SEMARANG, KOMPAS – Pemanasan global dapat memicu perluasan lahan salin serta penurunan kesuburan serta produktivitas lahan yang berdampak pada produktivitas pangan. Namun, hal itu dapat diantisipasi antara lain dengan reklamasi fisik, reklamasi kimia, serta perbaikan biologi.
Hal tersebut dikatakan Dosen Fakultas Peternakan dan Pertanian Universitas Diponegoro Semarang Endang Dwi Purbajanti, Jumat (20/4/2018) pada jumpa pers jelang pengukuhannya sebagai guru besar. Menurut dia, upaya-upaya tersebut diharapkan dapat menjaga ketahanan pangan di masa mendatang.
Endang mengatakan, reklamasi fisik dilakukan dengan salt leaching yakni dengan penyiraman rutin dengan air tidak asin. “Juga dengan drainase serta irigasi. Ini cara paling aman dan efektif karena kadar keasinan lama-lama akan berkurang. Namun, cara ini memakan biaya,” ujar Endang.
Sementara itu, perbaikan kesuburan tanah melalui reklamasi kimia ditujukan untuk penurunan daya antar listrik, penurunan kadar natrium, dan pemulihan bahan organik tanah serta siklus nutrisi mineral dalam tanah. Itu merupakan upaya pemberian amandemen anorganik dan organik.
Adapun perbaikan biologi pada lahan salin bertujuan agar tanaman mampu tumbuh di tanah salin dan siklus hara berjalan dengan baik. “Perbaikan biologi dilakukan dengan screening tanaman lahan salin serta perbaikan flora dan fauna tanah, serta fitoremediasi” ucapnya.
Endang menuturkan, di sepanjang pantai utara (Pantura) Jateng, produksi tanaman pangan menurun karena tingginya tingkat salinitas. Di antaranya yakni Kabupaten Pemalang, Kendal, dan Rembang. Itu antara lain karena perubahan iklim yang membuat terjadinya intrusi air laut.
Menurut Endang, sebenarnya, saat ini sudah ada varietas padi tahan salin, seperti Inpari 34 dan Inpari 35. “Namun, perubahan iklim, dikhawatirkan akan terus bertambah. Ini dapat memengaruhi ketahanan pangan karena bagaimanapun, jumlah penduduk meningkat terus,” katanya.
Endang mengatakan, tim Undip tengah mengembangkan tanaman kedelai tahan air asin di Kabupaten Rembang dengan bioteknologi. Diharapkan, dalam dua tahun ke depan dapat menghasilkan produk yang nantinya dapat diproduksi dan dikomersialisasikan.
Adapun pengukuhan Endang sebagai guru besar akan dilaksanakan Sabtu (21/4/2018), berbarengan dengan dua dosen Undip lainnya, yakni Heri Sutanto dari Departemen Fisika, Fakultas Teknik, serta Sri Tudjono dari Departemen Fisik, Fakultas Sains dan Matematika.
Rektor Undip Semarang Yos Johan Utama mengemukakan, riset dan inovasi menjadi hal penting untuk terus didorong ke depan. Karena itu, pihaknya pun mendorong hal tersebut termasuk dengan pengadaan dengan laboratorium baru yang rencananya akan dilakukan pada 2019.