logo Kompas.id
Ilmu Pengetahuan & TeknologiKorban Bisa Diselamatkan...
Iklan

Korban Bisa Diselamatkan dengan Resusitasi Segera

Oleh
· 2 menit baca

JAKARTA, KOMPAS — Korban henti jantung mendadak (sudden cardiac arrest) masih bisa diselamatkan asal segera mendapat pertolongan resusitasi jantung paru sebelum terjadi kerusakan otak akibat kurangnya pasokan oksigen. Keluarga atau orang sekitar korban dapat memberi pertolongan pertama sembari menunggu ambulans.Resusitasi jantung paru (cardiopulmonary resuscitation/CPR) harus dilakukan dalam golden period atau periode emas, yakni 10 menit setelah terjadinya henti jantung mendadak. Sebab, setiap satu menit berlalu, peluang keselamatan korban dapat berkurang 7-10 persen. "Orang terdekat harus dapat memberikan CPR kepada korban. CPR dapat menyelamatkan nyawa korban," kata dr Jetty Sedyawan, SpJp, Sekretaris Jenderal Perhimpunan Dokter Spesialis Kardiovaskular Indonesia, dalam diskusi "Semua Orang Bisa Menyelamatkan Hidup" di Jakarta, Kamis (14/9). Pada acara yang digelar produsen alat kesehatan Philips dalam rangka Hari Jantung Sedunia ini, Kepala Unit Pelayanan Gawat Darurat Dinas Kesehatan DKI Jakarta dr Erizon Safari dan Presiden Direktur Philips Indonesia Suryo Suwignyo jadi panelis.Erizon berharap masyarakat dapat memberikan CPR jika ada orang sekitar yang mengalami henti jantung mendadak sebelum petugas kesehatan tiba. Sebab, ia pesimistis ambulans dapat tiba tepat waktu untuk menyelamatkan korban, terlebih apabila terjebak kemacetan. "Golden period hanya 10 menit. Kalau orang sekitar dapat membantu memberikan CPR pada korban, ada peluang korban dapat diselamatkan," kata Erizon.Sirkulasi spontanCPR bertujuan menciptakan sirkulasi spontan darah pada korban henti jantung. Metode ini dapat merangsang detak jantung alami dan sirkulasi darah pada korban. CPR dapat dilakukan dengan memberi tekanan pada area dada sebanyak 30 kali, diikuti dua kali pernapasan buatan. "Lakukan CPR sampai pemberi merasa lelah atau sudah ada petugas kesehatan yang datang," kata Erizon. Ia mengatakan, CPR tak harus dilakukan orang yang terlatih khusus. Namun, pelatihan tentu akan membuat kualitas CPR yang diberikan lebih baik.Erizon dan Jetty juga menggarisbawahi pentingnya penyediaan perangkat defibrilator eksternal otomatis (AED) di tempat-tempat publik untuk menolong korban henti jantung. Menurut Erizon, hampir semua gedung perkantoran Pemprov DKI telah dilengkapi dengan AED. Namun, ia berharap makin banyak AED yang mudah ditemukan di ruang-ruang publik. (DD17)

Editor:
Bagikan
Logo Kompas
Logo iosLogo android
Kantor Redaksi
Menara Kompas Lantai 5, Jalan Palmerah Selatan 21, Jakarta Pusat, DKI Jakarta, Indonesia, 10270.
+6221 5347 710
+6221 5347 720
+6221 5347 730
+6221 530 2200
Kantor Iklan
Menara Kompas Lantai 2, Jalan Palmerah Selatan 21, Jakarta Pusat, DKI Jakarta, Indonesia, 10270.
+6221 8062 6699
Layanan Pelanggan
Kompas Kring
+6221 2567 6000