Tersisa 10 Ekor Vaquita di Alam, Masih Ada Kesempatan Tak Menjadikannya Punah
Kelimpahan alami vaquita yang rendah telah memungkinkan mereka untuk secara bertahap membersihkan varian gen resesif yang sangat merusak yang mungkin berdampak negatif pada kesehatan mereka di bawah perkawinan sedarah.
Oleh
ICHWAN SUSANTO
·5 menit baca
Pesut vaquita yang hanya hidup di Laut Cortez di Meksiko saat ini tercatat tersisa 10 ekor. Jenis mamalia laut yang berada di ambang kepunahan tersebut masih bisa bertahan jika ancaman terbesarnya diatasi.
Kehidupan keluarga pesut (porpoise) yang memiliki panjang 1,2-1,5 meter (4-5 kaki) itu dihadapkan pada ancaman tertingginya, yaitu tersangkut jaring ikan. Spesies yang bernapas dengan paru-paru tersebut jika tersangkut dan terjebak pada jaring insang (gillnet) tidak akan bisa naik ke permukaan untuk menghirup udara.
Dalam jurnal Science, 5 Mei 2022, para peneliti meyakini jika aktivitas jaring insang ini dihentikan dan aturannya ditegakkan, vaquita akan dapat bertahan hidup. Ini meskipun jumlahnya hanya tersisa 10 ekor sehingga perkembangbiakannya mau tidak mau sangat berpotensi untuk melakukan kawin sedarah.
Hasil riset para peneliti tersebut didasarkan pada analisis genetik oleh para ahli biologi University of California Los Angeles (UCLA) di Amerika Serikat. Mereka memprediksi vaquita tetap relatif sehat dan bertahan hidup jika penggunaan jaring insang benar-benar segera dihentikan.
Dibandingkan dengan spesies lain, vaquita memiliki peluang lebih tinggi untuk pulih dari populasi ekstrem tanpa menderita konsekuensi genetik yang parah dari perkawinan sedarah. (Jacqueline Robinson)
”Menariknya, kami menemukan vaquita tidak ditakdirkan oleh faktor genetik, seperti mutasi berbahaya, yang cenderung memengaruhi banyak spesies lain yang kumpulan gennya telah berkurang ke titik yang sama,” kata Christopher Kyriazis, mahasiswa doktoral UCLA di bidang ekologi dan biologi evolusioner. Kyriazis adalah salah satu penulis utama penelitian itu, dalam siaran pers UCLA, 5 Mei 2022.
Habitat pesut vaquita, yaitu di Laut Cortez atau juga disebut Teluk California di Meksiko, juga menjadi tempat hidup bagi jenis ikan totoaba. Spesies ikan yang juga terancam punah karena perburuan tersebut berharga mahal di pasar banyak negara karena diyakini berkhasiat untuk pengobatan.
Meksiko sebenarnya telah melarang penangkapan ikan totoaba dan penggunaan jaring insang di perairan itu. Namun, implementasi dan penegakan hukumnya dinilai belum berjalan baik.
Analisis genom
Dalam riset tersebut, para peneliti menganalisis genom 20 vaquita yang hidup antara 1985-2017 dan melakukan simulasi komputasi untuk memprediksi risiko kepunahan spesies selama 50 tahun ke depan. Mereka menyimpulkan bahwa jika penangkapan ikan dengan gillnet segera dihentikan, vaquita memiliki peluang pemulihan yang sangat tinggi, bahkan dengan perkawinan sedarah. Namun, jika praktiknya berlanjut, bahkan dalam jumlah sedang, prospek pemulihan kurang cerah.
”Dibandingkan dengan spesies lain, vaquita berpeluang lebih tinggi untuk pulih dari populasi ekstrem tanpa menderita konsekuensi genetik yang parah dari perkawinan sedarah,” kata rekan penulis Jacqueline Robinson, sarjana post-doktoral di UC San Francisco yang memperoleh gelar doktor dalam biologi di UCLA.
Lebih lanjut, ia mengatakan, keragaman genetik pada vaquita tidak begitu rendah sehingga menjadi ancaman bagi kesehatan dan kesinambingannya. Hal itu mencerminkan kelangkaan alami pesut vaquita.
Keragaman genetik merupakan ukuran perbedaan yang ada di seluruh genom di antara individu-individu dalam suatu populasi. Populasi yang besar cenderung memiliki banyak perbedaan. Populasi yang lebih kecil atau rusak secara alami memiliki lebih sedikit perbedaan sehingga menghasilkan individu yang lebih mirip secara genetik.
Kesamaan itu sering kali dapat menghasilkan insiden mutasi berbahaya yang lebih besar yang membahayakan populasi karena individu lebih mungkin mewarisi gen yang sama dari kedua orangtuanya, kata penulis senior Kirk Lohmueller, profesor ekologi dan biologi evolusioner UCLA dan genetika manusia. Pandangan yang berlaku dalam biologi konservasi dan genetika populasi adalah bahwa populasi kecil dapat mengakumulasi mutasi yang merusak.
”Namun, temuan kami bahwa vaquita kemungkinan memiliki lebih sedikit mutasi yang sangat merusak yang bersembunyi di populasi. Artinya, mereka lebih siap untuk bertahan dari perkawinan sedarah di masa depan, yang menjadi pertanda baik bagi pemulihan mereka secara keseluruhan,” kata Lohmueller.
Jadi apa yang melindungi vaquita dari bahaya genetik perkawinan sedarah? Sebagian besar berkaitan dengan fakta bahwa mamalia laut itu selalu menjadi populasi kecil di habitat yang sangat kecil di ujung utara teluk, sebut para peneliti. Sementara jumlah historis vaquita tidak diketahui, survei komprehensif pertama pada tahun 1997 menghitung kira-kira terdapat 570 ekor dan jumlahnya terus menurun selama 25 tahun terakhir.
”Kelimpahan alami vaquita yang rendah telah memungkinkan spesies itu untuk secara bertahap membersihkan varian gen resesif yang sangat merusak yang mungkin berdampak negatif pada kesehatannya di bawah perkawinan sedarah,” kata Robinson.
Faktanya, kata dia, dari 12 spesies mamalia laut (termasuk vaquita) yang dianalisis secara genetik, vaquita memiliki jumlah mutasi yang berpotensi berbahaya paling rendah.
Sementara interaksi antara ukuran populasi kecil, perkawinan sedarah, dan variasi genetik yang berbahaya merupakan hal yang kompleks, pendekatan yang digunakan oleh tim dalam penelitian ini dapat membantu menjelaskan dinamika ini. Dengan kumpulan data genom, peneliti memiliki kemampuan untuk mengatasi kompleksitas itu.
”Spesies dapat bervariasi dalam tingkat variasi genetik yang berbahaya, dan mereka tidak akan terpengaruh dengan cara yang sama persis dengan pengurangan ukuran populasi atau perkawinan sedarah. Sekarang ada banyak contoh spesies pulih dari penurunan ekstrem" kata Robinson
Yang menggembirakan, vaquita yang masih hidup di Teluk California utara secara aktif bereproduksi dan tampak sehat. Namun, jaring insang pemburu terus menimbulkan ancaman eksistensial bagi spesies tersebut, dan kecuali tindakan lebih lanjut diambil untuk melindungi pesut vaquita, ada kemungkinan besar mereka akan punah.
Kehilangan itu akan menjadi tragedi besar, kata penulis senior studi tersebut, Robert Wayne dari UCLA. Ia menuturkan, vaquita merupakan simbol dari keanekaragaman unik yang ditemukan di Teluk California, yang disebutkan oleh John Steinbeck dalam buku The Log From the Sea of Cortez tahun 1951.
”Ini mewakili garis keturunan evolusi yang unik, tidak ada spesies serupa di mana pun di dunia, dan kehilangannya akan merampas ekosistem pemangsa penting yang beradaptasi dengan ekosistem unik ini,” kata Wayne yang juga profesor ekologi dan biologi evolusioner dan profesor Institut Kedokteran Howard Hughes.