Anjing Terbukti Efektif Mendeteksi Orang yang Terinfeksi Covid-19
Serangkaian penelitian telah membuktikan, anjing sangat efektif untuk mendeteksi orang yang terinfeksi Covid-19. Anjing bisa menemukan orang yang terpapar Covid-19 dengan mengendus keringat.
Oleh
AHMAD ARIF
·3 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Tim peneliti yang berafiliasi dengan beberapa institusi di Perancis dan Uni Emirat Arab telah menemukan bahwa anjing efektif untuk mendeteksi orang yang terinfeksi Covid-19. Anjing bisa menemukan orang yang terserang Covid-19 dengan mengendus keringat.
Temuan ini dipublikasikan jurnal PLOS One edisi Juni, yang diakses pada Sabtu (4/6/2022). Penulis pertama kajian ini adalah Dominique Grandjean dari Alfort School of Veterinary Medicine, University Paris-Est.
Penelitian sebelumnya menunjukkan, anjing dapat mencium bau seseorang di dekat mereka yang memiliki penyakit, seperti kanker. Beberapa studi juga menunjukkan anjing mungkin dapat melakukan hal yang sama dengan Covid-19. Untuk mengetahui apakah memang demikian, para peneliti menguji kemampuan mengendus beberapa anjing yang dihadapkan dengan beberapa sampel keringat.
Untuk menguji kemampuan mereka mengenali Covid-19, beberapa anjing dilatih untuk mengendus sampel keringat manusia dan mereka akan duduk jika mendeteksi virus. Pelatihan dilakukan dengan cara mirip yang dilakukan pada anjing yang dilatih untuk mengendus bahan peledak.
Setelah diuji, anjing-anjing itu dibawa ke Sekolah Kedokteran Hewan Alfort (Alfort School of Veterinary Medicine) di mana kerucut telah dipasang dengan sampel keringat di dalamnya.
Semua anjing mengendus sampel keringat yang dikumpulkan dari 355 sukarelawan manusia. Para peneliti menemukan bahwa 97 persen anjing akurat dalam mengidentifikasi orang-orang yang telah dites positif dengan tes PCR. Anjing-anjing ini juga mampu mendeteksi orang yang terinfeksi Covid-19 walaupun tidak mengalami gejala apa pun dengan akurasi 100 persen.
Dalam tes lain, anjing ditemukan lebih akurat dalam mengidentifikasi orang dengan Covid-19 daripada tes antigen, yang merupakan jenis tes yang paling umum digunakan di rumah.
Para peneliti mencatat bahwa sampel keringat dikumpulkan dari ketiak, dari belakang leher, dan dari masker wajah bekas. Hal ini menunjukkan bahwa sampel dapat dikumpulkan dari beberapa bagian tubuh.
Para peneliti menemukan bahwa 97 persen anjing akurat dalam mengidentifikasi orang-orang yang telah dites positif dengan tes PCR.
Mereka menunjukkan bahwa anjing jauh lebih cepat dalam mendeteksi Covid-19 daripada tes apa pun yang telah dibuat manusia, memberikan hasil hampir seketika. Satu-satunya kelemahan yang dapat ditemukan tim adalah terbatasnya ketersediaan anjing terlatih.
Di bandara
Temuan ini menguatkan penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Anu Kantele dan tim dari University of Helsinki and Helsinki University Hospital, yang menemukan anjing pelacak terlatih secara akurat mendeteksi penumpang bandara yang terinfeksi SARS-CoV-2, virus penyebab Covid-19. Temuan ini diterbitkan dalam jurnal akses terbuka BMJ Global Health pada 16 Mei 2022.
Dalam kajian ini, Kantele menemukan, metode deteksi Covid-19 menggunakan anjing akan sangat berharga, tidak hanya pada tahap awal pandemi ketika sumber daya lain mungkin belum tersedia, tetapi juga untuk membantu mengatasi pandemi yang sedang berlangsung.
Anjing memiliki indera penciuman yang sangat tajam dan dapat mencium bau pada tingkat serendah satu bagian per triliun, jauh melebihi teknik mekanis yang tersedia. Diperkirakan bahwa mereka mampu mendeteksi senyawa organik volatil berbeda yang dilepaskan selama berbagai proses metabolisme dalam tubuh, termasuk yang dihasilkan oleh infeksi bakteri, virus, dan parasit.
Data awal menunjukkan bahwa anjing dapat dilatih dalam beberapa minggu untuk mendeteksi sampel dari pasien dengan infeksi Covid-19, dengan tingkat akurasi yang sebanding dengan tes usap hidung dan tenggorokan PCR standar.
Untuk menguji kemampuan deteksi anjing, 420 sukarelawan memberikan masing-masing empat sampel usap kulit. Keempat anjing itu masing-masing mengendus sampel kulit dari 114 sukarelawan yang dites positif SARS-CoV-2 pada tes usap PCR dan dari 306 yang dites negatif. Sampel disajikan secara acak untuk setiap anjing selama tujuh sesi percobaan.
Secara keseluruhan, akurasi diagnostik dari semua sampel yang diendus adalah 92 persen: sensitivitas gabungan—keakuratan mendeteksi mereka yang terinfeksi—adalah 92 persen dan spesifisitas gabungan—keakuratan mendeteksi mereka yang tidak terinfeksi—adalah 91 persen.