logo Kompas.id
Ilmu Pengetahuan & TeknologiAkses Edukasi Minim Picu...
Iklan

Akses Edukasi Minim Picu Kehamilan Remaja

Oleh
· 2 menit baca

SEMARANG, KOMPAS — Lemahnya akses pendidikan, edukasi kesehatan, dan ekonomi masyarakat memicu maraknya perkawinan anak dan kehamilan remaja di Kabupaten Rembang, Jawa Tengah. Sekitar 50 persen perempuan usia 15-24 tahun di daerah tersebut hamil pertama sebelum usia 20 tahun. Hal tersebut terungkap dalam paparan Diseminasi Hasil Baseline dan Lokakarya Perkawinan Anak dan Kehamilan Remaja di Rembang, Selasa (18/4), di Kota Semarang, Jawa Tengah. Penelitian dilakukan Credos Institute untuk program Yes I Do. Program tersebut diinisiasi Plan International Indonesia, RutgersWPF Indonesia, dan Aliansi Remaja Independen.Penelitian dimulai Januari 2017 di empat desa di Kabupaten Rembang, yakni Desa Woro, Sendangmulyo, Menoro, dan Mojosari. Responden berjumlah 262 orang yang sudah menikah, terdiri dari 102 laki-laki dan 160 perempuan. Mereka berusia 12-24 tahun yang sebagian besar berpendidikan SMP (53,4 persen) dan SMA (41,1 persen).Peneliti Credos Institute Bidang Kesehatan Masyarakat, Yodi Christiani, mengatakan, angka perkawinan anak di Rembang cukup tinggi. Prevalensi perempuan usia 20-24 tahun yang menikah sebelum usia 18 tahun mencapai 33,1 persen. Angka tersebut lebih tinggi dari rata-rata nasional sebesar 25,4 persen dan daerah Jateng 20 persen. "Risiko anak perempuan untuk menikah dini 36 kali lebih besar dari anak laki-laki," ujarnya. Perkawinan dini ini menyebabkan kehamilan di bawah usia 20 tahun. Kondisi tersebut berdampak pada tingginya angka kematian ibu, masalah kesehatan anak, dan kematian anak. Di Rembang, rata-rata perempuan menikah pada usia 18 tahun dan laki-laki pada 20 tahun.Yodi mengatakan, masalah perkawinan anak dan kehamilan remaja mesti diselesaikan dari hulu ke hilir. Mulai dari peningkatan akses pendidikan anak hingga pembenahan perekonomian daerah. Direktur Eksekutif Perkumpulan Keluarga Berencana Indonesia (PKBI) Jateng Elisabet SA Widyastuti mengatakan, anak dan remaja membutuhkan pendidikan seksualitas yang komprehensif. Selama ini, pendidikan seksualitas yang ada tak memberi informasi tentang hak-hak kesehatan reproduksi, relasi jender, kemampuan komunikasi, metode kontrasepsi, dan kekerasan dalam berpacaran. (KRN)

Editor:
Bagikan
Logo Kompas
Logo iosLogo android
Kantor Redaksi
Menara Kompas Lantai 5, Jalan Palmerah Selatan 21, Jakarta Pusat, DKI Jakarta, Indonesia, 10270.
+6221 5347 710
+6221 5347 720
+6221 5347 730
+6221 530 2200
Kantor Iklan
Menara Kompas Lantai 2, Jalan Palmerah Selatan 21, Jakarta Pusat, DKI Jakarta, Indonesia, 10270.
+6221 8062 6699
Layanan Pelanggan
Kompas Kring
+6221 2567 6000