Kelola Berat Badan Ketika Hamil
JAKARTA, KOMPAS — Ibu hamil perlu menjaga berat badan dengan menerapkan gaya hidup sehat. Jika hal itu tidak dilakukan, ibu dan bayi yang dilahirkan berisiko mengalami gangguan kesehatan, terutama diabetes melitus gestasional. Pengajar di Divisi Endokrinologi dan Metabolisme Departemen Ilmu Penyakit dalam Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, Farid Kurniawan, Selasa (21/11), di Jakarta, menjelaskan, komplikasi akibat diabetes gestasional bisa menimpa ibu hamil dan bayi yang dilahirkannya.Komplikasi akibat diabetes gestasional pada perempuan ialah preeklampsia dan eklampsia, komplikasi saat persalinan, dan risiko diabetes tipe 2 di kemudian hari. Sementara pada bayi, diabetes gestasional bisa menyebabkan, antara lain, ukuran bayi besar, tersangkutnya (distosia) bahu janin, meninggal dalam kandungan, lahir prematur, dan kuning setelah lahir."Namun, diabetes gestasional kerap tak menunjukkan gejala atau tanda khusus. Karena itu, mencegah lebih baik," ujarnya.Periksa gula darahFarid menyarankan agar perempuan menyiapkan kehamilan dengan baik. Itu bisa dilakukan dengan memeriksa gula darah sebelum hamil, menjaga berat badan selama hamil, menurunkan berat badan jika kegemukan, banyak mengonsumsi sayur dan buah, dan aktif berolahraga. Diabetes gestasional adalah peningkatan kadar gula darah yang pertama kali diketahui saat hamil. Jika seusai bersalin gula darah normal, itu termasuk diabetes gestasional. Namun, jika hasil pemeriksaan ulang setelah bersalin kadar gula darah tetap tinggi, itu tidak termasuk diabetes gestasional.Menurut Farid, di Indonesia, diabetes gestasional terjadi pada 1,9-2,6 persen dari jumlah total kehamilan. Sayangnya, 10-25 persen dari jumlah kasus diabetes, termasuk diabetes gestasional, tidak terdiagnosis. Itu meningkatkan risiko angka kesakitan dan kematian ibu dan bayi.Hasil riset International diabetes Foundation menunjukkan, 90 persen kasus diabetes pada ibu hamil merupakan diabetes gestasional. Direktur Jenderal Pencegahan dan Pengendalian Penyakit, Kementerian Kesehatan Mohamad Subuh, memaparkan, kaum perempuan, termasuk remaja putri, perlu mendapat informasi yang benar tentang diabetes. Dengan demikian, kaum perempuan bisa mencegah terkena penyakit itu. Diabetes melitus tipe 2 memiliki konsekuensi lanjutan yang berat. Diabetes melitus bisa berujung pada komplikasi penyakit tidak menular lainnya yang biayanya besar. Dalam jangka panjang, hal itu akan membebani jaminan kesehatan. (ADH)