Tim UGM Siap Bersaing di Kompetisi Mobil Hemat Energi di London
Oleh
Haris Firdaus
·3 menit baca
SLEMAN, KOMPAS – Sejumlah mahasiswa yang tergabung dalam Tim Semar Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta, bersiap mengikuti babak final kompetisi rancang bangun mobil hemat energi Driver’s World Championship (DWC) Shell Eco-marathon di London, Inggris, 8 Juli mendatang. Dalam kompetisi itu, mereka akan beradu inovasi dengan tim dari berbagai universitas di Eropa dan Amerika.
Keikutsertaan Tim Semar UGM dalam kompetisi di London itu berkat kemenangan mereka dalam DWC Shell Eco-marathon Asia yang digelar di Singapura pada Maret lalu. Dalam kompetisi level Asia itu, Tim Semar UGM menyabet juara pertama kategori konsep urban yang melombakan mobil mini hemat energi yang didesain seperti mobil perkotaan.
“Dalam kompetisi di Singapura, mobil konsep urban kami yang berbahan bakar bensin berhasil finis di urutan pertama,” ungkap Manajer Tim Semar UGM, Antonius Adhika, dalam konferensi pers di kampus UGM, Selasa (17/4/2018).
Antonius menjelaskan, untuk menghadapi babak final di London yang pasti berlangsung lebih ketat daripada kompetisi level Asia, Tim Semar saat ini tengah melakukan sejumlah perbaikan agar mobil bisa menempuh jarak lebih jauh dengan bahan bakar yang lebih irit. Namun, karena waktu yang terbatas, perbaikan yang dilakukan itu hanya bersifat minor.
“Karena waktu kita hanya sebulan, kita melakukan perbaikan minor saja. Setelah itu, kita langsung test drive (uji coba) untuk mendapatkan setting (pengaturan) mobil yang terbaik,” ungkapnya.
Antonius menambahkan, meski menghadapi saingan berat dari sejumlah universitas di Eropa dan Amerika, Tim Semar optimistis mampu meraih prestasi pada babak final DWC Shell Eco-marathon di London. “Kalau melihat dari sejarah, tim Indonesia, yakni dari Universitas Pendidikan Indonesia, Bandung, pernah memenangkan kompetisi ini. Dan kami besok sangat ingin mengulang kemenangan itu,” tutur dia.
Pembina Tim Semar UGM, Jayan Sentanuhady, mengatakan, dalam kompetisi DWC Shell Eco-marathon, ada beberapa aspek yang diperhitungkan. Selain keiritan bahan bakar yang dipakai, aspek lain yang juga dinilai adalah kecepatan dan kehandalan mobil.
Jayan menjelaskan, mobil milik Tim Semar UGM memang didesain secara khusus dan dilengkapi teknologi tertentu agar mampu beroperasi dengan energi yang minim. Dari sisi bahan, mobil itu dibuat dari material fiber karbon yang ringan tetapi kuat. “Bahan fiber karbon ini yang juga dipakai untuk mobil Ferrari dan Lamborghini,” ujarnya.
Jayan menambahkan, bentuk mobil hemat energi milik Tim Semar UGM juga didesain dengan mempertimbangkan aerodinamika atau pergesekan udara dengan badan mobil. Desain mobil tersebut dibuat untuk meminimalkan gaya gesek udara terhadap badan mobil sehingga mobil itu bisa melaju dengan ringan dan tidak banyak menghabiskan energi.
“Selain itu, tentu mesin mobil didesain secara khusus, tapi saya tidak menjelaskan detail,” tutur Jayan.
Dengan desain dan teknologi khusus itu, Jayan menuturkan, pembuatan mobil hemat energi milik Tim Semar membutuhkan biaya cukup mahal, sekitar Rp 250 juta hingga Rp 300 juta. Namun, biaya yang dikeluarkan itu bisa dianggap setimpal karena mobil rancangan Tim Semar tersebut bisa melaju hingga jarak 300 kilometer dengan berbahan bakar 1 liter bensin saja.
Rektor UGM Panut Mulyono berharap, Tim Semar bisa mengharumkan nama Indonesia dengan memenangi babak final DWC Shell Eco-marathon di London. Namun, Panut mengingatkan, para anggota untuk berkompetisi secara sportif dalam lomba tersebut. “Dalam kompetisi itu nanti, kami harapkan adik-adik bekerja secara penuh, berlatih secara terus-menerus, tetapi juga harus mengedepankan sikap sportif dan jujur,” ujarnya.