Tes darah dengan metode terbaru untuk ibu hamil bisa mendeteksi kemungkinan kelahiran janin prematur dengan akurasi 75-80 persen. Teknik ini juga bisa digunakan untuk memperkirakan waktu kelahiran dengan biaya lebih murah dibandingkan ultrasound.
Metode tes darah ini dikembangkan oleh para ilmuwan yang dipimpin peneliti dari Universitas Stanford dan dipublikasikan secara daring di jurnal Sciene pada 7 Juni 2018.
Temuan ini diharapkan bisa mengurangi persoalan yang disebabkan oleh kelahiran prematur yang mencapai 15 juta per tahun. Hingga kini para dokter belum bisa memprediksi apakah suatu kehamilan bisa berujung pada kelahiran prematur.
"Penelitian ini dihasilkan dari kolaborasi para peneliti dari berbagai belahan dunia," ujar Stephen Quake, profesor teknik biologi dan aplikasi kedokteran Universitas Stanford, penelti senior dalam kajian ini.
Tes darah ini dilakukan untuk mengukur aktivitas maternal, plasenta, dan gen bayi dengan menganalisis kadar darah ibu pada asam ribonukleat atau RNA, yaitu molekur polimer yang berperan penting dalam pewarisan gen. Para peneliti menggunakan sampel darah yang dikumpulkan selama kehamilan ini untuk mengidentifikasi gen mana yang dapat memberi sinyal tentang usia kehamilan dan risiko prematur.
”Kami menemukan adanya gen yang bisa memberikan prediksi tentang kemungkinan perempuan hamil melahirkan janin prematur,” kata Mads Melbye, anggota tim yang juga president and CEO dari Statens Serum Institute, Copenhagen. "Saya sudah menghabiskan banyak waktu untuk mempelajari hal ini. Penelitian ini untuk pertama kalinya memberikan progres ilmiah yang signifikan.”
Penelitian
Tes ini berhasil dikembangkan setelah bekerja sama dengan 31 perempuan Denmark yang memberikan darahnya tiap minggu selama kehamilan. Para peneliti menggunakan darah dari 21 responden ini untuk membangun model statistik, yang berhasil mengidentifikasi sembilan sel RNA yang diprediksi oleh plasenta yang bisa memprediksi umur kehamilan.
Mereka kemudian memvalidasi temuan ini menggunakan sampel darah dari 10 perempuan lainnya. Tingkat akurasi umur kehamilan mencapai 45 persen, dibandingkan dengan 48 akurasi dari metode ultrasound. Selain bisa mengetahui umur kehamilan, tes ini juga bisa memprediksi kemungkinan bayi lahir prematur dengan akurasi hingga 80 persen.
Kelahiran prematur, yaitu bayi lahir setidaknya tiga minggu sebelum jadwal kelahiran, mencapai sembilan persen kelahiran di Amerika. Hal ini menjadi penyebab utama kematian bayi di Amerika dan menjadi penyebab kematian tertinggi nomor lima untuk bayi sebelum usia lima tahun di seluruh dunia.
Sebelum temuan ini, prediksi tentang kelahiran prematur biasanya diberikan untuk ibu yang sudah pernah mengalaminya, namun tingkat akurasinya hanya 20 persen. (SCIENCEDAILY)