Ditemukan Bakteri Baru yang Menempel pada Plastik di Lautan
Untuk mengungkap misteri ”plastisphere” atau komunitas mikroba yang menempel di plastik ini, tim peneliti sengaja menenggelamkan dua jenis plastik, poliuretan dan polistirena, di Atlantik Timur Laut.
Oleh
AHMAD ARIF
·4 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Ilmuwan Universitas Newcastle menemukan sekumpulan bakteri yang kerap menempel pada plastik di laut dalam. Selain bakteri yang bersifat patogen, juga ditemukan strain baru bakteri yang mampu mendegradasi plastik.
Temuan ini dilaporkan di jurnal Environmental Pollution Volume 305, Juli 2022, tetapi edisi daring bisa diakses pada Kamis (29/4/2022). Penelitian ini dipimpin oleh Max Kelly, mahasiswa program doktoral di Newcastle University’s School of Natural and Environmental Sciences..
Untuk mengungkap misteri plastisphere atau komunitas mikroba yang menempel di plastik ini, tim peneliti sengaja menenggelamkan dua jenis plastik, poliuretan dan polistirena, di Atlantik Timur Laut. Sampel dibiarkan selama 420 hari dari Juli 2015 sampai September 2016 di kedalaman 1.796 meter, sebelum kemudian diangkat untuk mengetahui sekelompok bakteri pencinta plastik.
Laut dalam adalah ekosistem terbesar di bumi dan kemungkinan merupakan tempat pembuangan akhir untuk sebagian besar plastik yang memasuki lingkungan laut. (Max Kelly)
Para ilmuwan menemukan campuran bakteri hidup yang beragam dan ekstrem yang menempel pada plastik, termasuk Calorithrix, yang juga ditemukan di sistem ventilasi hidrotermal laut dalam dan Spirosoma, yang sebelumnya telah ditemukan dari lapisan es Kutub Utara. Bakteri lain termasuk Marine Methylotrophic Group 3, sekelompok bakteri yang diisolasi dari rembesan metana laut dalam, dan Aliivibrio, patogen yang berdampak negatif pada industri budidaya ikan. Temuan ini, terutama keberadaan Aliivibrio, menimbulkan kekhawatiran tentang dampak buruk plastik di lautan.
Para peneliti juga menemukan strain bakteri Halomonas titanicae, yang pertama kali diisolasi dari kapal RMS Titanic yang tenggelam pada 1912. Jika mikroba Halomonas titanicae merupakan pemakan karat, para peneliti juga menemukan strain baru yang bakteri ini yang suka menempel pada plastik dan mampu mendegradasi plastik dengan kristalinitas rendah.
”Laut dalam adalah ekosistem terbesar di bumi dan kemungkinan merupakan tempat pembuangan akhir untuk sebagian besar plastik yang memasuki lingkungan laut, tetapi ini adalah tempat yang menantang untuk dipelajari. Menggabungkan para ahli laut dalam, insinyur, dan ahli mikrobiologi kelautan, tim kami membantu menjelaskan komunitas bakteri yang dapat menempel pada plastik untuk mengungkap nasib akhir plastik laut dalam,” kata Kelly, dalam rilis yang dikeluarkan Universitas Newcastle.
Berdasarkan temuan di lapangan, studi ini mengategorikan plastisphere menjadi tiga komunitas berbeda untuk menjelaskan implikasi ekologis komunitas ini dan untuk mengidentifikasi bakteri yang diperkaya plastik di laut dalam. Pertama, bakteri generalis yaang mengolonisasi permukaan, terlepas dari bahannya dan dapat ditemukan pada plastik dan komunitas yang tidak terkait dengan plastik tetapi berbeda dari mikroorganisme planktonik.
Komunitas ini diwakili oleh 8 persen dari total varian yang ditemukan dan menyumbang 92 persen dari plastisphere laut dalam. Hal ini menunjukkan mayoritas taksa plastisphere lebih memilih gaya hidup menetap daripada preferensial menempel pada plastik dibandingkan dengan substrat keras lainnya.
Kedua, bakteri berasosiasi sementara yang didefinisikan sebagai anggota oportunistik acak dari kumpulan yang ditemukan secara tidak konsisten menempel plastik dan bervariasi antara substrat dan dalam komunitas planktonik. Komunitas ini terdiri dari taksa yang diperkaya secara tidak signifikan yang sering kali hanya mengolonisasi satu substrat, terhitung 7 persen dari plastisphere.
Sementara ketiga taksa yang diperkaya secara signifikan yang menunjukkan afinitas untuk tumbuh pada permukaan hidrofobik plastik. Taksa ini ditemukan dalam proporsi komunitas yang jauh lebih besar dibandingkan dengan substrat keras non-plastik (bukan bakteri planktonik). Taksa ini terdiri dari 1 persen plastisphere laut dalam yang mencakup 28 genera yang ditemukan dalam penelitian ini.
Meskipun sebagian kecil dari mikrobioma plastik, komunitas ini terdiri dari metabolit unik termasuk bakteri hidrokarbonoklastik atau memiliki kemampuan mendegradasi plastik yang harus menjadi fokus penelitian di masa depan.
Sebelumnya, riset yang dipublikasikan di jurnal Scientific Reports pada Selasa (26/4/2022) mengungkapkan bagaimana patogen yang ditularkan melalui air menyebar di lingkungan. Emma Zhang, peneliti dari Department of Pathology, Microbiology, and Immunology, University of California (UC) Davis School of Veterinary Medicine, penulis pertama makalah ini dan tim menemukan tiga parasit yang bisa menumpang pada mikroplastik, yaitu protozoa bersel tunggal Toxoplasma gondii (Tokso), Cryptosporidium (Crypto) dan Giardia.
Crypto dan Giardia bisa menyebabkan penyakit gastrointestinal yang dapat mematikan pada anak kecil dan individu dengan gangguan kekebalan. Sementara tokso dapat menyebabkan infeksi seumur hidup pada manusia dan dapat berakibat fatal bagi mereka yang memiliki sistem kekebalan yang lemah. Infeksi pada ibu hamil juga dapat menyebabkan keguguran atau kebutaan dan penyakit saraf pada bayi.
Selain itu, tokso juga menginfeksi berbagai satwa laut dan membunuh spesies yang terancam punah, termasuk berang-berang Laut Selatan, lumba-lumba Hector, dan anjing laut biarawan Hawaii.