetap melakukan pemantauan, analisis, dan diseminasi informasi gempa bumi dan peringatan dini tsunami secara prima selama libur Lebaran,” kata dia.
Menurut Sadly, dalam sehari ada tiga kelompok tugas jaga yang berdinas bergantian.Setiap kelompok ada tujuh anggota yang mengoperasikan alat-alat pemantauan gempa dan tsunami. Selain itu juga terdapat pejabat yang bertugas di Posko Lebaran BMKG.
“Untuk itu kepada masyarakat yang sedang dalam perjalanan mudik maupun yang sudah berada di kampung halaman diimbau untuk tetap tenang selama Lebaran. BMKG akan terus memberikan informasi yang cepat dan akurat,” kata dia.