Mitos Diet Air Lemon
Minum air lemon diklaim menurunkan berat badan. Namun, itu hanya mitos tanpa bukti ilmiah. Susutnya berat badan setelah minum air lemon lebih karena tubuh terhidrasi dengan baik dan terbatasinya asupan kalori.
Sejak sebelum pandemi Covid-19, infused water menggunakan irisan buah lemon jadi tren di masyarakat. Selain menjadi sumber asupan vitamin C yang baik, air dengan campuran potongan lemon itu diklaim bisa membantu menguruskan badan. Untuk mendapat manfaat lebih, sejumlah orang mencampurnya dengan bahan alam lain, seperti daun mint atau madu.
Kini, di masa transisi menuju endemi Covid-19, muncul kembali wacana meminum air yang dicampur jus lemon dengan iming-iming serupa, menguruskan badan. Meski meminum air dengan campuran jus lemon bukanlah ide baru, ”janji” untuk bisa mengurangi berat badan dengan cepat membuat banyak orang terpesona ”sihir” air lemon.
Beberapa waktu terakhir, muncul video di media sosial tentang mengonsumsi kopi yang dicampur air lemon tanpa gula saat perut masih kosong di pagi hari. Tindakan itu juga diklaim bisa mengurangi perut buncit dan menurunkan berat tubuh. Klaim makin tampak meyakinkan karena disampaikan beberapa orang yang mengaku tenaga kesehatan dari luar negeri.
Tren meminum air lemon itu sedikit mengubah kebiasaan sebagian orang yang biasanya mengawali hari dengan minuman berkafein, baik kopi maupun teh, serta mengganti kegemaran minum minuman bersoda atau jus buah pada siang hari. Kekuatan persebaran informasi dari mulut ke mulut dan media sosial membuat banyak orang meyakini klaim manfaat air lemon.
Lemon memang mengandung banyak vitamin dan mineral. Meminum infused water dengan lemon sepanjang hari juga membantu orang tetap terhidrasi karena kebutuhan tubuh akan air minum terpenuhi. Namun, banyak klaim manfaat air lemon itu sebenarnya tidak memiliki landasan ilmiah yang kuat alias hanya mitos.
Air lemon teruji memperkuat sistem kekebalan tubuh dan mencegah terjadinya infeksi. Buktinya, orang yang rutin minum air lemon lebih tahan terhadap sejumlah penyakit infeksi saluran napas, seperti pilek, batuk, dan influenza.
Klaim utama manfaat air lemon adalah bisa membantu mereka yang rutin meminum air lemon untuk menurunkan berat badan dan menjaganya tetap stabil atau tidak naik kembali. Seperti ditulis Joe Leech di Medical News Today, 14 Mei 2020, lemon mengandung serat yang disebut pektin. Serat ini membantu mengurangi nafsu makan dan asupan kalori dalam tubuh.
Namun, banyak yang tidak sadar bahwa air lemon sejatinya adalah jus lemon yang diencerkan. Akibatnya, kandungan pektin dalam air lemon hanya tersisa sedikit. Terlebih, kandungan serat pangan satu buah lemon segar berukuran 100 gram, sesuai Data Komposisi Pangan Indonesia Kementerian Kesehatan 2018, hanya 0,1 gram.
Joanne Lewsley di Livescience, 27 April 2022, juga menulis, salah satu klaim air lemon adalah bisa memperbaiki sistem pencernaan, memperbaiki metabolisme tubuh, dan mendetoksifikasi atau mengeluarkan racun yang ada dalam tubuh melalui urine atau feses.
Nyatanya, berbagai makanan dan minuman yang diklaim bisa mendetoksifikasi tubuh, termasuk air lemon, tidak didasarkan pada bukti ilmiah yang kuat. Secara alami, air tanpa campuran apa pun, adalah zat diuretik yang efektif untuk mendorong buang air kecil atau air besar. Selain itu, makanan apa pun yang mengandung kalium atau potasium, termasuk lemon, bisa meningkatkan produksi urine.
Baca juga : Berpikir Jernih Sehabis Detoks
Air lemon juga disanjung karena dianggap bersifat alkali alias bisa mengurangi tingkat keasaman tubuh sehingga dipercaya bisa membantu mencegah kanker. Sejumlah orang yakin sel-sel kanker tidak dapat berkembang dalam lingkungan basa alias kadar keasamannya rendah.
Makanan yang bersifat alkali mudah ditemukan pada berbagai buah dan sayur, termasuk lemon, sehingga mengonsumsinya bermanfaat baik bagi kesehatan. Namun, American Institute for Cancer Research (AICR) pada 2 November 2020 sudah menegaskan bahwa makanan atau minuman yang dikonsumsi seseorang tidak memengaruhi keasaman darah atau sel-sel dalam tubuhnya.
”Tubuh bekerja keras untuk mengatur dan mempertahankan tingkat keasaman dalam darah. Bagian tubuh yang berbeda juga memiliki tingkat keasaman berbeda. Bahkan, lambung menjadi lebih asam untuk memecah makanan yang masuk. Karena itu, diet alkali kemungkinan tidak akan memberi hasil sesuai harapan,” tulis Alice RD dari AICR.
Mitos lain tentang air lemon adalah dapat meningkatkan kecerdasan atau inteligensia. Minum air apa pun secara mencukupi, baik air putih biasa maupun dengan tambahan lemon, akan membuat tubuh terhidrasi dengan baik. Konsekuensinya, orang yang terhidrasi akan mudah fokus dan konsentrasi serta mengoptimalkan suasana hati dan daya memori. Konsumsi air yang cukup bisa mendorong kesehatan mental lebih baik.
Kandungan
Di balik berbagai klaim atas manfaat lemon yang belum terbukti, lemon sudah sejak lama digunakan sebagai obat herbal keluarga. Air lemon teruji memperkuat sistem kekebalan tubuh dan mencegah terjadinya infeksi. Buktinya, orang yang rutin minum air lemon lebih tahan terhadap sejumlah penyakit infeksi saluran napas, seperti pilek, batuk, dan influenza.
Manfaat terhadap imunitas tubuh itu merupakan konsekuensi dari tingginya kandungan vitamin C dalam lemon, sekitar 55 persen angka kebutuhan gizi harian. Vitamin C merupakan sumber antioksidan yang kuat.
Antioksidan adalah senyawa yang membantu melindungi sel-sel tubuh dari kerusakan sehingga ikut mengurangi banyak risiko kesehatan. Perlindungan sel itu dilakukan antioksidan dengan membersihkan radikal bebas. Ketika terjadi stres oksidatif, yaitu saat radikal bebas dalam tubuh melimpah hingga melebihi kapasitas tubuh untuk menetralkannya, tubuh akan semakin rentan terhadap berbagai penyakit, mulai dari penyakit kardiovaskular, diabetes, obesitas, hingga kanker.
Baca juga : Diet Sehat Lebih Ampuh Dibandingkan Obat Penyakit Metabolik
Vitamin C juga bermanfaat bagi kesehatan kulit dan penyembuhan luka. Julliet M Pullar dan rekan dalam jurnal Nutrients, Agustus 2017, menyebut vitamin C yang dikonsumsi melalui makanan atau minuman membantu kulit sembuh lebih cepat dan mengurangi bekas munculnya luka lebih baik dibandingkan vitamin C yang dioleskan pada kulit.
Sementara studi Dan-Bi Kim dan rekan di jurnal Food Chemsitry, 1 Maret 2016, menemukan vitamin C dalam campuran jus berbasis sitrus membantu menekan pembentukan kerutan pada tikus tidak berbulu dan merangsang lebih baik produksi kolagen alias protein untuk pembentukan tulang, sendi, otot, kulit, dan gigi. Karena itu, vitamin C bagus untuk mencegah munculnya tanda penuaan.
Selain vitamin C, lemon dan kelompok buah sitrus lainnya, seperti jeruk, grapefruit, dan jeruk nipis, juga kaya akan flavonoid, yaitu senyawa aktif yang bisa memperbaiki sel rusak akibat radikal bebas. Peran flavonoid yang banyak terdapat pada tumbuhan ini mirip dengan antioksidan sehingga bisa mengurangi risiko berbagai penyakit degeneratif.
Flavonoid juga dapat mengurangi peradangan dalam tubuh. Dori R Germolec dan rekan dalam jurnal Methods in Molecular Biology, 2018, menunjukkan, peningkatan stres oksidatif dalam tubuh akan meningkatkan inflamasi kronik yang menyebabkan sejumlah penyakit, termasuk penyakit artritis dan autoimun.
Tak hanya itu, studi Ayman M Mahmoud dan rekan di jurnal Oxidative Medicine and Cellular Longevity, 10 Maret 2019, melaporkan bahwa antioksidan dan flavonoid pada buah sitrus dapat memperbaiki kesehatan jantung dan penanda kesehatan metabolik tubuh, termasuk toleransi glukosa, sensitivitas insulin, dan metabolisme lemah.
Sementara itu, kandungan kalsium dan kalium (potasium) lemon juga dapat membantu mengurangi tekanan darah. Studi Yoji Kato dan rekan di Journal of Nutrition and Metabolism, 10 April 2014, menunjukkan bahwa perempuan yang mengonsumsi lemon tiap hari dan mengimbanginya dengan olahraga teratur memiliki tekanan darah lebih rendah dibandingkan yang tidak mengonsumsi lemon.
Lemon juga mengandung sedikit energi, lemak, karbohidrat, protein, dan gula dibandingkan jus jeruk atau soda. Karena itu, meski segelas air lemon seolah tidak memberikan banyak nutrisi, air lemon adalah minuman sehat karena rendah kalori, rendah gula, dan kaya vitamin C. Mengonsumi air lemon secara teratur sebagai pengganti soda atau jus buah tentu akan mengurangi asupan kalori dalam tubuh sehingga bisa menguruskan badan.
Baca juga : Tubuh Perempuan yang "Belum Merdeka"
Sebagai gambaran, lanjut Leech, jika satu buah lemon diganti dengan setengah buah jeruk, hal itu akan menghasilkan minuman dengan jumlah kalori dua kali lebih banyak, tiga kali lebih banyak gula, dan kandungan vitamin C yang lebih sedikit. Sementara untuk soda, kandungan gula dan energinya tentu akan lebih besar dan vitamin C-nya akan lebih sedikit dibandingkan air lemon.
”Dengan meminum air lemon daripada jus buah atau soda, tentu akan memangkas asupan kalori hingga bisa menurunkan berat badan,” tulis Lewsley.
Terpenuhinya kebutuhan air bagi tubuh melalui konsumsi air lemon ataupun infused water lemon juga membantu kita untuk tetap terhidrasi dan mengurangi penyimpanan air dalam tubuh yang ujungnya bisa membantu penurunan berat badan. Namun, sekali lagi, itu disebabkan oleh konsumsi air yang mencukupi, bukan akibat lemonnya.
Lemon juga dimanfaatkan sebagai terapi untuk mengatasi batu ginjal. Angela M Bell di Medical News Today, 3 Desember 2020, menyebut meminum air lemon tampaknya menjadi metode paling efektif di antara terapi konvensional lain serta menjadi pengobatan alternatif yang berguna dalam mengatasi batu ginjal.
Batu ginjal adalah penumpukan mineral tertentu di ginjal, yang umumnya berupa kalsium oksalat. Perawatan batu ginjal paling umum adalah menggunakan senyawa sitrat. Meningkatnya senyawa sitrat dalam tubuh, yang salah satu sumbernya adalah lemon, bisa mencegah pembentukan batu ginjal dengan menghentikan kalsium mengikat senyawa lain.
Kurang minum adalah penyebab utama batu ginjal. Karena itu, minum banyak air dapat mencegah batu ginjal, baik itu mengandung lemon maupun tidak. Meminum banyak air juga akan meningkatkan rasa kenyang dan mendorong sedikit metabolisme tubuh yang dapat membantu menurunkan berat badan.
Karena itu, walau air lemon bisa mencegah pembentukan batu ginjal dan membantu menghancurkannya, pencegahan batu ginjal sebenarnya bisa dilakukan dengan mengonsumsi air saja, tanpa tambahan lemon, secara mencukupi. Bagaimanapun, upaya kesehatan ataupun pencegahan penyakit bisa dilakukan dengan cara yang mudah dan murah.
Risiko
Meski lemon mengandung banyak manfaat, nyatanya konsumsi lemon tetap berisiko. Tingginya kandungan asam air lemon bisa membuat email atau enamel yang merupakan bagian terluar gigi manusia mengalami erosi atau terkikis. Erosi enamel itu membuat bagian dentin gigi akan terekspos sehingga meningkatkan sensitivitas gigi dan risiko gigi berlubang.
Dentin adalah lapisan di bawah enamel yang memiliki banyak rongga kecil yang terhubung dengan saraf gigi. Jika enamel rusak, cairan panas atau dingin akan masuk ke lubang-lubang kecil tersebut sehingga menimbulkan rasa ngilu dan nyut-nyutan atau sering dikenal sebagai gigi sensitif.
Agar asam pada lemon tidak merusak gigi, sikatlah dan bilaslah gigi dengan air biasa sebelum dan sesudah mengonsumsi air lemon. Selain itu, gunakan jus lemon segar, bukan jus lemon terkonsentrasi yang banyak dijual di pasaran. Minum air lemon menggunakan sedotan juga bisa meminimalkan kontak air lemon dengan enamel gigi.
Namun, tambah Lewsley, sikat gigi sesudah meminum air lemon hendaknya dilakukan satu jam setelah meminum air lemon. Waktu istirahat yang cukup ini untuk memberi waktu bagi gigi memulihkan diri setelah terpapar air lemon. Asam air lemon bisa melembutkan enamel gigi. Jika sesudah meminum air lemon langsung menyikat gigi, itu sama saja dengan mempercepat proses perusakan gigi.
Jadi, meminum air lemon atau infused water lemon itu baik. Namun, bukan lemon yang membuat tubuh lebih kurus, tetapi karena tubuh terhidrasi dengan baik dan berkurangnya asupan kalori. Karena itu, teruskan meminum air lemon, tetapi jangan terlalu berharap akan membuat perut buncitmu menyusut atau berat badanmu turun.