Kesadaran terhadap Penyakit Kawasaki Perlu Ditingkatkan
Oleh
·2 menit baca
Deonisia Arlinta untuk Kompas
Sejumlah orangtua menunggu giliran pemeriksaan anaknya di Poliklinik Anak Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo, Rabu (21/6). Orangtua perlu lebih sadar terhadap penyakit anak agar bisa cepat dan tepat mendapatkan penanganan.
JAKARTA, KOMPAS — Kesadaran masyarakat terhadap penyakit kawasaki perlu ditingkatkan untuk mengurangi angka penderita yang terlambat mendapatkan penanganan. Sebanyak 25 persen penderita yang datang ke dokter spesialis penyakit kawasaki sudah mengalami komplikasi jantung.
Diperkirakan ada 4.000 kasus penyakit kawasaki per tahun di Indonesia. Namun, kasus yang terdeteksi di Indonesia masih jauh dari angka tersebut. ”Tahun lalu saya baru menemukan 100 penderita,” ujar Najib Advani, dokter spesialis anak dan ahli jantung anak yang juga spesialis penanganan penyakit kawasaki di Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo, Jakarta Pusat, Rabu (21/6).
Dari seluruh penderita yang datang ke dokter, sebanyak 25 persen sudah mengalami kerusakan pada pembuluh koroner jantung. Sebagian dapat sembuh, tetapi sebagian lagi terpaksa menjalani hidup dengan jantung yang cacat akibat aliran darah koroner yang terganggu. Bahkan, penderita meninggal akibat kerusakan jantung.
Gejala penyakit umum
Berdasarkan hipotesis sementara, penyakit kawasaki dapat terjadi karena adanya respons imun tubuh akibat infeksi virus yang menyerang saluran pernapasan bagian atas. Gejala penyakit ini hampir sama dengan penyakit pada umumnya sehingga membuat beberapa penderita terlambat ditangani.
Gejala yang biasa timbul adalah demam tinggi selama lima hari, mata merah tanpa kotoran, kelainan pada bibir dan rongga mulut (bibir merah dan pecah, lidah berwarna merah seperti stroberi, rongga mulut merah), pembengkakan pada kelenjar getah bening, timbul ruam pada tubuh, serta kelainan pada telapak tangan dan kaki.
Najib mengatakan, jika timbul gejala demam selama lima hari yang tidak kunjung sembuh, disertai dengan empat gejala lain, diagnosis penyakit kawasaki dapat ditegakkan.
Hingga saat ini belum ditemukan penyebab pasti timbulnya penyakit ini sehingga belum ada cara efektif untuk mencegahnya. Namun, menurut Najib, penyakit kawasaki lebih mudah menyerang masyarakat dengan faktor genetik dari ras Mongol, seperti masyarakat di Korea, China, dan Jepang. Selain itu, penyakit kawasaki juga lebih banyak diderita oleh anak usia balita. (D04)